55. Antara Anak Muda dan Orang Tua

927 23 0
                                    

Orang ini seperti setan gentayangan, tidak bergerak tetapi berdiri di dalam kegelapan dan dia berdiri sangat tegak. Wajahnya tidak terlihat jelas, lebih-lebih tidak bisa melihat ekspresi mukanya, hanya bisa melihat sepasang mata. Sepasang mata seperti mata binatang yang mengeluarkan cahaya.

Tiba-tiba Feng-feng merasa kedinginan, dia segera menutup dadanya dengan kedua tangannya dan bertanya, "Siapa kau?"

Bayangan orang itu tidak bergerak, juga tidak mengeluarkan suara. Apakah benar dia adalah manusia?

Dengan dingin Feng-feng tertawa dan berkata, "Aku tahu kau siapa? Seharusnya kau juga tahu siapa aku?"

Orang yang berjaga-jaga di sini pastilah anak buah Lu Xiang-chuan. Pasti Lu Xiang-chuan sudah memberitahu bagaimana bentuk wajah Feng-feng. Dan mungkin juga gambar Lao-bo juga terpasang di mana-mana.

Seorang Lu Xiang-chuan sangat teliti dalam mengerjakan sesuatu dan beberapa tahun ini dia sudah mendapat nama yang baik.

Feng-feng mengangkat kepalanya dan berkata, "Beritahu bosmu, aku ... "

Tiba-tiba Feng-feng mempunyai firasat aneh.

"Bila dia adalah anak buah Lu Xiang-chuan dari tadi pasti sudah mendekat, tidak mungkin masih berdiri terus di sana."

Feng-feng tidak lupa, terpikir hal ini, tubuhnya sempoyongan seperti mau roboh. Angin masih berhembus, tubuh yang basah sudah sedikit kering. Sengaja Feng-feng membuka lebih lebar baju bagian depan, di balik baju ada dada yang begitu putih dan badan yang begitu molek.

Sinar bintang berkilauan.

Feng-feng tahu di bawah sinar bintang tubuhnya begitu indah dan menggiurkan, dia juga tahu dari sudut mana pun melihatnya bisa membuat lawan jenis melihat daerah yang paling indah dan bisa memancing birahinya, ini adalah senjata Feng-feng.

Bajunya dibuka, sinar bintang tepat menyinari tubuh yang paling rahasia dan juga sering membuat orang melakukan perbuatan dosa.

Bila dia bukan seorang yang buta dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, kalau laki-laki normal dia pasti sudah terpancing.

Kalau laki-laki sudah terpancing, Feng-feng pasti ada cara menghadapi situasi seperti sekarang ini. Tetapi orang ini tidak buta dia adalah laki-laki memiliki mata yang sangat terang.

Feng-feng mengeluarkan suara seperti kesakitan dan membungkukkan badannya. Dia tahu lawannya sudah melihat tubuhnya dan dia tidak ingin lawannya melihat terlalu banyak.

Bila melihat terlalu banyak akan terjadi hal yang tidak dia inginkan.

"Kemarilah ... tuntunlah aku, perutku ... ," katanya kesakitan.

Dia melihat sepasang kaki sedang berjalan dengan pelan menuju arahnya. Sepasang kaki yang kuat tetapi memakai sepatu kain yang sudah usang.

Biasanya orang yang memakai sepatu usang, bukan orang yang terpandang. Mungkin dalam hidupnya dia tidak pernah melihat perempuan cantik yang seperti Feng-feng.

Tawa Feng-feng segera berubah menjadi tawa licik, suaranya lebih dibuat menjadi iba. Ini juga adalah senjatanya. Feng-feng tahu laki-laki senang mendengar perempuan yang begini. Biasanya suara ini akan memancing birahi laki-laki.

Dia tidak takut lagi dan dia bisa memperalat birahi laki-laki ini.

Benar juga langkah kakinya semakin cepat.

Feng-feng mengulurkan tangan dengan gemetar berkata, "Cepat ... cepatlah ... aku sudah tidak tahan lagi."

Kata-kata ini mengandung dua arti, dia sendiri juga merasa lucu.

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang