56. Masa Depan

998 25 1
                                    

Di langit penuh dengan bintang tetapi bukan meteor. Biarpun terang, tetapi meteor hanya berkilau dengan singkat. Hanya bintanglah yang bercahaya lama, bintang bercahaya tidak begitu terang biasanya, tetapi terlihat semakin mantap.

Bintang tidak bisa menarik perhatian orang juga tidak mendapat pujian orang, tetapi bintang tidak berubah, dia selalu ada.

Apakah orang juga akan seperti itu?

Meng Xing-hun mengangkat kepala, melihat langit penuh bintang, hatinya semakin tenang.

Dalam setahun ini dia sudah mulai bisa menerima hal-hal yang dulu tidak bisa diterima olehnya.

Begitu hatinya tenang, Meng Xing-hun baru berani melihatnya. Dia sudah mulai merasa ingin membunuh, dia sudah siap membunuh perempuan ini demi Lao-bo. Tetapi Meng Xing-hun adalah Meng Xing-hun, dia tidak bisa menentukan segala sesuatu demi Lao-bo.

Dia tidak bisa menjadikan dirinya seperti dewa. Hati Meng Xing-hun sangat kesal, dengan perlahan dia berkata, "Tadi yang kau katakan semua aku sudah mengerti, sekarang bawalah aku bertemu dengan Lao-bo."

Mata Feng-feng dimainkan dan dia berkata, "Apakah kau harus bertemu dengan Lao-bo?"

"Ya."

Feng-feng menarik nafas dan berkata, "Sebaiknya kau jangan bertemu dengan dia dulu."

"Kenapa?"

Dengan santai Feng-feng berkata, "Kemungkinan kau tidak tahu, Lao-bo sudah tidak bisa memberi barang apa pun kepadamu, kecuali membuat orang pusing, semua sudah tidak ada."

Dia menggigit bibir dan berkata, "Tapi aku bisa memberi ... "

Meng Xing-hun tidak ingin mendengar lagi. Dia takut dia tidak akan tahan mendengarnya. Segera dia berkata, "Aku mencari Lao-bo, tidak berharap dia akan memberikan sesuatu kepadaku."

"Apakah kau yang akan memberi sesuatu kepada Lao-bo?"

Dengan marah Meng Xing-hun berkata, "Kalau aku punya, aku pasti akan memberikan semuanya."

"Aku tidak tahu bahwa kau adalah orang semacam itu."

"Kau kira aku orang macam apa?"

"Orang yang sangat pintar," jawab Feng-feng.

"Aku bukan orang yang pintar," kata Meng Xing-hun.

Feng-feng melihat dia, tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Aku hanya ingin mengujimu, apakah kau jujur tidak, kalau tidak aku tidak akan membawamu mencari Lao-bo."

Tanya Meng Xing-hun dengan dingin, "Apakah sudah selesai ujiannya?"

Feng-feng tertawa dan berkata, "Sudah mari ikut aku."

Dia membalikkan tubuhnya, wajahnya masih tertawa, tetapi dari matanya sudah terlihat dia sangat membenci Meng Xing-hun.

Tadinya Feng-feng sudah merasa seperti seekor burung akan terbang bebas, tidak menyangka sekarang dia harus kembali lagi ke kandang. Demi mendapatkan kebebasan ini, dia sudah membayar dengan mahal.

Sekarang dia bersumpah semua ini harus dibayar dan diganti oleh Meng Xing-hun dengan lebih mahal lagi.

Ruang ini memang seperti sebuah kandang. Lao-bo sedang duduk di sana, dia ingin tidur tetapi tidak bisa. Hanya orang tidak bisa tidur baru merasa ini sangat menyedihkan.

Oleh karena itu dia duduk kembali dan melihat kolam yang ada di depan matanya.

Air kolam sangat tenang.

Riakan air sewaktu Feng-feng pergi sudah tenang kembali, tetapi riakan Feng-feng di hati Lao-bo tidak bisa tenang. Lao-bo merasa sangat kesepian dan kehilangan, semangat hidupnya seperti menghilang.

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang