Saat Meng Xin Hun mendekati Han Tang, hatinya sangat tegang sekaligus bergairah layaknya prajurit yang baru pertama bertempur di medan perang.
Meng Xin Hun ingin mencabut nyawa Han Tang bukan semata menuntaskan order Gao Lao Da membunuh Lao Bo, tapi juga untuk diri sendiri.
Umumnya setiap orang mencari makna hidupnya. Walau selalu mencari sesuatu dalam hidup, Meng Xin Hun tidak tahu apa yang dicarinya. Terus menerus mencari, tentu menjemukan. Ia sudah lelah mencari, berharap setelah membunuh Han Tang akan kembali seperti dulu.
Agar hidup bisa bergairah, setiap orang pasti membutukan tantangan, menginginkan lawan yang kuat. Untuk itu, ia rela mengorbankan apa pun.
Langkah Meng Xin Hun begitu ringan seperti kucing yang mengendap. Ia sudah biasa melatih langkah seperti itu, hingga menjadi kebiasaannya. Kebiasan yang terus menerus diulangi akhirnya menjadi karakternya. Maka, tanpa disadari pun ia sudah melangkah seperti itu.
Han Tang diam di tempat, tetap memandangi pelampung pancingnya yang mengapung di permukaan kolam.
"Kau datang buat membunuhku?" tiba-tiba Han Tang bertanya tanpa berpaling.
Seketika Meng Xin Hun menghentikan langkah.
Han Tang tidak menoleh. Langkah Meng Xin Hun seringan kucing yang mengendap. Ia pun belum menegur Han Tang. Apakah pendengaran Han Tang sedemikian tajam?
Han Tang kembali bertanya, "Sudah berapa yang kau bunuh?"
"Sangat banyak," jawab meng Xin Hun.
"Pasti sangat banyak, kalau tidak langkahmu tidak seringan itu."
Han Tang tidak suka bertele-tele, langsung memuji. Namun di balik pujiannya, justeru terkandung celaan.
Hanya orang yang berhati tenang bisa memiliki langkah yang ringan.
Orang yang ingin membunuh, hatinya pasti tidak tenang. Meng Xin Hun datang untuk membunuh, dengan sendirinya jantungnya berdebar dan hati tidak tenang.
Walau Han Tang tidak mengutarakan celaannya, Meng Xin Hun tahu maksudnya. Seketika telapak tanganya menjadi basah. Han Tang sungguh orang yang menakutkan.
"Apa kau tahu siapa aku?" tanya Han Tang.
"Aku tahu," jawab meng Xin Hun.
Tiba-tiba Han Tang mengutarakan sesuatu yang tak terduga. "Baiklah, kalau begitu mari kita memancing."
Undangan yang aneh, jarang seseorang mengundang orang yang ingin membunuhnya.
Lantas, mana ada orang yang mau menerima?
Nyatanya Meng Xin Hun justeru menerima, berjalan menghampiri Han Tang, duduk beberapa meter darinya.
Han Tang mengambil sebuah galah pancing di sisinya, memegangnya beberapa saat, sebelum akhirnya melemparkannya.
Meng Xin Hun sigap menangkap. "Terima kasih."
"Umpan apa yang biasa kau gunakan?" tanya Han Tang.
"Aku memakai dua macam umpan," jawab Meng Xin Hun.
"Umpan macam apa?"
"Yang satu umpan yang paling disukai ikan. Satunya lagi, umpan yang paling kusukai."
Han Tang mengangguk. "Keduanya sangat baik."
"Lebih baik lagi tidak menggunakan umpan, biarkan itu yang memancingku."
Han Tang terdiam.
Hingga saat ini ia tidak melihat Meng Xin Hun dan sama sekali tidak ada niat buat melihat Meng Xin Hun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu Long
Misteri / ThrillerSemasa hidupnya, Gu Long pernah mengakui bahwa dirinya sangat terpengaruh para pengarang Barat, antara lain Mario Puzo dengan Godfathernya, Ian Fleming dengan James Bond, dan Agatha Cristie dengan kisah teka-teki pembunuhannya. Ramuan dari para peng...