Chapter 57 (Last)

2.1K 134 7
                                    

Sedari tadi Jevin hanya berguling-guling di kasur. Ia ingin sekali tidur tapi, entah kenapa matanya tak mau juga terpejam. Seperti hari-hari sebelumnya. Namun kali ini rasanya lebih aneh, Jevin merasa gusar, tidak jelas karena apa.

"Ck, aaah!" Gerutu Jevin sambil mengacak-acak rambutnya. Pikirannya tiba-tiba saja tertuju pada Moza. Jevin terus menerka sedang apa gadis itu saat ini? Apa dia bisa tidur nyenyak? Apa dia pernah mengalami insomnia seperti dirinya? Apa dia berharap semuanya bisa kembali seperti dulu? Apa rasa sayang itu masih ada?

Dering suara ponsel tiba-tiba saja menginterupsi, membuyarkan lamunan Jevin akan Moza.

Valdo Attala: gue yang halu apa ini beneran Moza?

Valdo Attala:

Sambil menguap, Jevin menekan dua kali pada gambar yang baru saja dikirim oleh kakaknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil menguap, Jevin menekan dua kali pada gambar yang baru saja dikirim oleh kakaknya itu. Matanya menyipit saat mengenali beberapa hal yang ada pada gambar itu. Rambutnya, tubuhnya, Jevin kenal jelas siapa dia.

Melirik ke arah jam dinding, Jevin langsung mengerenyitkan dahi. Pukul dua belas malam, sedang apa Moza disana? Atau maksudnya mengapa Moza ada disana di jam segini? Di salah satu club malam yang terkenal di daerahnya. Dan kenapa bisa kebetulan seperti ini? Valdo menangkap keberadaan Moza di saat cowok itu sedang merayakan ulang tahun temannya.

Beribu pertanyaan muncul di benak Jevin dan tanpa menunggu lama Jevin langsung melesat ke keluar rumah setelah membawa kunci mobil milik Papanya yang tergantung di dekat pintu masuk utama.

Menancap gas dengan kencang, Jevin langsung menuju ke club dimana tempat Moza berada sekarang.

Dengan beberapa lembar uang berwarna merah, Jevin akhirnya bisa masuk ke club itu. Ia mencari-cari dimana keberadaan pacarnya itu sekarang. Suara dentuman musik yang dimainkan DJ cukup memekakan telinga, meski sebenarnya Jevin sudah biasa dengan suara-suara itu, tapi untuk pertama kalinya Jevin pergi ke club sendirian seperti ini.

Jevin terus berjalan sambil mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan, ia harus beberapa kali menghindari godaan dari cewek-cewek yang sepertinya sudah mabuk berat dan hendak menciumnya jika saja Jevin tidak cekatan untuk menghindar.

Jevin terus menggerutu, sampai matanya tertuju pada sesosok cowok yang Jevin sangat kenal meski ia tidak berhubungan baik selama ini dengannya. Ia melihat Keanu yang berdiri persis di samping Moza yang duduk di bangku tinggi. Gadis itu seperti sedang meneguk cairan di gelas kecil, dan hendak meminta bartender untuk mengisinya lagi. Bahkan Keanu sempat menahan tubuh Moza yang hampir oleng ke belakang.

Dengan langkah cepat, Jevin berlari ke arah mereka. Emosinya sudah tidak bisa dibendung lagi, melihat pemandangan seperti itu tentu sangat menghancurkan perasaan Jevin. Baru kali ini ia melihat Moza sefrustasi itu, dan lagi-lagi itu karena ulah Jevin. Sambil mengumpat, Jevin langsung menarik baju Keanu dan melayangkan pukulan pada rahang cowok itu.

BOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang