shota

95 18 0
                                    

Shota menatap jam dinding sambil memakan buah, sudah waktunya ibunya pulang bekerja.

Prang!

Shota terkejut kala piring berisi buah dilempar ke arah nya, shota memegang kepalanya yang mulai terasa nyeri.

"Dasar bajingan! Orang tua bajing!"

Shota menghela nafasnya, ayahnya selalu seperti itu. Setiap melihat shota dari samping pasti tempramentalnya meledak-ledak. Shota bangkit dari duduknya, ia menghampiri ayahnya dan memeluk untuk menenangkan.

"Ayah, ini shota. Tenang ayah, tenang"

Genta memegang kepala anaknya, "sho, maafin ayah..." Ucap nya penuh sesal sembari menghapus jejak darah yang mengalir.

"Shota? Kamu kenapa?" Kaget sora segera menghampiri anaknya. Tadi sora mendengar suara barang pecah makanya buru-buru masuk.

Ternyata benar saja, suaminya kambuh lagi. Entah bagaimana akhir-akhir ini genta kerap kali menyakiti shota, sora mengira-ngira mungkin pemicunya karena wajah shota yang mirip dengan mertua nya.

"Sayang. Ini shota anak kita, bukan ayah. Liat baik-baik, shota mirip aku kan?"

Genta mengangguk dan memeluk sora. Badannya gemetar dengan hebat, sora mengelus punggung genta agar segera tenang.

"Sho, kamu ke rumah sakit duluan ya? Nanti ibu nyusul" Pinta sora sambil mengelap darah shota menggunakan ujung lengan bajunya.

"Iya"

Shota langsung mengambil kunci motor dan menyalakan mesin. Kepala shota sudah mulai terasa pening, tapi belum sampai membuatnya lemas. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, makanya shota lebih nyaman berada diluar.

Itu juga salah satu alasan shota selalu bermain di rumah si kembar. Lagipula si kembar juga tidak bertanya-tanya alasan shota selalu bermain, Gisell juga dari dulu selalu senang kalau shota main. Shota lebih nyaman seperti ini, shota lebih nyaman jika tidak ada yang tau mengenai kehidupannya.

Walaupun sekarang, rasanya shota ingin menangis karena dia lelah.

"Idih ada setaan!!!" Tunjuk rehan sambil mengguncang tubuh hian dan toni.

Toni mulai bersembunyi dibelakang hian. Ingat toni dan hian kan? Bocah yang diisengi oleh esok.

"Bukan setan itu han! Itu mah bang sho, bang sho kenapa berdarah?" Tanya hian menghampiri shota.

"Emang berdarah?" Tanya shota. Perasaan tadi shota sudah lap sampai bersih, mungkin keluar lagi.

"Iya! Coba sini nunduk, tuh keluar dari sini bang! Iih sakit itu pasti ya?" Ringis hian melihat luka gores pada pelipis shota.

"Bilangin bang esok sama bang shaka woy cepetan! Ayo ton!" Heboh rehan menarik toni untuk berlari menuju rumah keluarga basukiharja.

"Eh gausah! Dek hian itu panggilin temennya, abang mau jalan ke rumah sakit" Panik shota.

"Biarin aja bang. Kalau bang shota mau jalan, jalan aja. Biarin dua bocah itu, udah sana keburu makin sakit nanti" Perintah hian mendorong shota menuju motornya.

"Tap-"

"Gapapa bang! Nanti hian yang ngomong, dadah bang sho. Semoga dijait yaa" Lambai hian. Shota menghela nafas, yasudah shota jalan saja seperti yang hian bilang.

"Mana? Katanya bang sho berubah jadi setan?! Katanya kepalanya putus?!!" Heboh shaka yang baru saja datang sambil berlari.

Dia shock berat waktu rehan datang-datang tanpa permisi gedor-gedor gerbang. Mana esok sama gisell lagi pergi, terpaksa deh shaka keluar. Betapa terkejutnya shaka waktu cerita diluar akal keluar dari mulut rehan, langsung saja shaka berlari ke rumah shota. Soalnya rumah mereka nggak begitu jauh, cuma beda belokan.

"Ngawur! Si rehan kan tukang kibul, bang sho cuma terluka. Tadi udah jalan ke rumah sakit" Jelas hian membuat shaka tambah panik. Kalau ke rumah sakit berarti parah dong?!

"Gausah khawatir bang! Bang sho sehat, buktinya tadi naik motor sendiri. Udah ah hian mau pulang takut dicariin mami, nanti kalau ketemu toni sama rehan suruh pulang juga ya bang shaka" Pinta hian sambil melambaikan tangannya.

Shaka mengacak rambutnya, sial seharusnya tadi dia nggak usah dengerin cerita kibul si rehan. Soalnya agak meyakinkan gitu, ini gara-gara toni nangis. Jadi shaka kira beneran.

"Woy bocil! Pulang lo berdua, kalau nggak dikejar sama ondel-ondel nanti" Ancam shaka waktu liat toni sama rehan lagi makan es mambo dipinggir lapangan.

Toni langsung ngibrit sambil nangis, dia paling anti sama ondel-ondel. Takut soalnya.

"Bang, kata bang esok kalau boong pantatnya kelap-kelip. Biar aja nanti glow in the dark" Tunjuk rehan tanpa peduli pada omongan shaka. Soalnya kata esok kalau ada ondel-ondel, kasih aja receh nanti dia goyang bang jali. Kalau goyang bang jali, rehan jadi bisa batle dance.

Shaka mendengus, si esok mulai ngajarin yang enggak-enggak ke bocil.



°°°°°



"Elo ribet si cok! Malu-maluin aja! Udah gue bilang cuma mens aja, bayar mahal-mahal cuma buat gitu doang!" Omel gisell yang dari tadi tidak berhenti memukul lengan esok.

"Gausah nabok juga, sakit! Abis gue panik, tiba-tiba ada darah banyak banget. Ya langsung gue tarik lo kerumah sakit" Jawab esok membela diri.

"Maksud gue tuh bilang kek!! Lo tiba-tiba teriak sambil narik gue, gue kira kenapa! Mana pas nyampe disini segala teriak lagi 'tolong! Tolong! Kakak saya pendarahan!' malu banget gue!! Anying banget mana tadi beberapa suster juga ikutan panik!!" Amuk gisell yang menutup wajahnya karena masih merasa malu.

Jadi tadi tuh gisell lagi nyiramin tanemannya lemil, sambil misuh-misuh. Soalnya taneman lemil tuh banyak, terus nggak ada pembantu juga. Yang buat gisell marah juga sambil bersihin rumah, katanya masa rumah segede itu nggak ada pembantu. Intinya gisell marah marah sambil nyapu.

Nggak lama si esok dateng, terus teriak heboh bikin gisell ikutan panik. Terus esok narik gisell buat ikut ke rumah sakit, gisell kira esok yang sakit. Ternyata karena esok ngeliat gisell nembus. Malu-maluin banget.

Mana pas udah sampe ke ruangan dokter, diketawain lagi. Intinya nyampe rumah nanti, bakal gisell amuk si esok. Untungnya dokternya baik hati, jadi tadi dokter kasih gisell pembalut sama bawahan ganti. Yaa walaupun pakai celana rumah sakit si, terus tadi celana nya sama esok ditebus.

Emang si esok ni juara nomor satu yang selalu buat gisell malu.

"Sumpah cok, mending lo jadi diri lo yang dulu aja dah"

"Gimana? Tukang ngomel? Ogah ah, cape gue jadi joker" Gisell memukul kepala esok.

Seharusnya esok yang diperiksa bukan gisell, kali kan otaknya miring makanya jadi nggak jelas gini.

"Loh bang sho itu kak jel, sama cewe!!" Heboh esok langsung ngibrit menghampiri shota. Gisell lagi-lagi menahan malu, soalnya si esok teriak-teriak manggil shota.

'Pantes lah jel dulu lo ngamuk mulu. Adek lo modelan esok yasha' batin gisell terluka.




MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang