Dinding terbuat dari batu, di atas dinding sedang dijemur sebuah jala.
Xiao Tie memegang tangan Meng Xing-hun, jari-jari Meng Xing-hun sangat keras karena sering menangkap ikan.
Xiao Tie menaruh tangan Meng Xing-hun yang keras ke wajahnya. Di langit banyak bintang, anak itu tertidur dengan nyenyak di dalam rumah. Sekarang adalah waktu yang paling tenang dan waktu untuk mereka berdua.
Setiap hari pada saat seperti ini mereka akan saling berpelukan mendengar detak jantung masing-masing, melihat bintang di langit dan melihat laut.
Kemudian mereka akan saling memberitahu kepada diri mereka sendiri.
"Aku pernah hidup."
Hidup mereka lebih berharga dan lebih berarti.
Sinar bintang malam ini sama seperti hari-hari lainnya. Namun bagaimana dengan manusianya?
Tiba-tiba Xiao Tie menangis.
"Mengapa kau menangis," Tanya Meng Xing-hun.
Xiao Tie menundukkan kepalanya dengan ringan dia berkata, "Tadi sewaktu aku keluar dari dapur aku melihatmu sedang membereskan baju."
Wajah Meng Xing-hun menjadi pucat, akhirnya dengan pelan dia mengangguk dan berkata, "Aku memang membereskan baju."
"Apakah kau akan pergi?"
Tangan Meng Xing-hun sangat dingin dan dia berkata, "Tadinya aku akan memberitahumu besok."
"Aku tahu kau tidak akan bisa hidup seperti ini. Bila kau mau pergi aku tidak akan melarangmu, tetapi aku ... aku ... "
Air mata Xiao Tie menetes ke tangan Meng Xing-hun.
"Apakah kau mengira aku akan meninggalkan kalian? Kau mengira begitu aku pergi, aku tidak akan kembali?" kata Meng Xing-hun.
"Aku tidak tahu, aku tidak berani memikirkannya."
"Aku akan memberitahumu, aku tetap akan pulang, walau ada masalah apa pun atau siapa pun tidak dapat melarangku untuk pulang."
Sambil menangis Xiao Tie berkata, "Kalau begitu mengapa kau harus pergi?"
Meng Xing-hun menghela nafas, memandang ke arah laut yang gelap kemudian berkata, "Aku ingin mencari seseorang."
"Siapa yang kau cari?"
Meng Xing-hun tidak menjawab, setelah lama dia baru berkata, "Dua hari yang lalu aku pernah membicarakan seseorang, apakah kau ingat?"
"Kau akan mencari dia?" Tubuh Xiao Tie menjadi kaku.
"Aku lihat begitu membicarakan orang itu, kau segera berubah suaramu pun berubah. Malam itu kau bermimpi, kau seperti mimpi dicekik orang."
Meng Xing-hun menghela nafas dan berkata, "Terpikir olehku saat itu, orang yang menghina, menyiksa dan menghancurkan hidupmu adalah Lu Xiang-chuan."
Tubuh Xiao Tie gemetar, lalu dengan suara gemetar dia bertanya, "Siapa yang mengatakannya kepadamu? Siapa yang memberitahu?"
"Tidak ada yang memberitahu, seharusnya aku sudah tahu karena dia paling banyak mempunyai kesempatan untuk mendekatimu dan itu membuatmu tidak waspada, hanya dia yang mempunyai kesempatan untuk menghinamu."
Tubuh Xiao Tie langsung menjadi lemas, dia sudah tidak tahan.
Meng Xing-hun menarik sebuah kursi untuk Xiao Tie supaya dia dapat duduk.
Tapi Meng Xing-hun tetap bertanya, "Yang tidak kumengerti, mengapa kau tidak memberitahu Lao-bo?"
Xiao Tie terduduk lemas di kursi, tubuhnya masih gemetaran, dan dia menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu Long
Gizem / GerilimSemasa hidupnya, Gu Long pernah mengakui bahwa dirinya sangat terpengaruh para pengarang Barat, antara lain Mario Puzo dengan Godfathernya, Ian Fleming dengan James Bond, dan Agatha Cristie dengan kisah teka-teki pembunuhannya. Ramuan dari para peng...