Chapter 13

1.9K 158 4
                                    

Waktu menunjukan pukul enam sore tapi tiga gadis yang masih berseragam sekolah ini belum juga keluar dari Mall. Apalagi Moza yang seakan berada di surga jika sudah masuk ke tempat semacam ini.

Sedari tadi ia merengek mengajak dua temannya untuk mampir ke Toko Kecantikan yang terkenal di Indonesia, sementara Bintang ngotot ingin masuk ke Toko Buku tapi Moza dan Oliv langsung menolaknya, di tambah lagi Oliv yang tidak sabar ingin masuk saja ke restoran cepat saji langganannya karena sedari tadi cacing di perutnya sudah merengek minta di beri makan.

Alhasil mereka berakhir dengan duduk di bangku besi yang tertata rapi di sudut Mall dekat eskalator sambil memakan eskrim nitrogen yang menyembulkan asap yang terkesan berlebihan. Mereka bertiga tertawa kegirangan saat memakan eskrim itu dan melihat banyak asap yang keluar dari mulutnya. Tidak peduli dengan pandangan beberapa orang yang menganggap mereka norak atas apa yang mereka lakukan itu.

Bahkan Moza dengan jahilnya menyembulkan asap itu tepat di wajah Oliv membuat Oliv langsung mendorong mulut Moza sampai kepalanya terdorong ke belakang dan menyundul kepala Bintang yang sedang memotret eskrim itu dengan ponselnya.

"Bloon jadi blur kan tuh ih!" Bintang menggerutu melihat hasil fotonya yang blur karena ulah Moza dan Oliv.

"Eh foto dong foto! Kamera lu kan cakep" Moza malah fokus pada ponsel Bintang yang kameranya sedang aktif.

Beberapa puluh foto telah berhasil diambil sampai akhirnya Oliv menyerah, baginya semua foto itu sudah lebih dari cukup walau Moza sesekali meminta untuk difoto lagi.

"Memory gue mau abis, kunyuk" Bintang langsung memasukkan ponselnya ke saku seragam sebelum hal-hal yang tidak di inginkan terjadi.

Moza langsung berlari kecil ke arah Toko Kecantikan dan menghiraukan Oliv dan Bintang yang protes atas keputusan anak yang batu ini. Bintang dan Oliv saling bertatapan dengan ekspresi sedatar mungkin sambil berjalan lunglai dan menunggu Moza di depan toko yang didominasi warna hijau itu.

"Weh mau beli lotion gak? Buat nanti pas kita diklat biar gak keling" Moza berjalan sambil memperlihatkan sebotol lotion berwarna orange yang justru disambut tidak antusias oleh kedua temannya yang sudah berkacak pinggang.

Namun Bintang seakan menimbang-nimbang sesuatu saat ia mendengar kata diklat, ia baru ingat bahwa ia juga belum menyiapkan segala hal untuk acara yang tinggal beberapa hari lagi itu.

"Eh Za, talangin dulu dong shower gel yang cherry blossom" Bintang ingat bahwa stok shower gelnya sudah hampir habis.

"Sip!" Moza hendak berbalik namun ia ingat satu sahabatnya yang masih melongo.

"Lu mau titip juga gak?" Tanya Moza sambil mengangkat dagunya ke arah Oliv. Oliv yang tidak tertarik sama sekali hanya menggelengkan kepala sambil bergidik geli.

"Hadeh..susah ngomong sama orang yang mandinya di kubangan lumpur" sindirnya sambil berlalu. Bintang yang mendengar celetukan Oliv langsung tertawa terbahak-bahak dan langsung meringsi saat Oliv menjambak rambutnya dengan penuh kekesalan.

"Sakit ih si Oliv mah kelakuannya mesti di rukiyah" Bintang mengusap-usap kepalanya sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

--

Bintang menyerahkan tasnya pada Oliv yang berdiri di ujung tronton kecil yang hendak membawa seluruh siswa kelas sepuluh ke salah satu tempat perkemahan di Cijeruk, Sukabumi.

Disusul beberapa siswa lain yang meminta tolong Oliv untuk menyusun tasnya di dalam mobil sebab hanya Oliv satu-satunya siswa yang menaiki tronton itu yang memiliki otot yang lumayan kekar.

BOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang