Bisikan itu menyadarkan sang ketua. Hek liong-pangcu ini menggeram dan mengangguk, mundur dan wakil ketua Hek-liong-pang itu pun sudah maju dengan pedang ditangan.
Hok Beng, laki-laki berpakaian longgar ini telah melihat segebrakan tadi, terkejut dan tentu saja kaget setengah mati. Tapi karena mereka berada disarang sendiri dan banyak jebakan-jebakan yang mereka buat maka wakil ketua Hek-liong pang ini menindas rasa jerihnya dan membentak.
"Golok Maut, aku adalah wakil ketua Hek Liong-pang. Kalau kau hendak membunuh ketua kami tentu saja kau harus berhadapan dulu denganku. Bersiaplah, aku akan mulai menyerang!"
"Hm, kau Hok Beng? Sute termuda dari Kim-Hong Sian-li?"
"Benar, kau rupanya tahu. Entah bagaimana kau menciptakan permusuhan dengan Hek-Liong-pang yang selamanya belum pernah mengganggumu!"
"Hm, Hek-liong-pang harus kuhajar. orang she Hok. Kalian pernah menjalin hubungan dengan Coa-ongya (pangeran Coa)."
"Siapa kau?" laki-laki ini tertegun, terkejut. "Kau musuh pangeran Coa?"
Si Golok Maut tak menjawab.
"Buka capingmu, Golok Maut. Perlihatkan siapa dirimu dan apa arti kata-katamu itu dengan semuanya ini!"
Golok Maut mendengus. "Aku membuka capingku kalau seseorang berhasil mengalahkan aku. Mengingat dirimu she Hok dan hanya ikut-ikutan ketuamu saja sebaiknya kau menyingkir. Aku butuh ketuamu dan daftar orang orang she Coa dan Ci."
"Keparat!" Hu-pangcu ini tak sabar lagi. "Meskipun kau lihai tapi bukan berarti kami takut, Golok Maut. Terimalah ini dan mampuslah.......sing!" pedang menyambar. menuju tenggorokan si Golok Maut tapi sama seperti tadi tiba-tiba Golok Maut ini mengegos.
Laki-laki itu hanya menggerakkan kepalanya sedikit, miring ke kiri. Dan ketika pedang mendesing di samping lehernya dan Golok Maut itu tak merobah kedudukan kukinya tiba-tiba tangan kanan bergerak dan....... dess.......perut Hok Beng disambar siku yang sudah dilipat, roboh mengaduh dan wakil Hek-Liong pang itu bergulingan. Perut melilit-lilit dan sute Coa Hing Kok itu merintih! Dan ketika dia melompat bangun namun terhuyung sambil menahan sakit maka Golok Maut berseru agar laki-laki itu mundur.
"Kau bukan lawanku. mundurlah baik-baik"
"Jahanam'" lelaki ini membentak. "Kau lihai namun aku tidak takut. Golok Maut. Kalau kau ingin membunuhku cobalah.... sing-wut" pedang kembali bergerak, menusuk dan membacoki, tapi Golok Maut tenang tenang saja mengelak.
Bhesi atau pasangan kaki lelaki bercaping itu masih saja menancap kokoh di tanah, hanya pinggang ke atas yang bergerak menghindari semua tusukan atau bacokan. Dan ketika pedang menyambar-nyambar tapi luput mengenai angin maka dua jari si Golok Maut bergerak dan.......trang.....lepaslah pedang di tangan wakil ketua Hek-liong-pang itu yang terkena totokan lihai, tepat dipergelangannya!
"Nah," wakil ketua ini tertegun.
"Kau bukan lawanku, orang she Hok. Minggir dan turuti kata-kataku. Biar suhengmu maju dan berhadapan dengan aku!"
Hok Beng. lelaki ini pucat pasi, Dia ternyata kalah begitu mudah, pedangnya diruntuhkan dan kalau mau lawannya itu dapat membunuh ia. Bukan main lihainya si Golok Maut ini. Tapi sementara dia tertegun dan menjublak memandang lawan, tiba-tiba tujuh pisau berkesiur dan suhengnya membentak menerjang si Golok Maut, maju memberi aba-aba dan anak murid Hek-liong pang tersentak.
Mereka disuruh mengeroyok dan agaknya itu yang memang dapat mereka kerjakan. tak seorang pun di antara mereka yang rupanya dapat menandingi si Golok Maut ini, satu lawan satu.
Dan ketika kakek tinggi besar itu juga membentak pada sutenya agar mengambil senjata baru dan maju menerjang si Golok Maut itu maka Hok Beng sadar dan meloncat ke dinding, mencabut pedang yang tersisip disitu dan anak murid Hek-Liong pang yang patah-patah senjatanya juga segera mengambil senjata-senjata disini, golok atau pedang dan tombak yang sengaja disediakan disitu sebagai senjata darurat atau cadangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
General FictionGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...