Chapter 51

1.3K 117 5
                                    


Suara dentingan antara gelas dan sendok menggema ke seluruh sudut dapur di kediaman Valdo dan Jevin. Orangtuanya tengah pergi ke luar kota untuk bertandang ke rumah neneknya yang berada di kota Malang, maka dari itu Jevin dan Valdo mengajak Bintang, Oliv dan Moza untuk menginap disana.

"Nih, Kak," Ucap Bintang seraya memberikan segelas kopi mochaccino pada Valdo.

Disana, di halaman belakang rumah, Bintang dan Valdo sedang menikmati suasana sore hari. Kali ini langit terlihat cantik dengan warna oranye yang pekat, matahari siap kembali ke peraduan dan menyisakan pantulan cahayanya di kedua mata Bintang dan Valdo.

Mereka tidak berdua, ada Oliv yang sedang tertidur di ayunan. Jelas saja bisa terlelap, suasana sejuk di taman dan suara kucuran air mancur dari kolam ikan di sampingnya seakan menjadi pengantar tidur bagi Oliv sore itu.

Sementara Jevin sudah berangkat untuk menjemput Moza sejak dua puluh menit yang lalu.

Kalau bukan karena Bintang dan Moza yang memaksanya untuk datang, Oliv tidak akan mau melakukan ini. Datang ke kediaman Jevin sama saja dengan menggagalkan usaha untuk memulihkan perasaannya, namun di sisi lain ia tidak mau membuat kedua sahabatnya kecewa karena menolak ajakan mereka.

Setidaknya Oliv tau apa yang akan terjadi dan ia siap menerimanya.

"Liv, Oliv, bantuin gue siapin buat barbeque-an yuk!" Valdo mengguncang tubuh Oliv yang sedang tertidur miring. Ia butuh bantuan untuk menyiapkan acara kecil-kecilan malam ini.

"Ngantuk elah" Gumamnya sambil menyingkirkan tangan Valdo.

"Jevin sama Moza udah dateng" Balasan Valdo membuat Oliv kehilangan rasa kantuk seketika. Oliv mencoba beranjak sambil mengerang, rasanya baru tadi ia merebahkan tubuh disana saat Jevin pergi menjemput Moza, kini cowok itu sudah kembali lagi saja.

Bintang dan Moza tidak bisa berhenti tertawa saat mereka melihat kelakuan Valdo dan Jevin yang terus menjahili Oliv yang sedang menyiapkan peralatan untuk membakar daging dan makanan lain yang sedang Bintang dan Moza persiapkan di dapur.

Kebetulan karena jendela dapur menghadap langsung ke taman belakang. Tawa Moza langsung pecah saat ia sedang mencuci kentang dan tidak sengaja melihat Jevin yang dengan sengaja mengusap pipi Oliv sehingga wajah gadis itu menjadi cemong karena arang, tidak tinggal diam Oliv langsung mengambil bongkahan arang dan melemparnya persis mengenai kepala Jevin.

"Kak Valdo, gak usah ikut-ikutan jailin gue deh kalo mau Bintang selamat" Ancam Oliv yang menangkap gelagat Valdo yang mulai mencurigakan.

"Jangan bawa-bawa masa depan gue dong!" Protesnya sambil terkekeh dan menaruh bongkahan arang ke tempat semula.

"Cie Bintang dibilang masa depannya Valdo" Teriak Oliv degan mulut toanya.

Semu merah tampak pada wajah Bintang, seketika ia lupa bagaimana cara mengiris bawang bombai yang sedang ia pegang.

Acara menginap malam ini berjalan seperti pada umumnya. Dari Oliv yang harus banyak bersabar saat memakan makanan yang mereka masak sama-sama dan harus melihat Moza dan Bintang yang sesekali menyuapi Jevin dan Valdo yang malah asyik main game Gentlemen! di iPad.

"Duh kalo jum'at kliwon gini Mas Andrew Garfield-nya lagi nyuci keris" Balas Oliv saat Jevin menanyakan kemana pasangan Oliv dengan nada iseng.

Terkadang, menyembunyikan rasa sakit dibalik senyuman itu lebih mudah untuk dilakukan.

"Truth or Dare yuk?" Ajak Jevin seraya mengambil botol kosong di atas meja, seakan ia tau bahwa semuanya mengiyakan ajakan Jevin.

Sejak saat itu, Oliv menjadi takut jika sesuatu akan terjadi padanya. Seperti sekarang ini, saat Jevin mengajak untuk bermain Truth or Dare. Dulu, Oliv yang paling bersemangat melakukan ini karena ia bisa mengerjai temannya sepuas hati, ataupun mendengar kejujuran dari temannya yang sebenarnya Oliv tidak peduli.

BOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang