Babak-babak ngeri itu terulang kembali
Laksana rakaman yang ditayangkan sekali lagiAku lihat Mama kembali menahan sesak helanya
Inhaler tergenggam kemas menunggu masaAku perhati kucing putihku terlihat kelabu
Dibelai sedikit berterbanganlah butiran debuAku tengok tingkap pintu semuanya dirapatkan
Penapis udara dibiarkan hidup berterus-terusanAku terasa kerongkongku pedih sakit
Sehingga menelan air pun, terlalu peritAku menyedari anak sekolah yang melintasi lorong
Kini kurang jumlahnya, bahkan adakala jalan itu kosongAku pandang langit berwarna keruh dan suram
Wajahnya tiada seri, bagaikan berangin muramSiaran yang sama seperti tahun lalu dipertontonkan
Masih diulang tayang bagai ada permintaan
YOU ARE READING
Debu yang Terconteng
PoesíaHanya kata-kata usang yang bila-bila masa boleh ditiup terbang lantas hilang. Barangkali bisa menebal namun mana mungkin kekal, satu masa debu ini akan tertanggal. Debu-debu yang tak dipeduli, meski terlihat kotor namun masih suci; berbanding hatiku...