18. So Jealous

12.8K 1.1K 156
                                    

Di pagi yang cerah, rumah Nick dan Devany sudah ramai dan heboh dengan suara-suara teriakan.
"Ma, dasi Ony di mana?!" tanya Leonyca menjerit dari kamarnya. Sebenarnya Nick dan Devany belum setuju Leonyca untuk kembali ke sekolah karena kaki Leonyca belum pulih total, tapi Leonyca tetap memaksa.

"Sebentar, Nak!" jerit Devany dari walk in closet. Leonyca memakai tas ranselnya, ia kembali menatap dirinya di dalam cermin meja riasnya sembari menunggu Devany.

"Ini," kata Devany yang sudah menemukan dasi Leonyca dan memakaikan pada Leonyca. "Ma, terima kasih...," ucap Leonyca menatap Devany dengan berbinar-binar.

"Sama-sama, Sayang. Bekalnya sudah mama masukkan ke dalan tas, ada dua. Berikan satu pada Rhein, ya, Nak...." ucap Devany.

Setelah selesai memasangkan dasi Leonyca, dia memperbaiki lengan baju Leonyca yang tergulung.

"Selesai, ayo kita keluar," Leonyca tersenyum dan mengangguk-angguk.

Mereka melangkah menuju ruang dengan dan di sana Leonard sudah menunggu. Bukan hanya Leonard, tapi ada Nick dan Matt juga.

"Sudah selesai?" tanya Nick mendekati Devany dan Leonyca.

"Sudah, Pa. Ayo kita berangkat, Ony tidak mau terlambat," ucap Leonyca dengan senang.

"Ayo," kata Matt membuat Leonyca menaikkan sebelah alisnya. "Matt ikut?" tanya Leonyca, Matt hanya mengangguk.

"Aku yang mengantar Ony ke sekolah, Lee naik motornya saja, ya," ucap Matt yang diangguki oleh Leonard.

"Hati-hati di jalan, Lee," ucap Devany saat Leonard menyalam dan pamit kepada Nick dan Devany.

"Ony, aku pergi lebih dulu, ya. Karena ada yang harus aku lakukan," ucap Leonard, Leonyca hanya mengangguk. Lalu Leonard pergi meninggalkan ruang tengah tersebut.

"Matt juga hati-hati di jalan, jangan ngebut," pesan Devany. Matt tersenyum dan mengangguk. Mereka berdua berpamitan pada Nick dan Devany, lalu pergi meninggalkan rumah itu.

"Astaga, Ony semangat sekali sekolah hari ini," bisik Devany tersenyum dan dia sangat merasa senang.

"Iya, ayo kita sarapan," ajak Nick sembari menarik tangan Devany menuju ruang makan.

Tadi Devany memang sudah di repotkan oleh Leonyca. Mengurusi Leonyca mulai dari hal kecil sampai Leonyca selesai dan siap berangkat ke sekolah.

"Kamu pasti lelah mengurus Ony," kata Nick menarik kursi untuk Devany. Devany menggeleng, ia duduk dan meminum segelas air mineral.

"Aku tidak lelah, hanya saja aku seperti kembali ke masa saat Lee dan Ony akan memulai sekolah dasar dulu. Dua-duanya sangat bersemangat dan juga sangat merepotkan. Meski begitu, aku senang. Mungkin ini akan membuat semuanya lebih baik lagi, aku juga ingin memperbaiki semuanya," ucap Devany, Nick duduk di sebelah Devany dan mengecup punggung tangan istrinya itu.

"Sebenarnya sangat disayangkan kejadian yang lalu, tapi biarlah. Kita ambil hikmahnya saja dan membuat hal itu sebagai pelajaran untuk kita dalam mendidik anak-anak. Meski aku masih sangat menyesal telah mengucapkan kata-kata yang tak sepenuhnya aku ingat, tapi dari hal itu aku mendapatkan banyak pembelajaran dan introspeksi diri sebagai seorang ibu," lanjut Devany.

"Ya, yang lalu biarlah berlalu. Jangan di ungkit lagi karena luka itu mulai sembuh," ucap Nick,Devany mengangguk setuju.

"Menurutmu, apa Ony semangat ke sekolah karena dia tahu Evan satu sekolah dengannya?" tanya Nick yang mulai memakan sarapannya.

"Bisa jadi, tapi sebelumnya juga Ony semangat untuk ke sekolah. Katanya dia sudah rindu pada Rhein, sepertinya mereka berteman dengan baik," jawab Devany, dia juga mulai memakan sarapannya.

PREDESTINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang