.「Tidak Ada Yang Bisa Menghentikanku」
»-R-O-M-H-S-«
.
"Hnggg, sangat buruk."
Wajah Chung Myung tampak kusut.
"Aigoo. Sekarang aku dalam situasi dimana aku tidak bisa keluar-masuk dengan bebas sambil dimarahi keturunanku. Aigoo!"
Setelah menggerutu sebentar, dia tiba-tiba berbalik untuk melihat makam Chung Jin.
"Hei, bagaimana menurutmu?"
Tentu saja, makam itu tidak bisa menjawab. Makam Chung Jin hanya diam saja......
"Tidak menjawab, Hei bajingan? Apa kau kabur?"
Jika Chung Jin melihat ini dari akhirat, mulutnya akan berbusa sambil mengumpat sekarang. Tentu saja, karena dia adalah salah satu orang yang paling mengenal Chung Myung, dia mungkin akan berterima kasih karena tidak menendang kuburannya.
"Argh! Aku! Aku... Argh!"
Chung Myung tidak bisa sepenuhnya mengungkapkan perasaan kompleksnya dengan kata-kata dan terus mengerang.
Sebenarnya, bukankah Hyun Jong keturunan jauh darinya?
Tidak peduli berapa lama dia menjadi Pemimpin Sekte Hwasan, jika Saint Pedang Bunga Plum ada di depannya, mereka harus mendengarkan sambil tiarap di lantai.
Tapi sekarang, Chung Myung tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan karena perintah Hyun Jong. Bukankah ini tidak masuk akal?
"Ugh, semua orang tumbuh terlalu banyak."
Semua orang begitu naif sampai-sampai mereka menyanyikan Chung Myung ini, Chung Myung itu...
"Ugh...... Ini membuatku merinding."
Chung Myung menghela nafas berat.
"Ugh. Bagus kalau semua orang menyuarakan pendapat... tapi jika aku mendengarkan semuanya, aku tidak akan melakukan tugaku..."
- Bahkan jika Sahyung mengatakan itu tugas Sahyung, apa kau melakukan hal lain selain membuat masalah?
"Apa-apaan ini? Kau di pihak siapa, hah?"
- Hohoho. Tentu bukan di pihakmu, jika seseorang adalah manusia!
"Ah! Sudah kubilang jangan keluar bersama!"
Satu sudah cukup untuk membuatnya meledak, tapi mereka menyebabkan keributan bersama, mereka berdua!
Haruskah dia melakukan ritual atau sesuatu?Chung Myung melipat tangannya.
Bahkan, meskipun dia bercanda, ini adalah masalah sensitif.
Haruskah dia menghormati Hyun Jong sebagai Pemimpin Sekte atau memimpinnya sebagai leluhur?
Sejauh ini, dia mempertahankan pendekatan yang seimbang. Ada bagian yang harus dia pimpin, tetapi rasa hormat juga diperlukan untuk para senior yang telah mengabdikan hidup mereka untuk melindungi Hwasan selama dia tidak ada.
Tapi dia punya firasat bahwa akan ada lebih banyak bentrokan antara kedua belah pihak di masa depan.
"Apa yang harus kulakukan...."
Bibir Chung Myung berkedut halus sambil menatap langit dengan kesakitan.
"Entahlah. Akan kupikirkan nanti!"