Leonyca memukul kepala Matt dengan pelan saat lelaki itu tak kunjung beranjak dari leher dan pundaknya.
"Matt!!! Ony harus ke sekolah!!!" pekik Leonyca membuat Matt tersadar kembali. Matt mengangkat wajahnya lalu dia tertawa salah tingkah.
Wajah Matt memerah dan berkeringat, dia menarik Leonyca keluar dari kamar lalu membawa gadis itu ke ruang makan.
"Ony sarapan dulu, ya Sayang...." ucap Matt dengan lembut. Leonyca menggerutu dalam hati, tapi dia mengangguk juga. Matt meraih piring dan juga air mineral, lalu menyajikan makanan yang tadi dia beli ke dalam piring.
Dalam diam, Matt mulai menyuapi Leonyca.
"Matt, bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita pergi ke taman bermain?" tanya Leonyca dengan semangat. Matt tidak menjawab. Dia terus menyuapi Leonyca sampai mulut gadis itu penuh dan pipinya menggembung.
Leonyca mendengus dalam hati, lalu menyeburkan makanan di mulutnya ke wajah Matt. Setelah itu, dia meneguk air yang ada di gelas.
"Jorok, Ony!" pekik Matt, tapi Leonyca malah menginjak kaki Matt.
Leonyca menyeringai, lalu dia dengan sengaja menarik rambut Matt.
Matt menggerutu pelan lalu dia berlari menuju wastafel, dia membersihkan wajahnya dari makanan karena ulah Leonyca barusan.
"Ony benar-benar!" geram Matt lalu setelah selesai, dia menyeringai dan tersenyum licik.
"Matt, nanti pulang sekolah kita harus pergi ke taman bermain!" jerit Leonyca.
Matt berdeham pelan, dia mendekat pada Leonyca lalu dengan sengaja, dia menyentil telinga gadis itu.
"Matt!" jerit Leonyca, namun Matt hanya tertawa dengan terbahak-bahak.
"Ahahaha...." tawa Matt pecah membuat Leonyca merasa kesal.
Dia memegangi perutnya dan air matanya juga keluar. Leonyca mengerucutkan bibirnya lalu dia dengan sengaja menendang organ vital Matt, membuat Matt menjerit kesakitan.
"Ya, Tuhan ... Ony sungguh tega dirimu, Nak...." ucap Matt tersendat-sendat sambil memegang organ vitalnya.
Leonyca tertawa pelan, tidak ada rasa bersalah pun di wajahnya.
"Ah, rasakan, Matt!" pekik Leonyca lalu dia berlari ke kamar. Leonyca berdiri kebingungan lalu dia berlari ke dalam kamar mandi. Dia hanya mencuci wajahnya lalu setelah itu, dia kembali ke kamar.
Leonyca membongkar tas yang Matt bawakan dari rumah. Dia tersipu malu saat ada beberapa pakaian dalam miliknya.
"Ya ampun, Ony malu sekali...." kata Leonyca dengan wajahnya yang merah merona.
Wajah Leonyca semakin merona saat mendengar Matt berdeham. Leonyca pura-pura sibuk membongkar tas dan mengeluarkan seragam sekolahnya.
"Mencari apa, hmm?" tanya Matt berjongkok di depan Leonyca. Leonyca mendengus pelan, menutupi rasa malunya.
"Mencari pokemon, sayang...." ucap Leonyca dengan nada genitnya dan juga lembut. Matt mengerang pelan. Napasnya berkejaran dan jantungnya berdebar dengan cepat dan kencang. Padahal Leonyca hanya memanggilnya sayang. Tapi efeknya benar-benar luar biasa bagi dirinya.
"Pokemon?" tanya Matt kebingungan. Leonyca tertawa pelan lalu dia meraih seragamnya dan membawanya ke walk in closet.
Leonyca dengan cepat memakai seragamnya, lalu setelah selesai, dia kembali ke kamar. Dia mendapati Matt yang masih berjongkok di tempatnya tadi.
"Apa jangan-jangan Matt sakit? Apa karena Ony tendang?" tanya Leonyca pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATION
Teen Fiction[Seri Kedua My Little Girl] Klise, ketika dua insan manusia yang saling mencintai, tapi mereka terikat hubungan darah. •Matt Morris Christover (21) sudah menyukai bahkan mencintai keponakannya sejak lama. •Leonyca Reyner Reland (16) gadis yang benar...