Esok menggebrak pintu kamar dengan kencang, dia memukul kasar punggung shaka.
"Kenapa lo ngomong begitu tadi hah?! Untung toko nya lagi sepi! Lo nggak pikirin perasaan kak jijel? Padahal kak jijel anggep lo adek sendiri shak! Jangan kayak gitu nih gue bilangin yak sebagai abang" Nasehat esok sedikit mengomel.
Shaka tidak membalas ucapan esok dan masih tetap tengkurap menyembunyikan wajahnya pada bantal.
"Lo kalau dibilangin anying! Shak, jangan sampe nih yaa kejadian dulu keulang, gue gamau ah!" Geram esok mengguncang tubuh shaka agar mengerti.
"Shak?" Esok memegang pundak shaka sebentar. Ternyata benar dugaan esok, shaka menangis. Haduh ini anak.
"Lo mah kebiasaan! Makanya udah gue bilangin, jangan asal ngucap kalau ujung-ujung nya nyesel gini. Marah-marah nangis, marah-marah nangis! Udah tau perasa, tapi mulutnya suka nggak di kontrol!" Omel esok sambil menepuk-nepuk kepala shaka.
"Cok, makan sini!" Teriak gisell dari bawah.
"Noh, liat kan? Kak gisell ngambek sama lo. Minta maaf ntar ya shak" Perintah esok mengacak-acak rambut shaka.
Esok turun kebawah, dia menghela nafas gusar. Dia dapat melihat gisell dan shota yang sedang duduk di meja makan dan sedikit berdiskusi.
"Shaka mana?" Tanya shota mencari keberadaan bocah itu.
"Haduh, biasa bang. Coba dah lo tengok anaknya. Kali denger kalau lo yang bilang" Pinta esok menatap shota memohon.
"Sekalian nih kasih. Makan, sama ini buat dia!" Kata gisell menyerahkan vitamin c dan piring shaka pada esok.
"Kok gue si kak?" Heran esok. Padahal kan yang nyamperin shaka shota.
"Sekalian elah!"
"Masa si shaka dibeliin vitamin c. Buat gue?" Tanya esok sedih.
"Celamitan lo! Kan tadi udah!" Kesal gisell.
"Kasih sendiri ah! Gue mau makan! Wuis mantap, makanan gue tembus pandang!" Ucap esok melihat piringnya kosong. Dia memandang gisell sambil tersenyum, meminta kakak nya untuk menyedokkannya makan.
"Lama-lama lo nganggep gue pembantu ya cok?!" Kesal gisell tapi menuruti kemauan esok.
"Lah, itu kan gunanya seorang kakak"
Sialan si esok.
Sementara shota sudah duduk dipinggir kasur dan menepuk punggung shaka pelan.
"Shak, bangun" Perintahnya. Namun shaka enggan untuk menuruti.
Shota akhirnya memaksa shaka untuk bangun. Shaka berdiam diri saat shota sudah berhasil mendudukan dirinya disebelah shota. Shota menepuk-nepuk punggung shaka tanpa berbicara sedikit pun, shaka menyandarkan kepala nya pada pundak shota.
"Bang, gue keterlalu nggak si?" Tanya shaka masih dengan air mata terurai. Makanya shak....
"Keterlaluan. Setiap lo kayak gini, lo tau kan jawabannya sendiri?" Shaka tambah melengkung kan bibir nya.
"Kak jijel pasti marah kan sama gue? Pasti kak jijel udah nggak mau anggep gue lagi..."
"Shak, apa yang lo pikirin belum tentu. Gue selalu bilang kan, dunia itu nggak tentu monoton. Lo juga nggak perlu selalu bersikap kayak gitu, kalau lo marah bilang alasan yang sebenernya. Bukan ngomong kasar kayak tadi, jijel nggak bakal tau apa yang lo mau" Nasihat shota.
Selalu kayak gini, pikir shaka. Kalau shota nggak ada pasti shaka sudah jadi orang serabutan yang lebih kasar. Shaka tuh bukannya sengaja bersikap kayak gini, tapi kayak sepontan aja. Sudah gitu shaka orangnya gengsian, jadilah begitu.
"Ish apa si lo aja yang kasih piscok ego!" Tolak gisell ribut-ribut di depan pintu.
"Kasih sendiri elah! Cepet sono kasih! Gih, sekalian lo maki-maki" Perintah esok membuat gisell memukul kepalanya.
"Ringan tangan banget!"
"Ekhem! Shaka! Nih buat lo, kan katanya- lo kenapa shak?" Panik gisell saat melihat wajah sembab shaka. Gisell buru-buru menghampiri shaka.
