37. Miss Him

1.7K 142 1
                                    

Setelah beberapa saat Patch pergi, Leonyca melangkah menuju kamarnya lagi. Dia membuka jendela yang sudah nyaris reyot itu dengan pelan.

"Pintar sekali si Patch itu! Dia memilih kamar yang lebih bagus dari kamar ini. Bagaimana bisa aku tidur di sini? Bagaimana nanti kalau ada pencuri masuk dari jendela ini? Aku tidak mau! Pokoknya Patch yang harus tidur di sini!" pekik Leonyca menutup kembali jendela tersebut.

Dia menarik kopernya, menjinjing tasnya, lalu keluar dari kamarnya itu. Dia masuk ke dalam kamar Patch dan meletakkan barang-barangnya di dekat tas milik Patch.

"Di sini lebih baik, aku harus membersihkan rumah ini sebelum pria tua itu pulang," gerutu Leonyca dan dia pun mulai membersihkan rumah menggunakan peralatan seadanya.

Berjam-jam Leonyca membersihkan seluruh isi rumah sampai baju yang dia pakai basah karena keringat. Wajahnya juga memerah dan terlihat lelah. Tubuhnya terasa pegal dan dia sangat kelelahan karena sebelumnya belum pernah melakukan hal-hal seperti membersihkan rumah.

Leonyca memegang pinggangnya, dia ingin menangis saja karena merasa tidak sanggup.

Dia melangkah menuju kamar, dia menatap tas Patch penuh minat dan penasaran.

Akhirnya Leonyca memutuskan untuk membongkar tas ransel Patch, dia tersenyum saat menemukan power bank milik Patch.

"Dia punya ini, tapi dia tidak mau memberikan padaku. Dasar, dia benar-benar keterlaluan!" Leonyca meraih ponselnya, lalu mengisi daya di ponselnya agar dia bisa menghubungi orangtuanya. Karena Leonyca tahu, Nick dan Devany mengkhawatirkan dirinya.

"Aku lapar dan haus. Aku juga tidak sanggup untuk berjalan lagi karena telapak kakiku semakin sakit. Lebih baik aku tidur saja, agar laparnya tidak terasa lagi," gumam Leonyca berbaring di lantai beralaskan kain tipis yang dia bawa dari rumah.

Tentu saja Leonyca tidak merasa nyaman dengan tidur seperti itu. Belasan tahun dia selalu tidur di kasur yang empuk, dan sekarang untuk pertama kalinya dia tidur hanya beralaskan kain tipis dan tanpa bantal.

Karena tidak bisa tidur, Leonyca memutuskan untuk mencek ponselnya. Setelah benda persegi itu benar-benar hidup, ada beberapa pesan singkat yang masuk dari orangtuanya dan juga dari Leonard. Dia tersenyum tipis saat membaca pesan singkat dari sang ibu.

Nak, kenapa kamu pergi tanpa memberitahu kami? Kamu membuat kami sangat khawatir, Sayang. Kamu sudah sampai di mana? Sudah makan? Apa perlu kami menyusulmu? Hah, makan yang teratur, Nak. Tinggal di desa itu tidak mudah, kalau Ony tidak tahan, langsung pulang, Nak. Kami tidak mau terjadi sesuatu padamu, Nak.

PREDESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang