Part 14: The Ex (She)

11.1K 1.3K 97
                                    

"Are you really-really serious with the girl, Dimka?' tanya ayahnya, laki-laki berumur 65 tahun itu menyesap kopi di teras belakang cottage.

Dimitri mengangguk, tersenyum geli karena Ayahnya masih memanggilnya dengan nama kesayangan dari masa kanak-kanak.

"Your Majka and I agree that she's unlike others."

"She makes me falling in love, Ayah, that's make her so special for me," ucap Dimitri lembut, ia menatap Reefa yang sedang mengobrol dengan ibunya dan Katie.

Ayah Dimitri menggelengkan kepalanya, ia tahu bahwa Dimitri benar-benar tergila-gila pada gadis yang dikenalkan padanya yang bernama Reefa.

"That's good for you. I don't like your free-style life. Please be monogamy and married soon." Ayah menatap Dimitri tajam, kata-katanya cukup pedas mendikte anak laki-lakinya. Walau sesayang apapun sang ayah pada Dimitri, ia tetap membenci sikap playboy putranya. Untung perempuan yang pernah bersama Dimitri adalah perempuan yang tidak berkomitmen, kalau tidak sudah berapa banyak yang meminta pertanggungjawaban pada keluarga mereka.

Dimitri nyengir tersenyum, tidak membalas ucapan ayahnya. Ia akan membuktikan kalau ia adalah pria baik-baik dan segera menikahi Reefa. Sebetulnya, apa yang diprasangkakan oleh ayahnya salah. Ia hanya pernah tidur bersama dengan tiga gadis seumur hidupnya; seorang gadis Amerika ketika dia kuliah di Singapura, Ariadna mantan tunangannya, dan Carol yang sengaja menggoda di tengah kekalutan perasaannya terhadap Reefa waktu itu.

Image diri Dimitri seketika berubah ketika ia bertunangan dengan Ariadna dan memutuskan untuk berpisah setahun sebelumnya, semua orang berpikir kalau ia laki-laki yang suka berganti-ganti pasangan. Padahal yang sebenarnya yang terjadi adalah teman- teman Ariadna yang mengejar-ngejarnya ketika ia putus dengan model papan atas itu.

***

Akhirnya liburan selama 3 hari dua malam itu harus berakhir. Dimitri dan Reefa meninggalkan cottage lebih dulu, sementara anggota keluarga Dimitri masih menikmati liburan hingga beberapa hari ke depan. Mereka berpamitan pada ayah dan ibu Dimitri serta Katie.

Katie memeluk Reefa erat, gadis itu merasa selama 3 hari itu keberadaannya diterima oleh keluarga Dimitri dengan hangat. Bahkan ia merasa bahwa ia telah diterima sebagai salah satu dari mereka.

Ketika ia mencium tangan ibu Dimitri dan memeluknya erat, wanita itu berbisik,"Please, don't make him disappointed, Reefa. He's falling in love so deep with you."

Reefa mengerjap, ia tidak bisa berkata sepatah kata pun ketika melihat tatapan ibu Dimitri yang penuh harap. Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau ia juga jatuh cinta pada keluarga ini. Reefa mulai meragukan apa ia sanggup menjatuhkan Dimitri dengan semua yang telah terjadi?

***

Dimitri cukup puas walau ia hanya bisa menyentuh jemari Reefa, baginya ini merupakan pertanda yang baik, paling tidak Reefa menerimanya. Laki-laki itu tidak pernah melepaskan sedikitpun genggaman tangannya pada Reefa dari ia meninggalkan cottage hingga mereka duduk di dalam pesawat.

"Aku suka penampilanmu, Reefa," ucap Dimitri pelan.

Reefa tersenyum malu, Dimitri tidak tahu bagaimana ia memilih baju yang pantas untuk penerbangan pulang. Tidak ingin direndahkan lagi, Reefa ingin memantaskan diri dengan Dimitri. Ia sampai meminta pendapat Katie malam tadi dan hasilnya celana jeans midi, blus sifon biru muda berlengan pendek dan syal paisley biru tua sebagai pemanis dikalungkan di bagian leher.

"Tapi bagaimanapun, aku tetap menyukaimu karena dengan piama pun aku bisa lupa diri." Dimitri mengerling menggoda Reefa dan wajah Reefa sontak merah padam hingga ke kuping, jemarinya membelai bagian dalam telapak tangan Reefa.

A Perfect LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang