100

23 6 2
                                    


Leguin tersenyum pada kurcaci itu.

"Aku kenal dia. Hmm. Ngomong-ngomong, ketua..."

Kurcaci itu tiba-tiba mulai gemetar.

"...Saya baru saja menyadari Anda mengatakan hal- hal aneh kepada putri saya."

"P-putrimu?"

Mata kurcaci itu melebar seukuran piring saat dia melirik antara Philomel dan Leguin.

"Ini putriku."

"Kalian tidak begitu mirip"

"Apakah matamu sudah rusak karena usiamu yang sudah tua? Yang lebih penting, kurasa kita perlu mengobrol sebentar di sana."

Leguin menyeret kurcaci yang gemetar itu agak jauh. Terjadi percakapan singkat di antara mereka.

"Jadi begitulah adanya..."

Philomel memperhatikan mereka dan mengerti siapa yang dimaksud kurcaci itu ketika ia berbicara tentang Iblis Pucat. Leguin, apa yang sebenarnya telah kau lakukan?

Awalnya, dia tidak ingin memberi tahu siapa pun tentang identitas ayah kandungnya karena dia tidak begitu dekat dengannya, tetapi sekarang dia hanya merasa malu. Dia mengunyah buah emas yang diberikan ayahnya, beserta kulitnya, dan berpikir.

Anehnya, dia bersikap baik padanya akhir-akhir ini. Dia sudah cukup terbuka padanya. Mungkin aku bisa mengandalkannya sepenuhnya. Bukannya dia sama sekali tidak takut. Mungkin, seperti yang pernah dikatakan Jeremiah padanya, Leguin akan segera kehilangan minat pada putrinya. Mungkin dia akan ditinggal sendirian. Tetapi bahkan jika itu terjadi...

Pada saat itu keduanya kembali, percakapan mereka selesai. Sang penguasa Menara Sihir menepuk punggung kurcaci itu.

"Aku akan kembali mencari Pohon Dunia lagi. Hibur Lah putriku."

"Baiklah! Aku orang terlucu di klan ku!"

Kurcaci itu tiba-tiba tampak begitu termotivasi untuk menuruti keinginan Leguin sehingga hal itu sungguh tidak wajar.

"Dan jika kau menemukan Pohon Dunia, tangkap mereka. Jika kau menyembunyikannya seperti terakhir kali... Aku yakin kau sudah tahu apa yang akan terjadi."

Kurcaci itu tergagap.

"T-tentu saja! K-kamu bisa mengandalkan ku!"

"Phil, aku pergi dulu. Tidak akan lama." Leguin menghilang dengan desiran angin yang cepat.

Kurcaci itu kembali duduk di samping Philomel.

"Eh, nona, apakah Anda ingin mendengar sebuah cerita? Anda boleh memilih."

"Tidak apa-apa. Kamu tidak perlu melakukan itu."

"Be-benarkah?"

"Ya. Dan perlakukan aku dengan tidak formal, seperti yang kau lakukan sebelumnya. Kau jauh lebih tua dariku."

Kurcaci itu tampak tersentuh. "Siapa yang tahu pria kasar sepertimu akan punya anak perempuan sepertimu?"

"Ha ha..."

"Aduh! Tolong jangan bilang padanya aku mengatakan itu!"

"Baiklah."

Kurcaci itu pun santai dan mulai mengoceh, dan ia belajar banyak darinya. Menurutnya, pernah hidup seekor naga mengerikan di daerah ini yang gemar menjarah harta mereka dan membunuh kurcaci. Legiun adalah orang yang mengalahkan naga itu. Jadi, itu membuatnya menjadi pahlawan bagi mereka, bukan? Ia mengalahkan naga yang mengambil batu- batu berharga mereka.

Philomel mengungkapkan rasa herannya, dan si kurcaci berkata,

"Naga itu hanya menginginkan
permata dari kita. Si kulit pohon itu-maksudku, ayahmu tersayang-juga meminta bijih lainnya. Itu membuat keadaan agak sulit bagi kita. Meskipun aku menghargai bahwa tidak ada lagi korban serangan naga, tentu saja."

Tidak Ada Tempat untuk Putri PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang