59. Ketakutan yang Membuat Sedih

678 22 0
                                    

Pintu sudah ditutup.

Tikus-tikus gemuk keluar dan masuk, tempat itu dihembus angin yang membawa bau menyengat.

Hanya beberapa hari yang lalu dia dipuji oleh teman-temannya sebagai tuan rumah yang ramah, mempunyai istri yang baik, putra dan putri yang sangat sopan pada saat makan. Di atas meja selalu ada sayur dan arak.

Tapi rumah itu sekarang sudah berubah menjadi menyeramkan. Tiap orang yang melewati rumah itu akan berjalan menjauh sambil menutup hidung, karena tempat itu sangat bau.

Tidak ada yang tahu di tempat itu sudah terjadi apa? Dan tidak ada yang tahu mengapa dalam waktu satu malam, satu keluarga yang terdiri dari empat orang, mati bersama-sama.

Banyak cerita yang bermacam-macam, teman baik pun ikut bergosip. Tidak perlu merasa sedih atau jengkel, karena ini adalah kehidupan, waktu mereka hidup mereka mempunyai teman. Waktu mati pun demi teman.

Mereka hidup sangat bahagia dan senang, mati pun cukup berharga untuk mereka, ini sudah lebih dari cukup, rumput di belakang rumah tumbuh semakin tinggi.

Di antara rumput-rumput itu ada sebuah sumur. Di bawah sinar matahari senja, sumur itu terlihat seperti tidak ada air. Tetapi di dalam sumur itu masih ada air. Air yang hijau seperti berwarna hitam.

Lu Xiang-chuan melihat ke dalam sumur, dia berkata kepada dirinya sendiri, "Sumur ini sangat dalam, lebih dalam dari sumur yang ada di dapurku."

Tiba-tiba dia membalikkan tubuh, tertawa pada Meng Xing-hun.

"Apakah kau pun tahu bahwa membuat sumur pun ada tekniknya, bila kau tidak tahu caranya, bagaimana pun dalamnya kau menggali, sumur itu tidak akan keluar air."

Meng Xing-hun hanya mendengar dan terus mendengar, dia merasa di saat yang penting mengapa Lu Xiang-chuan mengeluarkan kata-kata yang tidak berarti, apakah karena hatinya sedang risau? Atau dia sengaja berkata seperti itu hanya untuk menenangkan hatinya.

Lu Xiang-chuan kembali melihat ke dalam sumur, dia berkata lagi kepada dirinya sendiri, "Harusnya dari dulu aku ke sini untuk melihat-lihat bila aku melihat sumur ini, pasti bisa langsung menebak Lao-bo berada di mana."

Tiba-tiba dia bertanya kepada Meng Xing-hun, "Kau tahu mengapa?"

"Tidak tahu," jawaban Meng Xing-hun sederhana.

Lu Xiang-chuan tertawa dan berkata, "Karena aku tahu siapa yang bisa menggali lubang yang begitu bagus, orang ini bukan sengaja datang ke desa yang sepi hanya untuk menggali sumur."

"Oh?"

"Teman-teman Lao-bo sudah mati semua," kata Lu Xiang-chuan.

Tawa Lu Xiang-chuan sangat tajam seperti pisau, kemudian dia berkata lagi, "Tapi bagaimana pun dia bisa memikirkan hal ini sudah hebat, di dalam sumur dia bisa menyembunyikan orang, dia orang yang sangat berbakat, apakah kau tahu bahwa bersembunyi juga adalah suatu ilmu?"

"Tidak tahu," jawab Meng Xing-hun.

"Itu adalah suatu ilmu yang sangat tinggi, harus mencari tempat yang paling cocok dan harus mencari waktu yang tepat untuk bersembunyi, dan ini merupakan dua hal yang tidak mudah."

"Ada hal yang lebih penting lagi," kata Meng Xing-hun.

"Oh?"

"Bila kau tidak mau ditemukan orang, kau harus bisa menyembunyikan diri ... "

Lu Xiang-chuan tertawa lagi dan berkata, "Benar, hal ini paling penting dan yang lebih penting lagi adalah hanya orang idiot saja yang percaya, bahwa perempuan akan menjaga rahasia demi seseorang. Kata-kata ini sebenarnya Lao-bo yang mengatakannya, aku tidak mengerti mengapa dia bisa lupa?"

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang