52. Suatu Alasan

935 27 1
                                    

Setiap orang pasti akan mempunyai sikap yang aneh dan bodoh.

Mereka melukai orang lain untuk melindungi diri sendiri. Orang yang dilukai justru adalah orang yang paling dekat dengannya. Karena mereka lupa, melukai orang yang dekat dengannya berarti melukai dirinya sendiri.

Karena itu mereka berusaha tidak melukai diri sendiri, bila sudah membuat kesalahan ini artinya dia sama dengan membenci dirinya sendiri.

Bila di dunia ini ada neraka, neraka telah ada di sini.

Di depan taman bunga chrysan yang sedang mekar, ada di sebuah pekarangan kecil.

Di rumah itu ada empat mayat terdiri dari ayah, ibu, dan kedua anaknya.

Bila Meng Xing-hun datang lebih awal mungkin masih bisa mencegah kejadian tragis ini, tetapi dia datang terlambat.

Hari sudah sore, matahari senja tampak seperti darah berwarna, darah yang sudah beku.

Darah yang keluar dari tempat yang terluka tampak sudah membeku, Meng Xing-hun melihat luka-luka yang ada pada mayat itu. Dia berharap mereka masih bisa menceritakan sebuah rahasia sebelum mereka meninggal.

"Mengapa mereka bisa mati? Siapa yang membunuh mereka?"

Meng Xing-hun adalah seorang ahli membunuh orang, lebih mengerti orang yang mati daripada orang hidup. Dia sering bertemu dengan orang mati juga sering meneliti ekspresi orang yang sudah mati.

Orang yang mati dibunuh oleh golok, biasanya mereka menunjukkan beberapa ekspresi, yaitu kaget, marah dan sedih. Siapa pun yang melihat golok yang disabetkan ke arah tubuhnya, pasti akan berekspresi yang khas.

Tapi mayat suami istri itu tidak sama. Wajah mereka tidak tampak ketakutan juga tidak terlihat marah. Hanya ada kesedihan yang dalam, mereka tampak pasrah.

Kelihatannya mereka tidak ingin mati, tetapi keadaan yang membuat mereka harus mati.

Sebelum mereka mati, mereka tidak merasa kaget dan marah. Sepertinya kematian adalah tanggung jawab mereka dan rasa bakti mereka.

Di balik semua itu pasti ada suatu alasan. Meng Xing-hun berdiri dan melihat matahari yang terbenam, dia tampak sedang berpikir. Sebenarnya hal seperti ini tidak perlu dipikirkan. Siapa pun yang melihat mayat-mayat itu, pasti akan menganggap mereka dibunuh oleh Lao-bo.

Orang yang berada dalam pelarian sering membunuh orang untuk tutup mulut, tetapi Meng Xing-hun tidak menganggapnya seperti itu.

Dia sudah mengetahui penyebab kematian mereka. Bukan terluka karena bacokan tetapi mereka mati keracunan.

Racun yang ganas membuat mereka mati.

Menurut kebiasaan Lao-bo, dia tidak akan membunuh orang yang sudah terkena racun ganas. Dia bukan orang macam itu, dia pun tidak sebodoh itu.

"Mengapa mereka bisa mati? Mereka mati oleh siapa?"

Sudut mata Meng Xing-hun terus bergetar. Bila dia merasa terharu, sudut matanya sering bergetar.

Apakah dia sudah mengetahui jawabannya? Jawaban dari rahasia ini.

Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu. Meng Xing-hun terdiam sebentar, akhirnya dia berjalan dengan perlahan menuju pintu, dengan cepat dia membuka pintu.

Begitu pintu dibuka, orang itu sudah berada di balik pintu. Caranya membuka pintu tidak biasa, bila dilihat dengan teliti dari cara membuka pintu, maka akan tahu sifat dari cara membuka pintunya.

Cara membuka pintu Meng Xing-hun sangat istimewa juga caranya paling aman.

Orang yang di luar sangat terkejut. Siapa pun yang melihat pintu yang dibuka dengan tiba-tiba dan tidak melihat ada orang dia akan sangat terkejut.

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang