140 (R21--)

21 2 0
                                    

Qu Yangbo menghibur Ren Yi dengan beberapa kalimat lagi, dan kemudian berencana untuk pergi. Dia masih memiliki banyak hal yang harus dibereskan.

Ren Yi mengirim Qu Yangbo ke pintu, dan berkata dengan agak malu, "Xiongdi, aku telah membuatmu kesulitan."

"Bicaralah omong kosong seperti itu." Qu Yangbo meninju dadanya, "Kita semua bersaudara, sudah sewajarnya kita berbagi berkah dan kemalangan bersama."

Ren Yi mengangkat bahunya. Dia malu untuk mengucapkan terima kasih, dan juga malu untuk meminta maaf. Tetapi dua emosi ini sedang berkecamuk di dalam hatinya. Dia menyadari, bahwa dia tidak hanya akan menyebabkan masalah untuk dirinya sendiri kali ini, tetapi juga mempengaruhi masa depan Qu Yangbo. Qu Yangbo tidak seperti dia, yang bisa tetap berada di posisi ini selama sisa hidupnya. Bagaimanapun, dia membenci pekerjaan administrasi dan pertemuan yang sarat formalitas. Qu Yangbo memiliki tujuan dan arah karir yang jelas. Posisi instruktur skuadron ditakdirkan untuk menjadi hanya salah satu batu loncatan dalam karir politiknya, dia harus terus naik.

Setelah Qu Yangbo pergi, Ren Yi kembali ke kamar. Terlihat Gong Yingxian berdiri di dekat jendela dengan punggung menghadapnya dan sedang berbicara di telepon.

Ren Yi diam-diam melihat perawakan Gong Yingxian yang tinggi dan bahunya yang lebar. Kekuatan pria itu sungguh tak tertahankan, seperti tembok, seperti pohon, seperti gunung, mampu menahan badai yang menderu. Dia berjalan perlahan, dengan lembut memeluk pinggang Gong Yingxian dari belakang, menekan wajahnya ke punggungnya, dan mentransfer dukungan ke Gong Yingxian.

Dia selalu merasa bahwa dia dapat melindungi dirinya sendiri, keluarganya, rekan-rekannya, dan bahkan orang-orang yang tidak berhubungan dengannya dari angin dan hujan. Tetapi ketika badai menerjang, dia juga berharap untuk memiliki atap untuk bernaung.

Tubuh Gong Yingxian membeku sesaat, lalu benar-benar rileks, memegang pergelangan tangan Ren Yi dengan satu tangan, dan menggosok tulang pergelangan tangan kecil yang menonjol dengan jari-jarinya.

Ren Yi memejamkan matanya, dia tidak sengaja mendengarkan apa yang dikatakan Gong Yingxian, tetapi merasa bahwa suara yang terputus-putus dan menyenangkan itu seperti lagu pengantar tidur yang lembut, menenangkan hatinya yang porak-poranda.

Setelah beberapa saat, Gong Yingxian menyelesaikan panggilan telepon, berbalik, menundukkan kepalanya untuk menyentuh dahi Ren Yi dengan dahinya, dan berbisik, "Ini pertama kalinya aku melihatmu sangat tertekan."

Ren Yi tersenyum, "Aku memiliki hati yang besar. Setelah aku tertekan selama sehari, besok akan baik-baik saja."

Gong Yingxian menatap mata Ren Yi, merasa tertekan dan marah. Tertekan atas semua ketidakadilan yang diderita Ren Yi, dan marah karena tidak dapat melindungi kekasihnya*. Dia memeluk pinggang Ren Yi dengan erat, "Kamu bisa murung, kamu bisa sedih, kamu bisa mengeluh, jangan menahan diri."

*TN : Di-raw-nya, Gong Yingxian menggunakan frasa "心上人" (xīn shàng rén) untuk Ren Yi. Secara literal/harfiah, "orang yang berada di atas hatinya". Sedangkan, terjemahan langsungnya, "orang yang berada di hatinya". Yup, akhirnya para pemirsa mendapat konfirmasi eksplisit dari author-nya, apakah Gong Yingxian hanya memiliki ketertarikan akan seks terhadap Ren Yi.

"Saat ini, aku lebih suka menghabiskannya untuk hal-hal yang membuatku bahagia." Ren Yi mematuk wajah Gong Yingxian dan berkata sambil tersenyum kecil, "Misalnya, kamu."

Debaran jantung Gong Yingxian terloncat beberapa ketukan.

Ren Yi dengan hati-hati menelusuri wajah tampan Gong Yingxian yang sempurna dengan pandangan matanya. Terasa ada api tersulut di hatinya. Tidak peduli apakah itu dikarenakan kemarahan atau nafsu, dia harus membakar sebanyak yang dia mau.

Tameng BerapiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang