"Ingkar janji!" Matt langsung membuka matanya lebar-lebar, dia menggeleng kuat-kuat.
"Maaf, Ony ... aku tidak bermaksud ingkar janji. Mama memaksaku memilih," kata Matt menatap Leonyca dengan pilu.
"Aku tidak mau lagi, Matt. Kita cukup sampai di sini saja. Matt tidak perlu repot-repot untuk mengejarku karena aku tidak mau lagi bersama Matt!" kata Leonyca tidak mau menatap Matt. Matt meringis dalam hatinya.
"Aku mohon, Ony. Aku tidak ingin kita berpisah, maafkan aku karena meninggalkan Ony—" Leonyca meletakkan jari telunjuknya di bibir Matt membuat mulut itu terkunci rapat-rapat.
"Matt tidak perlu mencari tahu soal kebenaran Matt anak kandung Oma atau tidak, karena sesungguhnya Matt memang anak kandung mereka. Matt tidak boleh keras kepala, karena selama ini kita yang salah. Sudah jelas tidak bisa bersama, tapi kita tetap mencoba untuk bersama." Leonyca menundukkan kepalanya, tidak ingin Matt melihat kalau dia ingin menangis saja.
"Ony, aku tidak peduli lagi! Aku hanya ingin bersama Ony!" Matt mempererat pelukannya.
"Aku tidak bisa, Matt. Aku bahkan sangat membencimu sekarang!" ketus Leonyca membuat tubuh Matt bergetar. Dia tidak bisa menahan untuk tidak menangis.
"Ony, beri aku kesempatan ... kumohon, Ony...." desis Matt tapi Leonyca menggeleng. Dia berusaha mendorong Matt agar melepaskan pelukannya.
"Aku tidak mau, Ony! Aku tidak mau!" kata Matt tidak mau melepaskan Leonyca.
"Matt, jangan seperti ini! Yang perlu Matt tahu, selama ini aku tidak pernah mencintaimu, aku hanya memanfaatkan kebaikanmu dan ternyata Matt salah mengartikan semuanya!" Matt mendorong Leonyca dengan pelan, dia bangun dan turun dari tempat tidur.
"Aku tidak percaya!" jeritnya kuat sampai terdengar keluar ruang rawat Leonyca. Kontan saja pintu langsung terbuka dan muncullah Devany, Nick, dan juga keluarga yang lainnya.
"Keluar dari sini!" usir Devany, Matt menggeleng. Dia mendekati Leonyca yang juga sudah duduk di ranjangnya. Lalu memeluk gadis itu dengan erat.
"Aku tidak mau! Jangan paksa aku! Jangan mengatur aku sesuka kalian! Kalian tidak akan mengerti!" kata Matt meneriaki keluarganya. Dia benar-benar kacau!
Saat Matt melihat Lory masuk ke dalam ruangan Leonyca, Matt menatap benci sang ibu. "Ini semua gara-gara kamu! Kamu bukan ibuku!" bentak Matt mulai menggila, Lory yang terkejut mendengar ucapan Matt hanya bisa pasrah saja.
Nara mendekati Matt untuk menenangkan putranya itu. "Matt, sadar, Nak. Kamu tidak boleh seperti ini karena putus cinta. Sudah berapa banyak hati yang kamu lukai, hah? Kamu membentak mamamu sendiri! Dia bukannya mengekang hubungan kalian, tapi dia melakukannya untuk kebaikan kalian, Nak!" Matt menggeleng kuat.
"Papa juga sama saja! Kalian semua sama saja!" jerit Matt melepaskan Leonyca, lalu dia pergi dari jendela sambil menangis pilu.
"Jangan di kejar! Matt butuh waktu sendiri," kata Nara pada Lory. Dia membawa Lory keluar dari ruang rawat Leonyca.
"Ma, Pa, sebenarnya rahasia apa yang kalian simpan? Kenapa kalian tidak memberitahu aku, hah?" Leonyca menutup wajahnya sambil menangis, tidak tahan lagi dengan semuanya.
Devany dan Nick duduk di ranjang Leonyca, mereka memeluk putri mereka. "Ony, rahasia itu ternayata tidak benar. Dulu kakekmu mengatakan kalau Matt Bukan anak kandung mereka. Tapi setelah di selidiki, ternyata Matt memang benar anak kandung mereka."
"Aku tidak mengerti," kata Leonyca dengan pelan. Devany melepaskan pelukannya, membiarkan Leonyca berada dalam pelukan sang ayah.
"Intinya, Matt anak kandung kakek dan oma kamu, Nak. Kemiripan Matt dengan Dave itu hanya kebetulan." Leonyca menatap sang ayah dengan berkaca-kaca. Dia benar-benar sudah tidak tahu bagaimana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PREDESTINATION
Teen Fiction[Seri Kedua My Little Girl] Klise, ketika dua insan manusia yang saling mencintai, tapi mereka terikat hubungan darah. •Matt Morris Christover (21) sudah menyukai bahkan mencintai keponakannya sejak lama. •Leonyca Reyner Reland (16) gadis yang benar...