Aku berpegangan erat pada pelana, sementara Gerhana terus terbang untuk sampai di Langit Jatuh. Minara dan Laksana masih terus mengikutiku di belakang tanpa banyak tanya. Jantungku terus berdetak kencang memikirkan apa yang baru aku lihat beberapa menit lalu. Aku terus memikirkan Arya, aku tidak mau terjadi sesuatu padanya.
Siang hari ini cuaca benar-benar tidak bersahabat. Meski waktu menunjukkan siang hari, tapi suasana di udara benar-benar berkabut disertai gerimis yang membuat penglihatan kami cukup terganggu. Kami juga harus kuat memegang pelana agar tubuh tetap terjaga di tengah angin kencang yang meniup.
"Lebih cepat, Gerhana!" kataku dengan kencang.
Gerhana mengaum keras, terbang lebih tinggi dan cepat.
"Elok!" panggil Minara, dia dan naganya menyamakan posisinya di sampingku. "Tetap tenang, jangan gegabah. Kita tidak tahu apa yang kita hadapi sekarang!"
"Cuaca ini bukan alami!" kata Laksana di belakang. "Ini semacam sihir yang membuat iklim tidak stabil! Aku mengalami ini saat hari di mana Ibu Kota jatuh!"
"Jaka dan pasukan orang-orang yang kerasukannya telah menguasai Langit Jatuh, dan sekarang mereka mengincar Arya! Aku tidak bisa tenang!" kataku. "Aku tidak mau kehilangan orang yang berarti untukku ke sekian kalinya!"
Aku berusaha untuk tetap tenang, namun aku tidak bisa. Hatiku terus berteriak, gejolak panik ini menyiksaku. Aku tidak bisa hanya terus berdiam di atas pelana sampai kami tiba, aku harus melakukan sesuatu. Aku berusaha untuk fokus. Aku memejamkan mata, berusaha untuk berpindah pikiran.
Meski diterpa angin kencang, aku tetap memejamkan mata berharap bisa berpindah pikiran ke bayi-bayi naga itu. Namun sekeras aku mencoba, sekeras itu juga pukulan kegagalan yang aku terima. Aku terus memejamkan mata di atas pelana sampai aku mendengar Laksana berteriak.
"Elok, awas!"
Aku spontan membuka mata, tepat saat aku membuka mata aku dikejutkan dengan datangnya seseorang dari depanku. Dia terbang dan bergerak menubruk tubuhku. Aku yang tidak siap tentu langsung terguling ke belakang, peganganku pada pelana terlepas. Namun beruntungnya aku masih bisa meraih simpul pada pelana.
Aku melihat orang itu terbang menjauh sampai tubuhnya hilang ditelan kabut. Lalu pelan-pelan aku bergerak ke atas pelana. Sangat sulit rasanya saat itu untuk naik ke atas pelana, tapi aku masih cukup sanggup.
"Yang tadi hampir saja," kataku sambil menghela napas lega.
"Tadi itu siapa?" tanya Minara. "Dia bisa terbang!"
"Dia pasti Penyihir Angin di Langit Jatuh yang sudah dirasuki Makhluk Bayangan!" kataku. "Kita harus berhati-hati, kita sudah semakin dekat! Aku yakin mereka akan mulai berdatangan, tetap waspada! Kuatkan iman kalian!"
Minara mengangguk, dia lalu mencondongkan tubuhnya ke bawah dan mengusap tubuh Si Cepat yang tampak gelisah. "Tenang, kita bersama. Kita bisa melalui ini seperti yang sudah-sudah."
Saat tengah memperhatikan interaksi Minara dan naganya, tiba-tiba aku mendapatkan sebuah penglihatan. Aku tidak bisa menjelaskan dengan detail, tapi aku bisa mendengar napas Arya yang terengah-engah seperti orang yang tengah berlari, aku juga mendengar suara dentuman yang terus terdengar.
"Mereka mengejar Arya," kataku, mulai sadar atas apa yang aku lihat.
Aku memejamkan matai lagi, mencoba untuk kembali fokus agar bisa berpindah pikiran. Dan kali ini aku berhasil. Kali ini aku memasuki pikiran Sora, bayi naga berwarna merah yang tengah terbang di lorong remang. Aku bisa melihat Arya sekarang, anak laki-laki itu berlari kencang di sebuah lorong sepi istana Langit Jatuh.
"Elok, kamu kenapa?" tanya Laksana.
Aku terkejut saat mendengar suara Laksana dalam penglihatanku. Saat aku menoleh ke kiri pemandangan kembali berubah, aku melihat Laksana di atas naganya yang nampak bertanya-tanya. Tapi saat aku mencoba fokus lagi, aku dapat dengan mudah berpindah pikiran. Kali ini aku masuk ke pikiran Ramana, bayi naga biru itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam
FantasiaDi dalam dalam gunung Viraksa hidup seorang gadis bernama Elok, yang merupakan anak haram dari Raja Viraksa. Sekilas Elok hanyalah gadis biasa yang tak memiliki kelebihan selain mata ungunya yang bisa melihat dalam gelap atau rambut birunya yang ind...