preman

20 6 0
                                    

Gisell mematung, memandang tubuh tidak bernyawa milik kedua adiknya yang berlumuran darah. Pikirannya kosong, dan jantungnya berdegup tidak karuan. Ia mulai kesusahan bernafas karena kalut dengan kejadian yang terjadi padanya.

"Ada kata-kata terakhir? Gisell cahaya??" Tanya pria dihadapannya dengan senyum yang merekah.

"Kenapa?.... Kenapa ngelakuin ini? APA ALASANNYA?!! Kenapa tega kayak gini ke kita?!" Gisell menatap pria dihadapannya dengan perasaan kecewa yang berkecamuk. Ia tidak menyangka, jika orang yang membahayakannya adalah orang terdekatnya.

"Alasan? Nggak perlu tau. Hari ini, akan dicatat sebagai kematian gisell cahaya basukiharya dan kedua adiknya. Sampai jumpa" Pria itu menodong pistol ke arah kepala gisell, dan menarik pelatuknya.

DOR

Gisell terbangun, memandang ke sekitar dengan takut. Perasaannya masih terbawa dengan mimpi tadi, yang menurut gisell itu sangat menyeramkan.

Sebuah tangan meraih bahu nya dan buru-buru gisell tepis.

"Lo oke?" Tanya shota menatap gisell khawatir.

"Maaf sho! Pikiran gue masih belum sinkron" Ucap gisell terkejut, karena yang ditepis ternyata shota.

"si jijel mimpi buruk mulu akhir-akhir ini" Geleng-geleng esok sambil menatap gisell kasihan.

"Songong banget lu"

"Awokawokawok" Balas esok dengan wajah datar.

"Shaka kemana? Tadi katanya pengen beliin gue es dungdung, kok nggak balik-balik!" Tanya gisell dengan emosi.

Karena awalnya gisell kepingin banget makan es dungdung ditengah siang bolong, katanya beuh seger. Lalu sambil menunggu shaka beli, gisell rebahan sebentar, tapi malah pules sampai mimpi buruk segala.

Ngomong-ngomong soal mimpi, gisell jadi kepikiran. Padahal dimimpi tadi wajah pria yang menembak gisell terlihat dengan jelas, namun sekarang wajahnya samar. Sama seperti kakak peri, setiap gisell bangun pasti wajah dan suaranya menjadi samar.

Dan mimpi tadi, bagaimana ya gisell menjelaskannya, terasa sangat nyata. Seperti gisell benar-benar mengalami kejadian tersebut, bahkan rasa sakitnya dengan jelas gisell rasakan. Gisell menarik lengan esok untuk mendekat, hatinya sedikit terusik dengan penampakan esok pada mimpinya. Gisell mengelus kepala esok agar perasaannya lebih tenang.

"Lo kesambet apa ngelus gue? Tapi gapapa! Jangan bang sho doang yang lo sayang-sayang, adek juga mau!" Seru esok dengan perasaan senang.

Shota tersedak kerena ucapan spontan esok barusan, ia terbatuk-batuk sambil mengontrol ekspresi wajahnya.

"Yaa abisnya, sho mah imut-imut. Kalau lo amit-amit" Gurau gisell membuat esok berdecih.

"Shaka chat gue, katanya dia lagi bareng willo" Beritahu shota menampilkan layar ponselnya.

"Tiba-tiba?" Penasaran gisell.

"Iya, katanya shaka ditolongin willo waktu ada preman hajar dia. Nihh pap dari shaka" Shota memperlihatkan foto shaka dengan penampilan acak-acakan dan baju yang kotor dengan es dungdung.

"Kok bisa?? Si willo.... Perasaan... " Gumam esok mencerna kejadian barusan.

"Nah mulai lagi, mulai. Gumam gumam nggak jelas" Malas shota menatap esok dengan aneh.

"ANJING SURUH SHARELOCK!!!" Teriak gisell dengan dahi berkerut.

"Santai dulu, shaka udah aman kok bareng willo"

"IYA BANG SURUH SHARELOCK! GUE KHAWATIR!"

"ES DUNGDUNG GUA ANJING! WAHH PREMAN TAI BERANI BANGET USIK ES DUNGDUNG GUA!" Marah gisell karena tidak jadi merasakan kenikmatan es dungdung pada tengah hari.

MisunderstandingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang