Kau telah mencampakkan benih-benih
Namun dataran hatiku kontang
Berpanjangan dilanda kemarau
Maka tak satu pun menumbuh
Biar seberapa banyak mana kau taburiSedang kau melangkah pergi
Tiba-tiba saja aku diairi
Dengan air mata kekesalan
Perlahan-lahan menjadi subur
Benih itu mula bercambah mesra
Menjadi rimba damaiSayangnya sang peneroka
Masih tak lagi pulang
Dan tak pernah tahu
Usahanya berhasilMungkinkah ada sosok lain
Yang akan lebih tekun dan tulen?
Untuk menjaga harmoninya
Satu tanah tandus yang bertukar belantara.
YOU ARE READING
Debu yang Terconteng
PoetryHanya kata-kata usang yang bila-bila masa boleh ditiup terbang lantas hilang. Barangkali bisa menebal namun mana mungkin kekal, satu masa debu ini akan tertanggal. Debu-debu yang tak dipeduli, meski terlihat kotor namun masih suci; berbanding hatiku...