Hwa Kin menangis. Berada di tengah tengah kurungan demikian banyak orang tiba-tiba gadis ini pusing. Sin Hauw menghadapi puluhan lawan namun hebat anak laki-laki itu, dapat menghalau dan menangkis semua senjata. Dan ketika Kwi goanswe melotot karena baru dua tahun saja anak ini sudah dapat memberi perlawanan mengagumkan maka jenderal itu membentak dan maju sendiri, mencengkeram dan menggerakkan pedangnya dan terpentallah tombak di tangan Sin Hauw.
Anak itu terkejut karena dia memang masih bukan tandingan Kwi-goanswe, jenderal itu maju lagi dan melakukan serangan-serangan cepat. Dan ketika dia mengelak dan tangan kiri jenderal itu menyambar maka untuk pertama kalinya Sin Hauw terbanting.
"Dess!"
Hwa Kin menjerit. Sin Hauw bergulingan mengeluh tertahan, pukulan kwi-goanswe tadi terlalu hebat baginya. Maklumlah, jenderal itu memang bukan orang sembarangan dan Sin Hauw sendiri baru dua tahun belajar silat, jelas kalah pengalaman dan tenaga.
Dan ketika anak itu bergulingan meloncat bangun dan disana gurunya terbelalak melihat keadaannya maka Hwa liong Lo kai sendiri terlempar menerima tusukan tusuk konde.
"Brett!"
Guru dan murid jadi kelabakan. Sin Hauw dan Hwa-liong Lo kai sama-sama melengking, mereka melompat bangun dan memberi perlawanan lagi. Namun ketika Kwi goanswe mendengus dan menggerakkan tangan kirinya maka tombak tertolak dan Sin Hauw lagi-lagi terbanting, berteriak karena kali ini pukulan jenderal itu lebih keras lagi.
Sin Hauw melompat namun lawan mendahului. Dan ketika dia terhuyung dan jenderal itu menggerakkan pedangnya maka bahu anak itu terluka dan sebuah tamparan mengakhiri perlawanan anak ini.
"Cret bluk!"
Sin Hauw pingsan. Anak itu roboh dan tidak sempat menjerit lagi, Kwi-goanswe menendang dan seorang pengawal menangkap anak laki-laki itu. Dan ketika semuanya berlangsung begitu cepat dan Hwa liong Lo kai pucat serta marah tiba-tiba Hwa Kin menubruk dan menjerit menyerang pengawal.
"Hei, jangan jauh-jauh dariku!"
Namun terlambat. Gadis itu terlanjur dan tak mungkin dapat dicegah, dia marah karena adiknya terluka dan ditangkap. Maka begitu si pengemis berteriak sementara dia sendiri sudah menubruk si pengawal maka Kwi-goanswe bergerak dan tahu-tahu lengan jenderal tinggi besar itu menyambar pundaknya. Dan begitu Hwa Kin mengaduh dan jenderal ini mencengkeram maka gadis itu pun ditendang dan mencelat diterima pengawal, langsung roboh pingsan.
"Tawan gadis ini pula, ikat dibelakang!"
Hwa liong Lo-kai terbelalak. Kalau dua-duanya sudah ditangkap dan dirobohkan musuh repotlah dia menyelamatkan muridnya. Kakek ini membentak dan tiba-tiba mengamuk, tombak diluncurkan dan menyambarlah ketenggorokan Pek wan. Dan ketika Lutung Putih berteriak karena kaget maka kakek itu berkelebat dan menghantam Sepasang Dewi Akherat.
"Plak des dess!"
Tiga orang itu terdorong. Hwa liong Lo kai rupanya mengerahkan segenap tenaga dan Im kan Siang li berseru marah, mereka terhuyung dan rambut pun menjeletar. Pek wan mengelak dan menangkis, tombak yang menyambar akhirnya meluncur ke belakang dan mengenai seorang perajurit, roboh dan berteriak ngeri.
Dan ketika pengawal itu roboh dan tewas karena tombak menembus punggungnya maka kakek ini sudah berkelebatan dan menerjang lawannya, mempergunakan tangan kosong dan Kim kong ciangnya menyambar-nyambar.
Dengan tangan kosong saja kakek ini sebenarnya lebih berbahaya daripada bersenjata. