Willona azura prambudi, terlahir sebagai salah satu anak yang beruntung! Mengapa? Karena terlahir dari keluarga harmonis, hidup tercukupi, dilimpahi kasih sayang, periang, good looking, multitalenta, dan memiliki otak yang cerdas. Semua itu cukup membuat willo menjadi manusia yang sempurna jika saja, willo bukan seorang yang mageran, emosian, cengeng, dan pencemburu.
Dia akan sangat cemburu jika bersangkutan dengan orang terdekatnya, terlebih lagi jika menyangkut chena. Kadang rasa cemburu willo sering disalah artikan sebagai rasa yang tidak lazim. Willo rasanya akan sangat kesal jika chena lebih dekat dengan orang lain dibandingkan dengan dirinya.
Seperti sekarang. Willo menatap esok dengan mata api penuh permusuhan. Sedari pagi, esok selalu menempel dan mengikuti mereka berdua kemana pun. Yang lebih menjengkelkan adalah, esok selalu mencuri perhatian chena dengan lawakan tidak berfaedah.
Wahh, jika seperti ini terus willo siap kapan saja mengirim rudal untuk membumi hanguskan seorang esok yasha.
"Tatapan mata nya biasa aja, lo kayak mau bunuh esok tau?" Ngeri shaka melambai-lambaikan tangannya pada wajah willo.
"Dia ngapain si ngikutin gue makan?!" Sebal willo sambil menusuk bakso miliknya.
Shaka mendelik, "Dih, pede gila lo. Esok ngikutin si siscom asal lo tau aja. Terus gue kasih tau ya, esok lagi nagih utang nya ke chena" Cibir shaka.
"Sebel gue liat nya!!"
"Yee lesbi lu"
"Apa?! Gue dikatain lesbi sama si homo?? Hah! Kocak gemik lu!" Kesal chena memukul lengan shaka dengan kepalan tangannya yang kecil, namun damage nya mampu membuat seorang shaka kesakitan.
"Lo ngapain cemburu?-"
"Gue nggak cemburu!"
"Terus apa kalau bukan cemburu? Ngapain marah?" Tanya shaka membuat willo diam sejenak.
"Kesel doang...."
"Itu cemburu namanya goblok. Udah gue bilang, lesbi lu" Nyinyir shaka mencebikkan mulutnya.
"Heh anying! Bisa bedain nggak lesbi sama normal?!! Mentang-mentang ya lo homo ngeliat semua orang jadi ikutan gitu!!" Kesal willo menjambak rambut shaka.
"Lepas nggak?"
"Gue nggak lesbi, lo tarik dulu ucapan lo itu sebelum gue bikin pala lo jadi botak!!" Ancam willo semakin memperkuat jambakannya.
"Apa beda nya si??"
"Beda lah tolol! Kalau lesbi gue punya rasa tertarik, suka, cinta ke arah romantis!! Gue itu udah anggap chena sebagai keluarga gue, nggak sopan lo!" Marah willo menarik jambakannya ke kanan dan ke kiri.
"Lo juga! Sama aja!"
"Gue tarik omongan gue! Lo adalah orang normal yang waras, semoga cewe lo nanti adalah cerminan diri lo!"
"Yodah maap, nggak bakal gue ngatain lo lagi. Lo juga perlu tau, gue alergi cewek" Beritahu shaka sambil tersenyum.
Willo memutar kedua bola matanya, memang dia peduli?
"Yaudah sana! Lo ngapain ngikutin gue, ke kembaran lo sana, atau bang shota yang bareng kak gigi. Gue mau ngawasin chena dari sini" Usir chena membuat shaka mendelik.
"Ngatur-ngatur" Gerutu shaka. Emang dikira shaka peduli? Jelas tidak.
"Bestie lu tuh berantem sama si shaka" Adu esok menunjuk meja willo dan shaka.
"Biarin aja, pusing gue ribut mulu mereka" Acuh chena tak ambil pusing.
Menurut chena pribadi, willo dan shaka memang ditakdirkan untuk bertengkar dimana pun dan kapan pun mereka saling ber tatap muka. Chena juga bingung kenapa seperti itu, mungkin memang begitulah kedua orang itu. Akan mati jika tidak saling bertengkar.
![](https://img.wattpad.com/cover/375139454-288-k311835.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstanding
Ficción GeneralMasuk ke dunia novel dan jadi antagonis, sudah biasa. Tapi nyangka nggak si, kalau seorang aeri harus jadi antagonis di novel bl. Ini semua berawal dari karin, sohib absurd aeri yang mendadak gabut bikin novel bl. Entah ke sialan apa yang menimpa ga...