Shaka mengumpati wajahnya pada shota. Dia memeluk shota karena terkejut dengan kehadiran gisell yang tiba-tiba. Padahal kan gisell lagi marah sama shaka. Bukan shak, teteh mu cuma ngambek.
Gisell menatap shota penasaran, dan shota hanya tersenyum. Oke, gisell mengerti. Pasti masalah tadi.
Gisell menangkup wajah shaka "lo masih marah sama gue?"
Shaka menggeleng, kok jadi dia yang marah? Bukannya gisell yang marah?
"Terus kenapa nangis? Lo sebel sama gue karna ngabisin waktu berdua sama shota? Nggak ngajak lo?" Tanya gisell lagi. Kali ini shaka diam, tapi air mata nya keluar lebih banyak.
"Cry baby" Ledek esok membuat shota menendang esok. Orang lagi serius dia malah bercanda.
Gisell menghapus air mata shaka menggunakan ibu jarinya, "maaf ya shak nggak ngajak lo. Jangan marah lagi sama gue, kita kan baru baikan masa mau marahan lagi. Besok lo abisini waktu main sama shota sepuasnya deh, nggak gue ganggu oke?"
"Gue cuma hangout sama sahabat gue masa nggak boleh? Lagian tadi kita cuma nonton sama makan, yakan sho? Nggak ngapa-ngapain" Shota mengangguk menyetujui.
Shota menatap gisell nanar, oke terjadi lagi. Shota se trong kok orangnya!
"Lo nggak marah sama gue?" Tanya shaka dengan suara bergetar.
"Ngambek gue! Masa cuma gue doang yang anggep lo adek, lo masih belum terima gue ya? Gapapa si shak, gue ngerti kok. Pelan-pelan aja" Kata gisell yang beralih memeluk shaka. Entah kenapa ngeliat shaka nangis, gisell jadi pingin nangis juga.
"Bukan gitu! Gue cuma, cuma spontan aja gara-gara kesel. Nggak bermaksud gitu" Bantah shaka membalas pelukan gisell.
"Manja betul dia gess" Lagi lagi esok dihadiahi tendangan dari shota.
"Diem nggak?" Pinta shota dan esok mengangguk takut.
"Iya tau kok gue" Balas gisell.
'Cemburu nya si shaka emang nyelekit banget, tapi kasian mpe nangis gini' prihatin gisell mengelus surai halus shaka.
"Maafin gue kak jijel" Pinta shaka menatap gisell tulus.
Gisell tersenyum 'anjing, si shaka sekalinya manggil gue kakak minta disayang-sayang'
"Iya iyaa. Aduh sampe nangis gini. Tanggung jawab lo sho!" Bercanda gisell menbuat shota menunjuk dirinya sendiri.
"Yeu si anying! Gue juga mau lah dimanja sama kak jijel, elus adek dong" Pinta esok membuat gisell merinding. Tapi tetap diturutin.
"Mau nambah adek nggak kak jijel?" Tawar shota menaik turun kan alis nya.
"Ogah ah. Punya dua aja gue gumoh, apalagi tiga" Tapi atta punya 10 jel...
"Bang sho pengen di sayang juga itu kak! Peka dong! Sini bang sama gue" Tawar esok membuka lebar tangannya.
"Nggak ah, ntar digrebek warga lagi dikira homo" Tolak shota membuat gisell pingin ketawa. Pasti si esok lagi sakit hati itu, secara disindir tidak langsung sama shota.
Wah gisell sepertinya harus mencari biro jodoh deh buat kedua adiknya. Apalagi shaka, keliatan udah parah gitu. Gisell baru jalan sebentar saja shaka sudah seperti ini, apalagi kalau gisell ajak shota menjelajah. Sudah dibom bardir kali bumi sama shaka. Doa kan gisell ya teman-teman biar gisell dapat membawa kedua komodo ke jalan yang benar.
°°°°°°
Halo guys!
Maaf kalau agak gimana gitu, please jangan hujat aku😔🙏.
Mari kita doakan saja kak jijel berhasil membawa dua komodo kejalan yang benar.
Atau kalian ada yang mau mencalonkan diri jadi adik ipar nya kak jijel?

KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstanding
Fiksi UmumMasuk ke dunia novel dan jadi antagonis, sudah biasa. Tapi nyangka nggak si, kalau seorang aeri harus jadi antagonis di novel bl. Ini semua berawal dari karin, sohib absurd aeri yang mendadak gabut bikin novel bl. Entah ke sialan apa yang menimpa ga...