Permainan Rindu

59 4 2
                                    

Aku merindu tanpa diberi izin untuk memberitahu. Keegoanku tak mengizinkan aku khabarkan kepadamu. Kebimbanganku tak mengizinkan aku berkongsikan hal sebegini dengan keluarga. Kekhuatiranku tak mengizinkan aku bercerita perkara ini dengan teman-temanku.

Kamulah orang yang paling bahaya untuk aku kenali. Terlalu bahaya untuk aku sayangi. Teramat bahaya untuk aku dekati. Tersangat bahaya untuk aku miliki.

Mengapa Tuhan ciptakan kau serba indah pada perasaanku, namun tak cocok bila melihat jalanmu menuju Tuhan. Aku tak mahu menjadi dungu dalam meraikan keinginanku sampai membelakangkan Kekasih segala kekasih.

Biarlah kalau menjalin cinta, cinta itu tidak membodohkan namun lebih memberi tunjuk ajar. Biarlah kalau menganyam kasih, kasih itu tidak membutakan bahkan terang lagi menyuluhkan. Biarlah kalau menyulam sayang, sayang itu tak menyakiti malah menyembuhkan.

Maka diari ini aku jadikan alatan buat menelan kata-kata yang tak kesampaian untuk aku kirimkan. Seperti boneka yang dimainkan di pondok, aku melakonkan saja sosoknya dengan jalan ceritaku sendiri. Kebenarannya aku tahu, setelah penat bermain aku akan ketepikan permainanku dan kembali menangisi nasibku.

Debu yang TercontengWhere stories live. Discover now