Ini bukanlah sajak cinta malah bukan juga sebuah sajak, cuma dalam tulisan ini aku akan menceritakan tentang apa yang aku cinta.
Aku menjatuhkan cintaku kepada kemurnianmu, kesantunanmu dan kemanisanmu terhadap orang tua.
Jika cintaku mudah terjatuh, pastilah ia sudah jatuh berkali-kali dan mungkin jua senang jua hancur.
Tapi denganmu, cintaku jatuh pada permukaan yang lembut. Enak terjatuh meski berkali-kali.
Barangkali mencintai budi bahasa lebih mengasyikkan berbanding mengasihi paras rupa atau manisnya tutur bicara meski kau punya semuanya.
Aku tetap memilih untuk terus lagi jatuh kepada apa yang aku sudah sedia cinta.
YOU ARE READING
Debu yang Terconteng
PoesieHanya kata-kata usang yang bila-bila masa boleh ditiup terbang lantas hilang. Barangkali bisa menebal namun mana mungkin kekal, satu masa debu ini akan tertanggal. Debu-debu yang tak dipeduli, meski terlihat kotor namun masih suci; berbanding hatiku...