Darah segar menetes dari lukanya seakan enggan berhenti.
Ia hanya punya sedikit tenaga buat membalik tubuh. Dengan payah akhirnya susah Meng Xin Hun berhasil terlentang menantang langit.
Begitu banyak bintang? Ataukah bintang sebanyak itu semata hanya karena mata yang berkunang?
Ia tidak lagi kuat berpikir, juga tidak sanggup bertahan lebih lama lagi. Matanya begitu berat, kesadaran mulai meninggalkan raganya.
Samar-samar antara sadar dan tidak ia mengenali seraut wajah.
Ye Xiang!
*
Lembab.
Rumah itu jarang terkena sinar matahari.
Di sudut ruangan teronggok kursi yang tinggi. Bila duduk di kursi itu siapa pun pasti merasa tidak nyaman.
Ini memang bukan rumah yang nyaman. Langit-langit pun rusak, pintunya kotor sedekil pantat kuali.
Tapi inilah rumah Han Tang.
Dan itu kursinya.
Di kursi itu Han Tang bisa duduk berlama-lama.
Ia tidak suka kenyamanan, tidak suka kenikmatan, tidak suka kesenangan.
Seakan dunianya hanya penderitaan.
Tapi itulah dunia Han Tang, siapa pun sulit memahaminya.
Dan sekarang Ye Xiang menduduki kursi itu.
Meng Xin Hun bercerita, Ye Xiang semata hanya mendengar, tidak berkata sepatah pun.
Setelah Meng Xin Hun mengakhiri seluruh kisahnya, Ye Xiang baru berkata, "Kau melakukan hal yang sangat bodoh!"
Meng Xin Hun tertawa kecut, "Ya, seharusnya aku tidak menghantar diri ke ujung goloknya. Dari matanya seharusnya kutahu ia tidak berniat membunuhku."
"Kau memang tidak seharusnya mengucur darah," Ye Xiang gegetun.
"Tidak seharusnya juga Tu Da Peng membiarkanku hidup!" Meng Xin Hun tertawa. "Sesudah Sun Yu Bo mengetahui Han Tang tewas, dengan sendirinya ia akan mencurigai Lu Xiang Chuan."
Dalam situasi seperti ini, siapa pun pasti dipenuhi rasa curiga, menganggap semua orang tidak bisa dipercaya.
Ye Xiang menghela nafas, "Curiga adalah luka yang mematikan. Situsasi sesulit apa pun sebetulnya tidak mematikan! Yang mematikan justeru rasa curiga yang tumbuh di hati. Entah, apakah Sun Yu Bo juga begitu?"
Meng Xin Hun meringis. "Bila ia benar-benar membunuh Lu Xiang Chuan, maka Sun Yu Bo akan tinggal sendiri."
"Kau salah," Ye Xiang menggeleng.
"Kenapa salah?"
"Jika sebatang pohon telah tumbuh besar, akarnya pasti sudah tersebar dan menancap dalam."
Meng Xin Hun menatap Ye Xiang, minta penjelasan.
"Maksudku, akar pohon sebesar itu pasti telah merambat kemana-mana tanpa terlihat di permukaan," kata Ye Xiang.
Setelah lama Meng Xin Hun bertanya, "Apa Sun Yu Bo masih punya anak buah yang lain? Anak buah yang bergerak di bawah dan sejauh ini belum terlihat di permukaan?"
Ye Xiang mengangguk. "Sekurangnya masih ada dua orang lagi!"
"Dua orang tidak bisa mengalahkan dua belas orang," sanggah Meng Xin Hun.
"Tapi dua orang ini lebih menakutkan daripada dua belas ribu orang!"
"Siapa mereka?" Meng Xin Hun ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu Long
Bí ẩn / Giật gânSemasa hidupnya, Gu Long pernah mengakui bahwa dirinya sangat terpengaruh para pengarang Barat, antara lain Mario Puzo dengan Godfathernya, Ian Fleming dengan James Bond, dan Agatha Cristie dengan kisah teka-teki pembunuhannya. Ramuan dari para peng...