Sore itu Adith menjemput Reefa, sesuai janjinya ia akan mentraktir gadis itu makan steak yang katanya restonya 'kekinian' seperti istilah yang dipopulerkan oleh salah satu selebritis yang tingkahnya penuh kontroversi.
Reefa menebarkan padangannya ke seluruh bagian lobby kantornya, Adith masih belum terlihat di sana. Lalu ia menatap arlojinya, sudah duapuluh menit dari waktu janji bertemu.. mungkin Adith terjebak macet pikir Reefa praktis.
Tak lama kemudian, sebuah mobil brio hitam yang dikenal Reefa sebagai milik Adith menepi di pick up area di depan lobby.
Segera Reefa menghampiri mobil itu, membuka pintu dan menghempaskan tubuhnya di kursi penumpang. Gadis itu sama sekali tidak marah dengan keterlambatan Adith, ia sangat mengerti dengan keadaan kekasihnya yang hanya supervisor di sebuah BUMN.
"Telat? Macet atau ada tugas tambahan dari atasan?" Reefa melirik Adith jenaka.
"Dua-duanya, Beb.." Adith mengedipkan matanya, ia sangat bersyukur mempunyai seseorang yang penuh pengertian seperti Reefa, yang tidak pernah menuntutnya untuk melakukan sesuatu yang melebihi kemampuannya.
Adith segera mengemudikan mobilnya menembus kemacetan ibukota, tapi ia berencana tidak membawa Reefa ke restoran steak, ia akan membawa gadis itu ke salah satu restoran hotel bintang lima. Ia akan memanjakan Reefa, karena sikap sabar gadis itu dan tentu saja karena memang Adith sangat mencintainya.
***
"Hee? Ini resto steaknya?" Reefa memandang interior yang berhiaskan chandelier raksasa, jendela-jendela besar yang dihias dengan tirai beledu mewah, dan grand piano putih yang dimainkan seorang pianis makin membuat suasana menjadi romantis.
Adith hanya tersenyum melihat ekpresi Reefa, ia membimbingnya menuju meja yang ia telah ia pesan, diikuti oleh seorang Maitre'D yang menunjukkan mereka di mana letak meja tersebut.
Sang Maitre'D yang mengenakan tuksedo mempersilahkan Reefa untuk duduk terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh Adith. Sang Maitre'D meninggalkan mereka dengan sebuah buku menu tebal dan berpesan dapat memanggil pelayan lain apabila mereka telah menentukan makanan yang akan mereka pesan.
Mata Reefa membulat ketika melihat daftar harga menu.
"Nggak salah, Dith, ngajak aku ke sini?"
"Nggak dong, Beb." Adith terkekeh.
Reefa mengerutkan keningnya bingung, harga semua makanan di sini kalau memang mereka memesan sesuai standar fine dining akan sangat mahal, setara dengan tunjangan jabatan Adith perbulan.
"Kamu aja yang pilihin, aku nggak ngerti makanan eropa kayak gini." Reefa meletakkan buku menunya, ia merasa ngeri dengan harganya dan juga ngeri akan memesan makanan yang salah.
Adith tertawa kecil dan mulai memilih-milih makanan lalu memanggil seorang pelayan. Reefa hanya nyengir mendengar Adith menyebutkan nama makanan dengan logat prancis yang lumayan fasih. Ketika Adith mengobrol dengan pelayan, bertanya mendetil tentang apa yang ia pesan, Reefa yang sedang asyik menikmati interior dan suasana restoran tiba-tiba menahan nafasnya.
Tatapan gadis itu tertuju pada seseorang yang sedang memasuki restoran, orang yang hari ini mengapa kehadirannya sangat mengganggu hidupnya tetapi memang ia menunggu saat-saat untuk bertemu orang itu setelah sekian lama.
Pak Dimitri!
Dimitri dengan aura berkuasanya, menyita perhatian hampir seluruh wanita di ruangan itu. Ketampanan laki-laki itu juga sangat membius, membuat bibir-bibir yang bersalut lipstik sedikit menganga. Di samping Dimitri, seorang wanita berpakaian sangat terbuka yang dikenal Reefa sebagai salah satu model yang sedang naik daun saat ini, bergelayut di lengan Dimitri manja.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Lie
RomanceOPEN PO 25 JUNI S/D 10 JULI 2019. BISA DILIHAT DI PART OPEN PO LEBIH JELASNYA. PROSES PENERBITAN! BEBERAPA PART AKHIR TELAH DIDELETE! Highest Rank #5 in Romance (20122017) Apa yang akan kamu lakukan, ketika orang yang menghancurkan keluargamu, membu...