Chapter 10

2.1K 173 1
                                    

"Bi.." suara Valdo membuat Bintang mendongak. Bintang melihat ke arah Valdo yang sedang meneguk es teh manis saat dua temannya beranjak pergi dari tempat duduk mereka.

"Kenapa Kak?" Bintang mengelap sisa-sisa bumbu kacang yang tertinggal di ujung bibirnya yang kecil.

"Besok maen ke rumah yuk! Nyokap ngajak makan malem di rumah" Valdo berbicara dengan tergesa-gesa namun akhirnya ia mampu mengucapkan kata-kata itu.

Bintang yang sebelumnya belum pernah diajak makan malam seperti ini langsung terhenyak. Ia langsung berpikir baju apa yang harus ia kenakan, obrolan apa yang harus ia bicarakan dengan keluarga Valdo nanti dan segala macam hal yang ia khawatirkan walaupun semuanya belum terjadi. Valdo memanggil Bintang yang entah dari kapan sudah larut dalam lamunannya, membuat Bintang mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Besok banget nih?" bintang menaruh sendok dan garpunya bersamaan.

"Ya iya terus kapan lagi? mau ya Bi?" kedua alis Valdo terangkat dan bibirnya membentuk garis lengkung serta hidung yang mengerenyit membuat pemandangan di depan Bintang ini ingin ia abadikan.

"Ya..yaudah iya" Bintang tersenyum simpul. Ia tidak bisa menutupi rasa senangnya karena baru kali ini ada anak laki-laki yang memperkenalkannya dengan keluarganya. Meski Valdo hanya seniornya, tapi entah mengapa Bintang merasa sangat excited dengan hal ini.

"Besok jam tujuh gue jemput ya Bi" terdengar bukan sebagai tawaran lagi dari Valdo. Bintang hanya mengangguk setuju dengan apa yang baru saja Valdo katakan.

Terkadang Bintang tidak mengerti mengapa ia bisa semudah itu mengiyakan apa yang Valdo katakan. Padahal sebelumnya, sebelum ia mengenal Valdo, ia sangat anti untuk langsung mengiyakan apa yang anak laki-laki katakan padanya.

Kebanyakan beberapa anak laki-laki yang mendekatinya berhenti ditengah jalan sebab sifat Bintang yang dingin, sehingga banyak dari mereka yang merasa Bintang itu membosankan dan terlalu jual mahal. Namun kali ini semua berbanding terbalik, baru kali ini seniornya mampu menghipnotis Bintang. Padahal Valdo tidak pernah sama sekali memaksanya untuk melakukan sesuatu tapi cara yang Valdo miliki selalu berhasil membuat Bintang tidak memilki alasan untuk berkata Tidak.

Meski awalnya harus dibumbui oleh perdebatan kecil jika Bintang tidak setuju dengan apa yang Valdo ucapkan namun hampir semua berujung dengan Bintang yang manut dengan yang Valdo katakan, karena ujungnya apa yang Valdo sarankan untuk Bintang adalah yang memang juga bagi dirinya baik.

Setidaknya kenaifan Bintang berkurang sedikit demi sedikit setelah mengenal Valdo. Ia belajar untuk menerima apa yang orang lain katakan dan tidak melulu apa yang Bintang katakan itu 100% benar. Terkadang orang lain bisa lebih mengerti apa yang kita butuh dibanding diri kita sendiri.

"Valdonya mana?" celetuk bunda saat Bintang baru membuka pintu depan.

"Kak Valdo punya rumah kali Bun, masa kesini terus" jawabnya sambil melengos menuju tangga. Bintang bisa mendengar bundanya yang tertawa renyah dari jarak beberapa meter. Ia langsung menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah dimana Bundanya duduk sambil memegangi remote tv.

"Oh iya, besok Bintang diajak makan malem sama keluarga Kak Valdo" ujar Bintang pada bunda yang langsung memutar kepalanya seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja pendengarannya tangkap.

Anaknya kini mulai membuka diri pada laki-laki setelah beberapa dari mereka selalu mendapat penolakan di akhir oleh Bintang. Walaupun Valdo bukan pacar putrinya, setidaknya ia memilki peluang untuk menjadi orang pertama yang menjadi pacar Bintang nantinya, bukan?

"Tuh kaaan" Bunda menggoda Bintang yang wajahnya sudah semerah buah tomat.

"ih Bunda apaan sih ngeliatinnya gitu banget?" Bintang langsung melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga, ia sesegera mungkin menyembunyikan senyuman bodoh dari bundanya yang semakin tertawa geli itu.

BOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang