44. Tanpa Judul

550 46 1
                                    

Sebelum baca, klik bintang di bawah dulu ya🌼
Selamat membaca Guys❤
___________________

"Jadi bagaimana?" Patch berbicara pada dua orang bertubuh tegap serta memakai pakaian yang rapi serba hitam, berdiri di depannya. Mereka berbicara di halaman rumah sewa Patch dan Leonyca. Kedua pria tersebut adalah anak buah Patch. Rony dan Doko namanya.

"Begini, Pak. Setelah kami selidiki desa yang ada di seberang hutam, dugaan Bapak benar. Di desa tersebut merupakan tempat persembunyian para penjahat yang datang dari kota." Doko menjawab dengan sopan.

"Tapi saya melihat desa itu seperti tidak berpenghuni. Dan ada seorang gadis yang tinggal di sana. Gadis itu berambut pirang bernama Ratu. Tolong kalian selidiki soal gadis itu. Dan satu lagi, tolong kalian selidiki soal tabrak lari diperempatan jalan menuju kota. Saya juga tidak tahu kapan tepatnya kejadian itu, tapi melihat luka korban, sepertinya sekitar 2 Minggu yang lalu." Patch menghela napasnya pelan.

"Di desa itu memang terlihat seperti tidak berpenghuni, Pak. Mereka akan keluar dan melakukan kejahatan di malam hari. Dan soal gadis yang Bapak maksud kami akan mencari tahu, begitu juga soal tabrak lari itu, Pak." Jawab Rony.

"Bagus. Laporkan pada saya secepatnya."

"Baik Pak. Tapi Pak, berapa lama lagi Bapak tinggal di sini?"

"Sampai urusan saya selesai. Kalian sudah boleh pergi. Terima kasih untuk obatnya." Rony dan Doko mengangguk dan membungkukkan punggung dengan sopan. Patch mengangguk dan melihat kepergian kedua anak buahnya.

Patch masuk ke rumah dan dia sedikit terkejut mendapati Leonyca yang berdiri mematung di depan jendela yang ada di ruang tengah.

"Kamu sudah bangun?" tanya Patch mendekati Leonyca.

"Yah. Siapa mereka Patch?"

"Ohh, kamu menguping pembicaraan kami ya?" Patch mengangkat sebelah alisnya membuat Leonyca tersenyum salah tingkah.

"Sedikit," jawab Leonyca.

"Mereka anak buahku." Leonyca mengerutkan keningnya. Dia menatap Patch begitu juga dengan Patch. Tapi Leonyca tidak bisa membaca pikiran Patch.

Patch menepuk kepala Leonyca lalu dia meninggalkan Leonyca di ruang tengah. Dia masuk ke kamarnya dan mendekati Matt yang masih tidur.

Patch berjongkok dan meletakkan obat untuk Matt di dekat kepala Matt. Patch membuka perban kaki Matt dengan pelan membuat Matt terbangun.

"Aku buka perbanmu. Setelah ini, minum obat itu," ucap Patch yang menyadari Matt sudah bangun.

"Baik, terima kasih." Matt mengamati Patch yang serius.

"Kamu akan membayar ini semua," ucap Patch yang hanya dijawab Matt dengan anggukan tanpa bertanya bayaran apa yang Patch mau.

Setelah selesai, Patch keluar dari kamar untuk membuang perban bekas Matt. Dia juga mencuci tangannya.

"Patch, Matt sudah bangun?"

"Ah, ya." Leonyca mengerucutkan bibirnya karena Patch menjawab dengan cuek.

"Patch, ada sesuatu hal yang ingin aku tanya." Leonyca mengikuti langkah Patch menuju halaman rumah. Lelaki itu duduk di rerumputan begitu juga dengan Leonyca.

"Apa?"

Leonyca mencubit perut Patch karena gemas pada lelaki itu.

"Patch, besok kita pulang ya. Aku tidak suka di sini. Maaf karena aku banyak merepotkan kamu." Leonyca menarik napasnya dalam-dalam dan mengembuskan secara perlahan.

PREDESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang