.
「Entah Hantu Atau Monster Yang Akan Muncul」
»-R-O-M-H-S-«
.
"Hiik!"
"Hiiiik!"
Para penonton terkejut dan mundur saat Baek Chun dan murid lainnya turun dari tempat latihan.
"K-Kenapa wajahmu terlihat seperti itu?"
"Siapa yang melakukan ini padamu?"
Bisa dimengerti kenapa wajah Baek Chun terlihat berantakan seperti itu.
Tentu saja, sangat mengejutkan melihat orang dengan wajah paling sombong di Hwasan tiba-tiba menua lebih dari satu dekade, tapi mereka sudah familiar melihatnya dalam kondisi hancur.
Tapi yang benar-benar membuat mereka terkejut adalah wajah Un Gum dan Un Am yang setengah busuk.
"A-Apakah kalian baik-baik saja, Sasuk?"
"Sasuk! Ya Tuhan, apa-apaan ini...."
Un Am menoleh ke belakang dengan wajah sedih. Beberapa tetes air mata berkaca-kaca di matanya saat dia melihat ke tempat mereka beberapa saat yang lalu.
'Inilah mengapa aku tidak ingin melakukannya....!'
Aku tidak mau! Hah? Ku bilang aku tidak akan melakukannya!
Namun dia berusaha keras untuk memaksaku ke sini dan menggangguku. Apakah itu pantas dilakukan oleh seorang Taois..... Tidak, apa manusia bahkan melakukannya!?
"Apa yang kalian lalui hingga berakhir seperti ini, seperti Pemimpin Sekt- Ah..."
Para murid yang mengoceh akhirnya mengerti dan mendesah paham. Mereka sedih dan menggelengkan kepala saat melihat mereka. Berkat itu, Un Am menjadi semakin sedih.
"Jangan... khawatir. Aku baik-baik saja... Ugh!"
"Dae Sasuuuuk!"
"Sasuuuuk!"
Murid kelas dua dan Un bergegas menuju Un Gum, yang akan runtuh. Itu adalah pemandangan yang menyayat hati seolah-olah mereka akan menangis setiap saat.
Hati Yoon Jong dihangatkan oleh tanggapan tulus dari Sahyungje-nya. Wajah para murid kelas dua dan kelas tiga yang berlari menuju Un Gum dipenuhi dengan ketulusan.
Ini hal yang sangat bagus. Ini sangat bagus, tapi...
"Uhm...."
"Ah, minggir!"
"Tidak...."
"Minggir, brengsek!"
Saat melihat Sahyungje-nya yang mendorong bahunya dan berlari ke arah Un Gum, mata Yun Jong menjadi kabur.
'Aku... Aku juga kesakitan.'
Apa aku bahkan bukan manusia?
Baek Chun, Yoon Jong, dan Jo Gol yang berdiri seperti karung beras di kejauhan saling memandang dengan wajah muram. Bukannya mereka bisa mengeluh tentang mereka mengurus yang lebih tua yang kesakitan...
"Apa kau baik-baik saja, Sasuk?"
"......Ya, bagaimana denganmu?"
"Ya, aku.... Ya. Ini masih bisa ku tanggung."
Karena tidak ada yang merawat mereka, mereka bertiga tidak punya pilihan selain saling mendukung. Di tengah kesulitan, hubungan mereka semakin kuat..... seperti ini, seluruh tulang mereka terlalu sakit untuk mempedulikan hal seperti itu.