46. Cahaya Laut

1K 23 0
                                    

Laut.

Pasir begitu putih dan lembut, berkilau di bawah sinar matahari, seperti emas pada senja hari.

Seorang anak berlari-lari di pantai, meninggalkan jejak kaki yang tidak teratur.

Xiao Tie pun tidak memakai sepatu, kakinya begitu kecil dan indah.

Sekarang dia sedang duduk di pantai, membiarkan matahari menjemur kakinya yang berada di dalam air laut.

Matahari senja bersinar lembut seperti sorot mata Xiao Tie sekarang.

Anak kecil berteriak dan bermain-main dengan gelombang laut, wajahnya yang pucat karena berjemur matahari berubah menjadi kuning langsat.

Dalam setahun, anak itu sudah bertambah besar dan lebih kuat.

Xiao Tie menghela nafas dan berkata, "Anak yang tumbuh di pantai tampaknya lebih sehat."

Meng Xing-hun pun ikut tersenyum dan berkata, "Walaupun tidak lebih kuat tetapi aku yakin dia akan mempunyai jiwa lapang dada yang lebih luas."

Wajah Meng Xing-hun semakin merah tubuh dan hatinya pun lebih sehat dari pada dulu.

Sekarang bila ada yang bertanya kepadanya, "Apakah sekarang kau mempunyai kehidupan?" Dia akan menjawab 'ya' dengan mantap.

Sewaktu Xiao Tie melihatnya, sorot matanya menjadi lembut, Xiao Tie memegang tangan Meng Xing-hun dengan erat, dan dengan lembut dia berkata, "Setahun ini, aku dan anakku hidup dengan senang tetapi kadang-kadang aku masih khawatir."

"Apa yang kau khawatirkan?"

"Khawatir kau akan menyesal."

Meng Xing-hun tertawa dan berkata, "Mengapa harus menyesal?"

"Karena kau adalah seorang laki-laki dan masih muda, masih banyak hal yang dapat kau lakukan, kehidupan di sini terlalu biasa dan membosankan."

Dengan lambat Meng Xing-hun berkata, "Aku belum pernah merasa seperti itu, aku bahagia. Bila bisa hidup seperti ini, apa lagi yang dapat aku inginkan?"

Meng Xing-hun mengerjap-ngerjapkan matanya, tiba-tiba dia tertawa, "Mungkin masih ada satu hal yang harus kulakukan."

"Apa itu?"

Meng Xing-hun berbisik di telinganya, "Lahirkanlah seorang anak untukku."

Walaupun Xiao Tie tertawa, tetapi tawanya terlihat beku, hal inilah yang paling dia takutkan.

Meng Xing-hun sangat menyayangi anaknya, tetapi di antara mereka masih ada celah.

Karena dia tetap bukan ayahnya, kenyataan ini tidak dapat diubah.

Hanya di dunia mimpi semua tampak indah, di dunia nyata pasti ada kekurangan dan banyak celah yang tidak dapat ditambal. Semakin hari semakin besar celah yang ada.

Xiao Tie menundukkan kepalanya dan berkata, "Ada satu hal yang tidak dapat kukatakan kepadamu, tetapi aku pun tidak tega membohongimu."

"Mengenai apa?" tanya Meng Xing-hun.

"Aku tidak akan bisa mempunyai anak lagi."

Tawa Meng Xing-hun tiba-tiba menjadi beku, setelah lama baru dia bertanya, "Siapa yang mengatakan bahwa kau tidak akan bisa punya anak lagi?"

Xiao Tie dengan sedih menjawab, "Bidan yang mengatakannya, dulu dia adalah bidan di istana, dia dapat membantu melahirkan, dia pun dapat membuat seorang perempuan tidak dapat melahirkan lagi."

Di dalam istana banyak hal yang kotor dan kejam, orang luar pun dapat membayangkannya.

Karena ingin menjaga kedudukan di istana sang permaisuri sering menggunakan cara-cara yang kejam, membuat para selir tidak dapat mempunyai anak.

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang