27. Lelaki Sejati

811 31 0
                                    

Kusir kereta memecut dua kudanya.

"Mereka datang!" teriak Fang Gang.

Di antara teriakannya, terdengar suara lempengan besi berdentang.

Dari dinding kiri dan kanan tiba-tiba keluar lima puluhan lubang terpasang busur. Panah-panah seperti hujan berhamburan dari lubang-lubang itu.

Seketika itu juga si kusir berubah menjadi landak. Kedua kuda yang menarik kereta juga menjadi landak.

Tapi kedua kuda masih kuat berlari bersimbah darah, meringkik menerjang dinding. Kereta terguling terbalik.

Setelah sempat berlari beberapa langkah lagi, akhirnya kedua kuda roboh juga.

Lampu-lampu berjatuhan. Kobaran api segera membesar. Roda kereta yang terjungkal masih berputar-putar.

Fang Gang mengayun tangan mengatur komando. Panah tak terhitung jumlahnya seketika berhenti. Sebagian langit-langit dan penglari runtuh. Api berkobar. Kereta mulai terbakar.

Bila penumpang kereta tidak segera keluar, pasti mati terbakar. Tapi jika keluar, pasti menjadi landak. Walau pesilat setanggguh apa pun, pasti tidak akan lolos dari hujan panah serapat itu.

Terdengar tawa Fang Gang menggema. "Wahai Sun Yu Bo, kau tidak akan bisa kemana-mana!"

Tapi tawa Fang Gang tidak berlangsung lama. Dinding mendadak terbelah dua. Terdengar teriakan orang-orang sekarat. Busur-busur terlempar keluar. Darah muncrat ke mana-mana. Mayat-mayat terpental ke udara, jatuh bergelimpangan.

Wajah Fang Gang berubah. Ia menghampiri salah satu mayat yang terpental jatuh dekat kakinya.

Tidak tertampak luka di luar tubuh, tapi darah keluar dari mulut seakan tumpah. Pasti terkena hajaran tenaga dalam sangat tinggi.

Di balik tembok ada lima puluh delapan pemanah. Sekarang semuanya roboh dengan isi dada dan perut hancur, mulut bersimbah darah, kebanyakan tumpah membasahi baju di bagian dada.

Fang Gang menendang meja di dekatnya.

Meja melayang ke kereta penumpang di tengah kobaran api, remuk bersama dengan kereta yang dihajarnya, menimbulkan pijar seperti kembang api.

Di antara reruntukan kereta tidak terlihat seorang pun.

Fang Gang tahu tertipu, berteriak lantang, "Hai Sun Yu Bo, bila sudah datang kenapa tidak segera keluar?"

Dari balik dinding yang hancur, terdengar tawa dan suara lempengan besi beradu.

Fang Gang memburu dan menghajar dinding itu hingga tidak bersisa. Siapa pun yang sembunyi di sana pasti luluh lantak.

Tapi di balik dinding kosong semata.

Asap sejenak menipis. Tiba-tiba datang seorang lelaki dengan langkah tenang membelah kobaran api, seperti tetamu memasuki rumah makan menuju meja pesanannya.

"Siapa kau?" bentak Fang Gang.

Lelaki itu membuka telapak tangan, memperlihatkan lempengan besi legam berkilauan.

"Kau Lu Man Tian?" tanya Fang Gang.

"Memangnya kau tahu siapa aku?" Lu Man Tian balik bertanya.

"Di mana Sun Yu Bo?"

"Mau bertemu dengannya?"

"Sejak dulu aku ingin bertemu dengannya."

"Kau tidak takut padanya?"

"Apa yang perlu kutakuti?"

"Kalau begitu, kenapa tidak membalik tubuh saja, dia tepat di belakangmu!"

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang