This is a battle we've won
And with this vow
Forever has now begun(This I Promise You, *NSYNC)
Reefa hanya bisa melihat orang-orang yang bergerak di sekitarnya, dokter-dokter yang sibuk memeriksa keadaan dirinya, para perawat yang melepas selang makanan pada hidungnya dan membantunya pindah dari ruang ICU ke ruang rawat inap, teman-teman yang berdatangan menjenguknya termasuk Dita, mertuanya dan Katie yang sigap memenuhi kebutuhannya, dan tentu saja suaminya, Dimitri yang selalu memandangnya dengan tatapan tak percaya sekaligus menggengam jemarinya erat, seolah tidak ingin berpisah darinya lagi. Kondisi tubuh Reefa masih lemah walau dalam keadaan yang umumnya stabil, hingga ia belum bisa menggerakkan tubuhnya dan hanya mampu bicara sepatah-dua patah kata.
"Bagaimana perasaanmu sekarang, Honey?" tanya Dimitri ketika melihat Reefa terlihat tidak nyaman dengan selang infusnya.
Reefa hanya mengernyit tidak nyaman, pergelangan tangannya terasa nyeri.
"Oh, selangnya berbalik mengalirkan darah." Dimitri memeriksa selang infus dan segera menekan tombol untuk memanggil perawat.
Ketika bel berbunyi, serentak Majka, Ayah, dan Katie masuk ke kamar, wajah mereka terlihat cemas.
"Ada apa, Dimka?" tanya mereka dalam waktu hampir bersamaan.
Dimitri hanya tersenyum dan menunjukkan selang yang telah berwarna merah karena tercampur darah. Hembusan nafas lega serentak terdengar dari mereka.
"Oh, Tuhan.. Aku cemas sekali," desah Majka sambil menggelengkan kepala.
"Dimka, kamu selalu memegang tangan Reefa. Jadinya ya begitu," canda Ayah, ia nyengir melihat Dimitri yang sangat posesif pada Reefa.
"Ah, I see, Ayah. Newly Wed...." ledek Katie dengan senyum lebar dan segera disambut ledakan tawa Majka dan juga Ayah,
Tak lama kemudian, perawat datang dan mengganti selang infus. Setelah perawat keluar, kembali ledekan dilontarkan kembali oleh Katie, Ayah, bahkan Majka yang membuat Reefa tersenyum sekaligus malu.
Dimitri yang merasa terpojok, mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu mengusir keluarganya dari kamar dengan alasan Reefa butuh beristirahat. Reefa ingin mencegah apa yang dilakukan Dimitri tapi ia masih belum bisa bicara banyak, ia hanya memandang Dimitri dengan tatapan kesal.
"Kenapa?"
Reefa menggeleng dan memberi isyarat untuk memanggil mereka kembali.
"Kamu butuh istirahat supaya kamu lekas pulih. Mereka juga mengerti, kok. Majka, Ayah dan Katie ingin kamu cepat sembuh, Reefa. Lihat saja mereka jauh-jauh datang dari Kanada hanya untuk dirimu. Kamu harus semangat dan berpikir positif,ya"
Reefa mengerjapkan matanya, baru benar-benar menyadari kalau dirinya berarti bagi Majka, Ayah, dan Katie. Padahal mereka mungkin telah mengetahui apa yang diperbuatnya pada putra dan kakak kesayangan mereka. Pertama kali bagi Reefa merasakan kasih sayang bagai dari orangtua kandungnya setelah bertahun-tahun hidup sendiri tanpa keluarga yang utuh.
Di sana lebih banyak yang mencintaimu...
Kata-kata yang diucapkan orangtuanya ketika ia berada di antara hidup dan mati kembali terngiang. Air mata Reefa merebak,menetes ke pipinya dan Dimitri segera menghapus air matanya dengan lembut.
"Kenapa, Reefa? Ada yang sakit?" tanya Dimitri, suaranya penuh dengan rasa cemas.
Reefa menggeleng, berusaha menahan tangisnya. Lalu ia menggapai tangan Dimitri, meminta suaminya untuk menggenggam tangannya kembali. Reefa memejamkan matanya, berusaha untuk tidur kembali.
![](https://img.wattpad.com/cover/14559041-288-k80387.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Lie
RomanceOPEN PO 25 JUNI S/D 10 JULI 2019. BISA DILIHAT DI PART OPEN PO LEBIH JELASNYA. PROSES PENERBITAN! BEBERAPA PART AKHIR TELAH DIDELETE! Highest Rank #5 in Romance (20122017) Apa yang akan kamu lakukan, ketika orang yang menghancurkan keluargamu, membu...