"KALAU begitu ada sesuatu antara dirimu dengan orang ini. Hm, apa yang pernah kau lakukan, adik pangeran? Kau pernah menyakiti seseorang? Kau pernah berbuat salah?"
"Tidak." Coa-ongya menggeleng, berobah mukanya. "Aku tak merasa melakukan sesuatu, kanda kaisar. Tapi kalau Golok Maut ini tertangkap tentu aku akan tahu apa yang sesungguhnya terjadi!"
"Hm, kau harus bertanggung jawab dengan semua keamanan disini. Aku tak mau Golok Maut itu mengacau lagi. Bisakah kau menjamin orang itu tak membuat onar lagi?"
"Akan kuusahakan, kanda kaisar. Dan harap maaf!" pangeran itu merah mukanya pergi dan kaisar berkerut kening.
Golok Maut menjadi tokoh misterius yang kini mengganggu benak kaisar pula. Baru sekali ini istana didatangi orang begitu berani, juga lihai. Dan ketika kaisar mengepal....dan adiknya pergi keluar maka istana dirundung murung karena puluhan orang luka-luka dan tewas.
"Golok Maut, berhenti!"
Golok Maut tertegun. Belasan orang berkelebat di pagi itu dan laki-laki ini terkejut. Dia terhuyung setelah baru saja semalam dia meloloskan diri, kelelahan dan pagi itu mencari tempat istirahat.
Golok tersembunyi dipunggungnya dan laki-laki ini mendongak.
Kim-liong Sian-li, ketua Kim liong-pang tiba tiba muncul, bersama belasan pengiringnya dan masih ditambah pula oleh seorang laki-laki muda dan wanita cantik yang terkekeh dan melirik ke arahnya, lirikan berbahaya yang aneh namun harus diakui merangsang, penuh daya berahi dan Golok Maut ini berhenti. Dan ketika lawannya berloncatan dan dia dikepung maka laki-laki ini mendengus dan memandang laki -aki muda serta wanita cantik itu.
"Hm, kau orang she Bhok? Mau apa?"
"Hi hik. wanita cantik, disebelah laki-laki muda itu mendahului. "Kami datang untuk membayar hutang, Golok Maut. Dan kebetulan sekali jumpa denganmu disini!"
"Benar, kau membuat malu aku, Golok Maut. Dan kini aku datang bersama Kim-liong pangcu (ketua Kim liong pang)!" laki-laki muda itu yang bukan lain Bhok kongcu adanya membentak.
Temannya itu bukan lain Mao siao Mo-li dan wanita cantik ini mencabut payungnya, payung baru setelah yang lama rusak. diputus atau dibabat Golok Maut itu, dalam pertempuran mereka yang lalu.Dan ketika Kim liong Sian li juga membentak dengan seruan nyaringnya maka anak buah Kim liong pang maju menyebar mengelilingi Golok Maut itu.
"Pembunuh berdarah dingin, aku menuntut hutang adikku yang kau bunuh. Menyerahlah dan jelaskan kenapa kau membunuh ketua Hek-liong pang!"
"Hm!" Golok Maut tenang-tenang saja, menarik napas dalam. "Tak usah bercuap-cuap. Kim liong Sian li. Kau dan semua orang tahu bahwa aku membenci orang-orang she Coa dan Ci. Kalau kalian ber she Coa atau Ci tentu sudah kubunuh!"
"Keparat, kau kurang ajar, Golok Maut. Kau tak menghargai nyawa orang. Sekarang bersiaplah menerima hukuman atau kau menyerah baik-baik!"
Golok Maut tertawa mengejek. "Kim liong Sian li," katanya dingin. "Aku tak berniat menghajar kalian sebaiknya minggir dan tahu diri....."
"Apa katamu?" nenek itu melengking. "Jahanam kau, Golok Maut. Kalau begitu mampuslah.....singg!" pedang si nenek tiba-tiba suduh dicabut meluncur dan mendesing menuju tenggorokan Golok Maut.
Dan begitu Golok Maut mengelak dan diserang lagi tiba-tiba Bhok kongcu dan lainnya bergerak menyerang dari kiri dan kanan dan tiba-tiba anak buah Kim-liong pang juga berseru keras.
Mereka marah melihat si Golok Maut ini, beberapa teman mereka sudah dibunuh tanpa ampun. Dan ketika Golok Maut berkelebat menghindar dan Bhok kongcu sudah mencabut ikat pinggangnya sementara Mao siao Mo-li membentak menggerakkan payungnya maka dua orang itu sudah menerjang membantu ketua Kim-liong pang, bergerak susul menyusul dan belasan anak buah Kim-liong pang menyerang dibelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
General FictionGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...