60. Lambaian Tangan

890 29 0
                                    

Amplopnya sangat biasa, tipis, dan tidak berat.

Di amplop tidak tertulis huruf apa pun, di dalamnya pun tidak ada surat. Tetapi amplop itu tidak kosong.

Pada saat Lu Xiang-chuan menyobek amplop, dia melihat ada beberapa jarum setipis benang sutra.

Itu adalah senjata dan hanya dimiliki olehnya. Itu adalah senjata yang digunakan kepada Lao-bo.

Dia sangat mengenali jarumnya, karena senjatanya belum pernah dia pakai sebanyak dua kali.

Tapi jarumnya sekarang kembali kepadanya. Kembali kepada pemiliknya.

Tiba-tiba dia merasa sekujur tubuhnya menjadi dingin, dengan marah dia bertanya, "Dimana orang yang mengantar surat ini?!"

"Masih menunggu di luar."

Kata-katanya belum selesai, dia sudah melihat Lu Xiang-chuan meloncat seperti terbang.

Saat itu juga dia mendengar suara teriakan seseorang yang seperti sedang dibunuh.

Orang-orang yang berjaga di luar, dalam satu kelompok ada tiga orang.

Ketiga orang itu, yang satu mahir menggunakan golok, yang satu adalah pemanah yang hebat, dan satu lagi ahli menggunakan senjata kait. Senjata yang dipakai Giok Hong adalah golok. Di tangan Lu Xiang-chuan ada secarik kertas yang sudah kusut. Kertas itu membungkus tujuh buah jarum perak sebesar bulu sapi.

Gao Lao-da mengerutkan dahi dan bertanya, "Apa itu?"

"Ini adalah jarum tujuh bintang milikku."

"Apakah itu senjata rahasia?"

Lu Xiang-chuan mengangguk.

"Bila itu adalah senjata rahasiamu mengapa harus merasa aneh?"

Lu Xiang-chuan mengepalkan sepasang tangannya dengan suara berat dia berkata, "Tapi senjata rahasia ini seharusnya ada di punggung Lao-bo."

Wajah Gao Lao-da pun berubah, nafasnya seperti tercekat.

Bila Lao-bo sudah terkubur di bawah sumur, senjata rahasia tidak akan bisa kembali lagi ke tangan Lu Xiang-chuan.

Setelah lama Gao Lao-da baru bersuara dan bertanya, "Apakah artinya dia sudah tidak berada di bawah sumur?"

Lu Xiang-chuan menggigit bibirnya dan mengangguk.

"Tapi ... bila dia sudah melarikan diri, mengapa harus mengantar jarum ini kepadamu?" kata Gao Lao-da.

Wajah Lu Xiang-chuan di dalam kegelapan tampak pucat seperti secarik kertas, setelah lama dia baru berkata, "Aku sudah mengerti maksudnya."

"Kau tahu apa?"

"Artinya dia memberitahu kepadaku bahwa dia belum mati, setiap saat dia bisa kembali mencariku."

Gao Lao-da bertanya, "Mengapa dia membuatmu waspada? Bila kau tidak tahu dia masih hidup, saat dia menyerangmu bukankah itu lebih mudah?"

"Maksud dia menyuruhku selalu waspada, adalah hanya ingin membuatku tegang dan takut ... walaupun dia menginginkan aku mati, hal ini juga tidak mudah."

Tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "Tapi aku tidak akan masuk ke dalam perangkapnya, tidak akan pernah."

Walaupun dia tertawa tetapi wajahnya terlihat takut dan tegang.

Gao Lao-da pun melihat ke tempat gelap di kejauhan, matanya pun terlihat ketakutan dengan berat dia bertanya, "Bila dia kembali ke sini, tentu orang yang akan dicarinya bukan hanya kau saja."

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang