Chapter 63

2.1K 280 13
                                    

Roda brankar beradu dengan dingin nya keramik putih tersebut. Membawa remaja yang sejak tadi masih memejamkan mata nya.

Memasuki ruang icu, dengan segera para dokter menangani remaja tersebut. Lengan putih nya tertusuk jarum yang mengaliri cairan dari infus. Ventilator terpasang guna menunjang serta membantu dalam pernapasan. Ventilator bekerja dengan cara memompa udara selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru pasien, lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-paru.

Fungsi dari monitor ICU yaitu digunakan untuk memonitor kinerja organ tubuh, misalnya kadar oksigern, detak jantung, atau tekanan darah. Monitor tersebut mempunyai informasi tanda vital pasien yang dapat berubah-ubah dalam hitungan detik.

Tim medis melakukan tugas nya masing-masing. Dingin nya ruangan itu menambah kesan dramatis untuk mereka yang menyaksikan.

Hanya memantau lewat pintu kaca icu dari luar. Menyerahkan putri mereka dan mempercayakan nya kepada dokter yang memberikan penanganan untuk putri nya.

Tidak pernah terbanyangkan dalam hidup nya jika orang terkasih memasuki dingin nya ruangan itu dan berjuang melawan semua nya sendiri.

Tessss

"Baby kuat kan nak." Ucap nya sembari mengusap cairan bening yang membasahi pipi nya.

Baru saja mereka meninggalkan rumah sakit tersebut. Namun dengan keadaan yang mengharuskan mereka kembali ke tempat tersebut.

Semua berada di luar ruangan icu. Menunggu kabar baik yang menghampiri mereka. Anak ceria yang mereka kenal ternyata menyimpan luka dari keluarga nya juga.

Sekarang mereka sadar, jika anak perempuan ini harus di beri perhatian extra.

Melupakan kondisi badan nya yang tengah berbadan dua. Menemani sang suami berdiri memantau anak nya yang terpasang beberapa alat di badan nya.

Sedari tadi mulut nya bungkam, namun mata itu tidak bisa berbohong. Tatapan kosong menatap anak yang di anggap nya rival kini tidak bisa berkutik sedikit pun.

"Hiksss." Tanya isak tangis yang bersuara.

"D-dad." Panggil nya lirih.

Lisa hanya menoleh menatap jennie. Mereka sama-sama rapuh. Orang tua mana yang nampak baik-baik saja melihat anak mereka berada di ruangan itu dengan alat yang berada di tubuh nya.

Karena tidak tega melihat jennie. Dia membawa jennie ke dalam dekapan nya. Jennie mendekap lisa dengan erat tangis nya pecah.

"Gwen dad hiksss."

"Anak kita." Lirih nya pelan.

Mengecup surai jennie serta memberikan usapan lembut di punggung jennie.

"Princess kita akan baik-baik saja. Dia kan kuat." Ucap nya menyakinkan semua nya. Padahal dalam diri nya mempunyai rasa ketakutan yang begitu besar akan itu.

Disaat mereka saling menguatkan. Di dalam ruangan itu tim medis mengalami kepanikan. Bagaimana tidak monitoring berbunyi nyaring.

Anak itu mengalami kejang-kejang.

"Dok, denyut jantung pasien melemah." Ucap perawat.

"Siapkan Defibrilator". Sahut dokter.

Defibrilator atau alat kejut jantung digunakan untuk memulihkan detak jantung normal jika tiba-tiba detak jantung berhenti. Alat ini bekerja dengan cara mengirimkan kejutan listrik ke jantung agar jantung bisa berfungsi kembali.

Suasana mencekam dari dalam menembus ke luar ruangan tersebut.

"Gwennn." Teriak histeris orang tua nya. Membuat atensi mereka tertuju kepada kedua orang tersebut.

BABY SISTTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang