48. Menyerang untuk Menang

980 27 0
                                    

Lu Xiang-chuan membenci dirinya sendiri, mengapa selalu tidak dapat lepas dari Lao-bo? Dia merasa seperti pohon rotan walaupun sangat tinggi dan tumbuh sangat cepat tetapi tetap harus merambat dan bergantung pada pohon besar dan selalu hidup di bawah bayangan pohon itu.

Tempat tidur itu tidak ada tombol, ternyata tombol dipasang di bawah tempat tidur.

Orang yang menjaga di bawah tempat tidur, begitu mendengar isyarat dari Lao-bo, dia akan langsung memencet tombol itu.

Kemudian papan tempat tidur terbuka tampak sebuah pintu, segera Lao-bo terjatuh ke bawah, dan langsung terjatuh ke sebuah perahu.

Perahu langsung didayung dengan kecepatan penuh, meninggalkan tempat itu.

Orang yang mendayung perahu sudah hafal jalan sungai itu. Kecuali ikan, apa yang dapat lebih cepat dari perahu?

Lu Xiang-chuan tahu, siapa pun tidak dapat mengejar perahu itu dan dia tidak akan melakukan lagi suatu kebodohan.

Lu Xiang-chuan pelan-pelan membalikkan tubuh membawa lampu dan berjalan keluar.

Di luar adalah ruang tamu pribadi Lao-bo.

Lu Xiang-chuan keluar lalu menutup pintunya, tidak lupa dia menguncinya. Dia berharap tidak ada yang masuk ke sana.

Yang terjadi hari ini lebih baik tidak ada yang mengetahui.

Malam belum larut, namun taman bunga sangat sepi. Lu Xiang-chuan keluar kemudian berdiri di depan pohon bunga chrysan, menarik nafas dalam-dalam. Angin membawa harum bunga chrysan, harumnya membuat hati orang menjadi tenang.

"Sekarang aku harus bagaimana?"

Lu Xiang-chuan hanya berharap racun Qi-xing-zhen akan segera menyebar walaupun membutuhkan waktu yang lama racun ini tidak ada penawarnya, siapa pun yang terkena racun itu dia akan mati.

Dari jalan kecil terdengar langkah orang yang ringan dan tergesa-gesa.

Lu Xiang-chuan membalikkan badan, dia melihat Feng Hao sudah berada di hadapannya.

Dalam kegelapan dia tidak dapat melihat dengan jelas wajah Feng Hao, hanya terlihat matanya yang tegang bercampur dengan kegembiraan.

Namun wajah Lu Xiang-chuan tetap datar dengan suara yang tidak bersemangat dia bertanya, "Apakah mereka sudah makan?"

Feng Hao mengangguk.

Mulutnya terasa kering dan pahit, setelah lama dia baru bisa bicara dengan suara serak.

"Mereka makan dengan lahap seperti sudah tahu bahwa ini adalah makan malam mereka yang terakhir."

Lu Xiang-chuan mengangguk.

Mereka adalah kedelapan orang yang tersisa yang siap untuk menjadi pengawal Lao-bo.

Orang yang menjadi pengawal Lao-bo biasanya sangat teliti dan hati-hati.

Tapi sampai mereka mati pun tidak akan tahu bahwa di dalam sayur sudah dibubuhi racun.

"Mereka sudah berada di ruang makan. Peti mati yang ada di gudang hanya tinggal lima," kata Feng Hao.

"Jangan menggunakan peti mati."

"Tidak menggunakan peti mati? Bagaimana cara mengubur mereka?" tanya Feng Hao.

"Bakar saja. Dibakar tidak akan meninggalkan jejak."

Feng Hao tertawa dan berkata, "Aku sudah menyuruh orang memberitahu kepada keluarga mereka masing-masing, mereka meninggal karena sakit."

Dengan marah Lu Xiang-chuan berkata, "Mana mungkin mereka delapan orang mati karena sakit?"

Feng Hao menundukkan kepalanya dan berkata, "Mereka mati dibunuh oleh Wan Peng-wang, bukan sakit."

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang