Deringan bel sekolah langsung membuat beberapa pintu kelas terbuka lebar, beberapa murid menyembur keluar memenuhi koridor sekolah. Langkah mereka serempak menuju ke kantin.
Tidak terkecuali Jevin yang langsung melompati mejanya dan berlari ke kelas sebelah.
Ia mencari Oliv.
"WOI ABANG-ABANG! AYO!" Teriak Jevin di ambang pintu kelas Oliv. Membuat beberapa murid cowok menoleh karena merasa terpanggil. Demikian dengan Oliv yang juga menoleh karena ia tau panggilan itu ditujukan padanya.
"Kemana, Liv?" Tanya Bintang yang baru mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya.
"Latihan" Jawab Oliv singkat sambil beranjak dari duduknya untuk menghampiri Jevin yang sedang mengobrol dengan salah satu teman sekelasnya.
Jevin memang supel, maka tidak heran jika ia kenal dengan siapapun yang ada di sekolah ini. Sampai satpam legendaris yang pernah menyergap mereka pun kini menjadi teman ngopinya jika mereka tidak sengaja bertemu di warung kopi samping sekolah.
Kata Jevin, satpam semacam itu wajib dibudidayakan.
Bahkan Jevin sudah memiliki fansnya sendiri di sekolah, termasuk kakak kelas cewek yang menganggap Jevin adalah dedek gemesnya mereka.
Ya Tuhan...
Maka Oliv tidak heran jika saat Jevin dan Oliv melewati koridor kelas seperti ini banyak suara suara misterius yang menyerukan nama Jevin, siapa lagi kalau bukan murid cewek yang sengaja memanggil-manggil Jevin melalui jendela kelas mereka masing-masing.
Jevin dan Valdo, sama-sama di elu-elukan semua cewek di sekolah. Bedanya, Valdo lebih sering tidak mengacuhkan cewek-cewek yang menggilainya. Sementara Jevin malah sering menyahutinya, walau niatnya cuma iseng tetapi tetap saja cewek-cewek itu langsung histeris dibuatnya.
Seperti sekarang ini,
"JEVIIIN! PING PING PING!" Teriak seseorang yang entah siapa.
"APA SAYANG?" Balas Jevin santai sambil fokus dengan ponselnya.
Dan benar saja, Jevin dan Oliv langsung mendengar suara jeritan gadis-gadis yang persis seperti sedang mendapatkan siksa kubur.
"Ih jijik banget tau, Vin" Oliv berdigik melihat tingkah genit Jevin.
"Yaelaaah, bilang aja sirik mau dipanggil sayang juga" Jevin mencoba mencolek pipi Oliv sambil terkekeh, membuat gadis itu langsung menghindar dan tidak sengaja menabrak jendela yang terbuka.
Oliv meringis karena lengannya menghantam jendela itu, gara-gara Jevin!
Coba kalau tadi Jevin tidak menggodanya, Oliv tidak akan mengalami kejadian konyol ini.
Melihat wajah Oliv yang cemberut dan menatapnya tajam, Jevin langsung menutup mulutnya agar suara cekikikannya tidak terdengar oleh Oliv.
"Uuu..kasian si sayang" Goda Jevin lagi sambil menepuk-nepuk puncak kepala Oliv pelan.
Sekarang tugas Oliv bukan hanya mengelus tangannya yang terasa panas, melainkan mengelus dadanya yang terasa berdebar tidak karuan secara tiba-tiba.
Fatir sedang menggebuk drumnya sementara Cio sedang berbaring di sofa saat Jevin dan Oliv baru masuk ke markas mereka itu.
"Abang Ciomayyy, minggir Bang!" Jevin mengangkat bahu Cio dengan paksa, membuat Cio mendecak sebal karena aktivitasnya terganggu.
Sementara Oliv langsung menyambar gitar yang tersandar di tembok, lalu memetik senarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOM
Teen FictionBerawal dari kesamaan nasib, sama-sama sering menjadi sasaran empuk saat OSPEK SMA akhirnya hubungan Bintang, Oliv dan Moza yang dulunya tidak mengenal satu sama lain kini terikat dalam satu tali persahabatan yang erat. Ditambah kehadiran dua cowok...