21. Merpati

790 30 1
                                    

Hari menjelang petang ketika Lu Xiang Chuan dipanggil menghadap Lao Bo.

"Aku menyuruhmu membunuh Han Tang karena sudah lama ia tidak menyukaiku...," kata Lao Bo

Sebetulnya tanpa penjelasan apa pun, jika Lao Bo memerintahkannya membunuh orang, tanpa banyak tanya orang itu pasti akan ia bunuh.

Lao Bo melanjutkan, "... Han Tang menganggapku meremehkannya, sekarang dia berniat bekerja buat orang lain."

Lu Xiang Chuan marah, "Apa dia mau bekerja untuk Wan Peng Wang?"

Lao Bo menggangguk. "Benar, Han Tang sudah berjanji bertemu dengan anak buah Wan Peng Wang bernama Tie Peng alias Fang Gang. Mereka akan bertemu di Penginapan Da Fang di Hang Zhou besok malam."

Lu Xiang Chuan mengangguk memahami. "Apa boleh kubawa anak buahku?" tanyanya.

"Jangan," Lao Bo menggeleng. "Di dalam organisasi kita ada pengkhianat. Gerakanmu kali ini sangat rahasia, tidak boleh diketahui siapa pun."

Lu Xiang Chuan tidak bertanya lagi. "Baiklah, aku segera berangkat."

Sedari tadi Lu Man Tian hanya mendengar, tapi sesungguhnya memperhatikan ekspresi Lao Bo saat bicara. Ia sungguh kagum dan merasa beruntung tidak melakukan sesuatu yang membuat Lao Bo curiga padanya.

Siapa pun yang membohongi Lao Bo berarti tengah menggali lubang kuburnya sendiri. Lu Man Tian menghela nafas, berharap Lu Xiang Chuan bisa membawa pulang kepala Fang Gang alias Tie Peng. Dengan begitu, ia bisa membuktikan kesetiaannya pada Lao Bo.

Biar bagaimana Lu Xiang Chuan adalah keponakannya. Setiap paman pasti punya pemikiran seperti dirinya.

Malam tiba.

Tidak seperti kemarin yang mendung, malam ini langit benderang penuh bintang.

Sebuah meteor membelah angkasa.

*

Lu Xiang Chuan tidak menyadari adanya meteor yang membelah angkasa. Perlahan ia mendorong pintu rumah dan melihat Lin Xiu.

Kapan pun saat mendorong pintu rumah, ia pasti melihat Lin Xiu.

Lin Xiu adalah istrinya, mereka sudah lama menikah, tapi kemesraannya masih seperti dulu.

Lu Xiang Chuan tidak pernah meragukan kesetiaan istrinya. Biar pun ia pergi jauh dan lama, istrinya tidak pernah marah.

Rumah mereka berada di taman bunga Lao Bo sehingga setiap saat Lao Bo memanggilnya, Lu Xiang Chuan bisa langsung datang menghadap.

Mengenai hal ini, istrinya tidak pernah mengeluh.

Seperti juga Lu Xiang Chuan, istrinya sangat menghormati Lao Bo walau dulu pernikahan mereka tidak langsung disetujui Lao Bo karena Lin Xiu orang Selatan.

Lao Bo pernah berharap istri Lu Xiang Chuan satu desa dengannya.

*

Lin Xiu tersenyum, menyambut suaminya. "Kau sudah pulang, kukira tidak makan di rumah. Sebaiknya segera kusiapkan ayam dimasak sayur kesukaanmu."

Habis bicara ia sudah membalik tubuh buat mempersiapkan makanan, tidak sempat melihat ekspresi suaminya.

Lu Xiang Chuan hanya memandangi pinggang Lin Xiu.

Pinggang itu tidak selangsing dulu. Tapi bagi seorang perempuan yang sudah lama menikah, ini masih lumayan. Tiba-tiba Lu Xiang Chuan memeluk pinggang istrinya.

Lin Xiu tertawa, "Lepaskan dulu, kumau lihat apa kuah ayam sudah dingin..."

"Aku tidak mau makan ayam, aku mau memakanmu," Lu Xiang Chuan memotong ucapan istrinya.

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang