50. Sungai atau Neraka

1K 25 2
                                    

Meng Xing-hun terlelap dengan nyenyak.

Bila dia memang ingin tidur, pasti tidurnya sangat nyenyak.

Di mana pun dan kapan pun dia selalu dapat tidur dengan nyenyak, apalagi tadi dia sudah sarapan pagi dan tidur di tempat tidur yang tidak begitu keras.

Sekarang ini, apakah dia masih bisa tidur? Di rumah masih ada beras dan minyak. Pada saat dia akan pergi, Xiao Tie memasukkan semua uang ke dalam bungkusan bajunya tetapi Meng Xing-hun mengeluarkan setengahnya dan memasukkan kembali ke dalam kotak perhiasaan Xiao Tie.

Uang tidak begitu banyak, tetapi cukup untuk Xiao Tie dan Bao-bao hidup sementara dia pergi.

Dalam setahun ini hidup mereka sangat sederhana.

Tiba-tiba dia mengenang kambali saat pertama kali bertemu dengan Xiao Tie.

Xiao Tie keluar dari rumah makan yang mewah banyak pemuda yang mengelilinginya. Dia mengenakan baju berwarna merah dan naik kereta kuda yang mewah pula.

Bila pada saat itu ada orang yang melihatnya, dia tidak akan menyangka bahwa Xiao Tie sekarang sudah berubah banyak. Penampilannya sekarang seperti seorang nelayan perempuan, tangan yang mulus sudah berubah menjadi kasar.

Demi Meng Xing-hun, Xiao Tie sudah mengorbankan banyak hal. Meng Xing-hun sangat berharap pada suatu hari dia bisa membalas semua pengorbanan Xiao Tie.

Sebelum berangkat Xiao Tie terus tidur dalam pelukan Meng Xing-hun. Malam itu mereka sama sekali tidak tidur.

"Kau harus segera pulang," kata Xiao Tie.

"Aku pasti akan pulang."

Bila tidak ada Meng Xing-hun, apakah Xiao Tie dapat hidup sendiri? Hidupnya begitu susah, apakah dia dapat menanggung beban ini sendirian?

Karena itu, Meng Xing-hun bersumpah, walau bagaimana pun dia akan pulang, dia tidak akan meninggalkan Xiao Tie sendiri. Apakah dia pasti bisa pulang?

Sinar matahari masuk ke dalam ruangan melalui kertas jendela, sangat lembut seperti sinar bulan.

Meng Xing-hun masih tidur dengan nyenyak tetapi air mata sudah mengalir dari sudut matanya kemudian menetes ke bantal.

Pekarangan di luar masih sepi, tiap orang yang menginap di penginapan kecil itu kebanyakan adalah orang yang kemalaman dan akhirnya menginap di sana. Karena itu sebelum hari terang, mereka sudah akan berangkat lagi. Pada saat itu penginapan sangat ramai, bermacam-macam orang datang hilir mudik, ada yang makan ada yang minta teh dan minta disiapkan kuda untuk segera berangkat.

Pada saat itu Meng Xing-hun masuk ke ruangan itu, dia yakin tidak akan ada orang yang memperhatikan dia. Tempat yang tidak mau didatangi orang dia akan datang. Pada saat orang sudah pergi, dia akan datang.

Walaupun Lu Xiang-chuan sudah menyuruh orang untuk mencari tahu keberadaan Meng Xing-hun, tetapi pada saat seperti ini mereka juga pasti sedang sarapan.

Tapi tidak ada yang menyangka, apa dia sudah datang sekarang. Bagaimana dengan kemarin malam?

Mungkin tidak ada yang tahu semalam Meng Xing-hun berada di mana. Dia tidur di atap rumah orang lain, dia hanya berbaring di atap rumah sambil memandang bintang meteor.

Dia tetap seperti dulu, sering mengkhayalkan rahasia meteor.

Orang jarang bisa berubah.

Mungkin hanya perempuan saja yang bisa berubah. Demi cinta mereka bisa berkorban dan hal ini tidak dapat dipahami oleh laki-laki.

Air mata sudah kering, pelan-pelan Meng Xing-hun membalikkan badannya. Tubuhnya belum dibalikkan dia sudah berhenti. Karena jendela kamarnya tiba-tiba terbuka.

Meteor, Kupu - kupu, dan Pedang (Liu Xing Hu Di Jian) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang