7

1.1K 24 0
                                    

"HA HA HA, sekarang kalian mengakui kelihaianku, Bhi Pui. Sekarang aku dapat bersenang-senang dengan kalian!" pemuda she Bhok itu meloncat, menghampiri Bhi Pui dan dengan leluasa ia menggerayangi tubuh gadis itu. Bhi Pui mengeluh dan memaki-maki namun Bhok kongcu malah tertawa gembira. Dan ketika pemuda itu mencium dan gadis baju merah ini tak berdaya maka Bhok Li sudah membuka bajunya untuk bertindak lebih jauh.

"Brett!"

Bhi Pui menjerit kecil. Bajunya, yang sudah direnggut dan robek lebar memperlihatkan bagian tubuhnya yang putih menggairahkan. Bhi Li disana berteriak dan memaki-maki pemuda itu, tak dihiraukan dan Bhok kongcu sudah mendengus dan menciumi bagian ini, tertawa. Dan ketika pemuda itu menyelinapkan jari ke perut Bhi Pui dan siap merenggut celana gadis itu maka Bhi Li hampir pingsan dan Bhi Pui sendiri nyaris histeris.

"Bhok koko, tidak. Jangan lakukan itu. ooh ....!"

Namun Bhok Li tertawa bergelak. Dia menggerakkan jari dan celana itu siap direnggut. Namun tepat jari pemuda ini menempel perut dan Bhi Pui juga hampir pingsan mendadak sebuah tendangan membuat pemuda ini terlempar dan terbanting.

"Orang she Bhok, lepaskan korbanmu!"
Bhok kongcu terkejut. Dia terpekik terlempar bergulingan, nafsunya lenyap terganti kaget dan marah. Dia tak mendengar suara apa apa dan tahu tahu seseorang menendangnya. Dan ketika pemuda itu meloncat bangun dan mau memaki mendadak ia tertegun.

"Golok Maut....!"

Bhi Pui dan adiknya tersentak. Mereka melihat seseorang berdiri disitu, menghadapi Bhok kongcu. Tubuhnya membelakangi namun caping lebar jelas menutupi muka orang ini, laki-laki tegap bertubuh sedang. Dan ketika mereka tercengang dan kaget tapi tentu saja girang maka Bhok kongcu sudah dapat menenangkan dirinya dan kini maju membentak,

"Golok Maut, kau datang menghilangkan selera orang? Kau berani menendangku?"

"Hm!" suara yang dingin dan beku itu serasa tak berperasaan. "Aku datang karena tak suka melihat perbuatanmu. Bhok kongcu. Aku muak melihat sepak terjangmu mengganggu wanita. Pergilah dan jangan ganggu mereka lagi!"

"Keparat!" pemuda she Bhok ini marah. "Kau berani mengusirku. Golok Maut? Kaukira aku takut? Bedebah, coba terima ini dan mampuslah .....wut!" pemuda itu menerjang, dua jarinya menotok ulu hati dan Golok Maut tertawa dingin.

Lelaki bercaping ini tidak mengelak atau menangkis, dia menunggu sampai dua jari pemuda itu dekat benar. Dan ketika totokan hampir mengenai ulu hatinya dan Bhok Li girang tiba-tiba lelaki ini berkelit dan... luputlah totokan itu serambut saja disisi kanan.

"Eh!" Bhok Li terkejut. "Kau pamer kepandaianmu, Golok Maut? Coba lagi yang ini... wut wut!" pemuda itu membalik, menerjang dan kini tujuh totokan beruntun bercuitan menyambar tubuh lawannya itu.

Golok Maut mengegos dan mengelak sana sini, kakinya tidak bergerak kecuali bagian atas tubuhnya yang menghindari semua serangan lawannya itu. Dan ketika Bhok kongcu terkejut dan membentak marah tiba-tiba pemuda ini sudah menghantam dan menggerakkan kelima jari menampar kepala lawannya itu.

"Dess!"

Bhok Kongcu malah terbanting menjerit mengaduh-aduh. Tadi Golok Maut menggerakkan lengan dan menangkis tamparannya itu. Dan begitu lengan beradu jari mendadak pemuda she Bhok ini seakan menampar batangan baja dan kontan dia terbanting, menjerit dan bergulingan meloncat bangun dan tampaklah kini betapa pucat muka pemuda itu.

Dalam gebrakan tangan kosong ini dia kalah! Tapi membentak dan mencabut ikat pinggangnya tiba2 Bhok kongcu sudah memekik dan menyerang kembali, mengerahkan sinkang dan ikat pinggangnya sudah berobah kaku seperti lempengan baja, lurus menyambar namun Golok Maut mengelak. Dan ketika pemuda itu memekik dan menyerang lagi maka Golok Maut menghindar sana sini dan membiarkan ikat pinggang lawan lewat seinci atau serambut saja, tak pernah mengenai tubuhnya dan Bhok Li marah bukan main, juga penasaran.

Golok Maut - BataraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang