"Saya tahu apa yang Anda lakukan."Dimitri berbisik pada Arif, atasannya ketika mereka hanya berdua di ruang kerja Dimitri. Semua karyawan telah pulang karena jam kerja telah usai.
Laki-laki separuh baya itu menoleh, firasatnya Dimitri telah mengetahui perbuatan kotornya dengan Sonya.
"Maksudmu?" Arif masih berpura-pura tidak tahu.
"Anda bersama Sonya telah mengotak-atik beberapa rekening nasabah kita. Memindahkan uang mereka ke tempat lain. Hal itu Anda lakukan ketika saya cuti." Dimitri menatap Arif dengan wajah dingin.
"Saya tidak mengerti."
"Perlu saya jelaskan hingga mendetil?"
Arif mengangguk, ia tidak tahu masalah besar yang akan dihadapinya karena terlalu mempercayai Sonya.
"Ketika saya sedang cuti, seseorang yang berpura-pura sebagai nasabah kita menarik sejumlah uang dari rekening mereka. Anda sebagai pemegang otorisasi pertama menandatanganinya karena supervisor yang menggantikan saya menandatangani pengambilan uang itu."
"Bukankah memang seperti itu SOP-nya?"
"Benar. Anda jelas tahu, tandatangan nasabah kita itu palsu. Sonya sebagai supervisor marketing membuat spesimen tanda tangan baru yang palsu dengan memanfaatkan penggantian buku rekening yang baru. Sedangkan supervisor pengganti tidak memeriksa ulang dokumen pembukaan buku tabungan sebelumnya."
"Apa yang kamu ocehkan Dimitri, itu tidak mungkin." Arif tertawa menutupi kegugupannya, merasa panik.
"Saya telah melakukan investigasi pribadi ke nasabah kita dan mereka merasa tidak pernah menandatangani buku tabungan baru." Dimitri bersedekap, rasa hormat pada atasannya seketika menguap. Lalu laki-laki itu melanjutkan kembali, "kembalikan uang mereka ke tempat seharusnya sebelum orang pusat tahu atau saya yang akan melaporkan Anda."
Wajah Arif yang masih tersenyum seketika memucat. Ia mencekal tangan Dimitri, matanya memohon meminta kemurahan hati Dimitri. Arif seharusnya tahu ia telah menghancurkan segalanya, karir, dan juga keluarganya semenjak ia tergoda oleh Sonya.
"Kembalikan semua dana nasabah dalam waktu 1x24 jam dari sekarang. Saya masih ingin melindungi Anda tetapi kalau Anda tidak bisa melakukannya, saya terpaksa bertindak."
Dimitri segera meninggalkan ruangan Arif, sebenarnya ia ingin mengatakan hal yang lebih banyak termasuk menanyakan apakah perselingkuhan laki-laki itu dengan Sonya membuatnya menjadi tolol? Tapi semua itu ia tahan, Dimitri hanya membayangkan bagaimana perasaan keluarga Arif, istri dan anak perempuan satu-satunya... terutama si gadis kecil cantik kebanggaan yang selalu disebut-sebut Arif dalam hampir setiap pembicaraan santai mereka.
***
Dimitri bermimpi kembali ketika ia selesai dioperasi, operasi kecil dilakukan di IGD setelah CT scan karena luka di kepalanya harus dijahit. Ia tertidur beberapa jam akibat pengaruh shock dan juga lelah, mimpinya kali ini tentang sang atasan kembali. Mimpi itu kian nyata dan ia dapat merasakan bekas tangan Arif yang mencekal lengannya. Mata Dimitri membuka perlahan dan ia melihat Reefa yang tertidur di kursi di sampingnya sementara kepala gadis itu bersandar di ranjang tempat ia tidur di rumah sakit. Laki-laki itu tersenyum, ia membelai rambut gadis itu dengan tangan kirinya. Lalu Reefa terbangun, matanya bersinar waspada.
"Anda sudah sadar, Pak?"
"Seperti yang sudah kamu lihat. Ugh, aku sedikit mual."
Dengan sigap, Reefa mengambil kantong plastik yang telah disiapkan dan memberikannya pada Dimitri. Dimitri mengeluarkan semua isi perutnya dan setelah selesai ia memberikannya pada Reefa kembali. Tanpa rasa jijik gadis itu mengambil dan membuangnya ke kotak sampah, lalu memberikan Dimitri segelas air hangat. Laki-laki itu meneguknya hingga habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Lie
Roman d'amourOPEN PO 25 JUNI S/D 10 JULI 2019. BISA DILIHAT DI PART OPEN PO LEBIH JELASNYA. PROSES PENERBITAN! BEBERAPA PART AKHIR TELAH DIDELETE! Highest Rank #5 in Romance (20122017) Apa yang akan kamu lakukan, ketika orang yang menghancurkan keluargamu, membu...