Gisell menatap sekeliling, ini ada di mana? Kenapa dirinya bisa ada di hamparan luas yang hanya berisikan ilalang tinggi. Tapi suasana ini membuat gisell tenang dan damai. Rasanya seperti semua beban yang harus gisell kerjakan menghilang di ganti dengan perasaan yang ringan. Gisell berlari kesana kemari menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajah nya.
"Gue ngapain disini ya? Tapi gue suka si rasanya damai banget. Boleh nggak si gue disini terus?" Monolog gisell sambil tersenyum dan berlari kecil.
"Sayang, kamu senang ya ada disini?" Tanya seorang wanita yang memeluk gisell dari belakang.
Gisell mengangguk dengan antusias. Dia senang, bukan, dia sangat sangat suka berada disini. Apalagi jika sudah bertemu dengan wanita yang seperti peri ini, rasanya gisell hanya ingin berada disampingnya saja.
"Aeri, tempat kamu bukan disini sayang nya" Ucap wanita itu sambil menangkup wajah gisell.
Gisell menatap wanita itu dengan murung, "emang nya kenapa? Aku suka kok disini. Apalagi kalau udah ketemu sama kakak peri! Kakak peri miriip sama orang yang aku kenal!"
"Aeri, kamu harus kembali. Jangan menyia-nyiakan kesempatan terakhir yang sudah susah payah diraih oleh **" Ucap wanita itu membuat gisell mengernyit. Maksudnya siapa?
"Ingat aeri, siapkan rencana kamu lagi dari awal. Jangan salah menilai seseorang, lihat betul-betul akar masalah itu datang dari mana" Ingat wanita itu lalu memeluk gisell dengan erat.
"Ingat itu aeri"
"ASEKK MANG! AHE! AHE!" Gisell mengerjap tak kala suara heboh milik hanan mengagetkannya dalam tidur lelapnya.
"Inilah pasangan legend kelas kami temen-temen, tidur pun serasi betul" Monolog hendri merekam gisell dan shota yang saling menopang kepala.
"Kkkk, eh si gisell bangun bego. Pasti gegara si hanan tuh" Ucap milly menepuk-nepuk hendri untuk tidak merekam gisell lagi sebelum anaknya sadar.
"Udah sampe mana ini?" Tanya gisell melihat jam tangannya, sudah jam tujuh lewat sepuluh malam.
"Udah dikit lagi nyampe hotel agaknya" Jawab milly yang masih setia memperhatikan hendri merekam setiap anak yang sedang tertidur.
Bahkan dalam suasana ricuh karena hanan dan elios yang sedang karaokean pun mereka masih anteng bobo cakep. Soalnya lelah habis main di pantai sambil kejar-kejaran.
Apalagi tadi mereka kena amuk shota buat pertama kali nya. Gimana nggak di amuk coba, anaknya lagi anteng rebahan bareng rangga malah digotong buat diceburin. Ya basah lah baju nya, mana shota tidak bawa baju ganti dua, makanya shota pakai baju seragam sendiri.
"Sho, sho bangun udah mau sampe ni" Perintah gisell menggoyangkan badan shota agar bangun.
"Eng, gendong dong jel" Pinta shota masih setia menyandarkan kepala nya pada bahu gisell.
"Lo kira gue hulk kuat gendong lo ala princess-princess kerajaan. Gue seret baru kuat sho, mau nggak?" Tawar gisell membuat shota langsung membuka matanya.
"Enggak deh" Tolak shota menggeleng ngeri.
"Gi, bantuin gue gi tolong! Jiana kayak nya mati deh gi, masa dia nggak mau bangun!" Panik milly dan umami karena jiana yang tidak bangun juga.
"Ih matanya melek tapi! Kesurupan anjir!! Bu, ibu nindya! Jiana kesurupan bu!" Adu ojin teriak-teriak mencari keberadaan wali kelas nya itu.
"Anjing beneran gue, bukan gue yang umpetin hp lo anjer rik!" Heboh jun yang menutupi badannya karena riki yang terus meraba mencari keberadaan ponsel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstanding
General FictionMasuk ke dunia novel dan jadi antagonis, sudah biasa. Tapi nyangka nggak si, kalau seorang aeri harus jadi antagonis di novel bl. Ini semua berawal dari karin, sohib absurd aeri yang mendadak gabut bikin novel bl. Entah ke sialan apa yang menimpa ga...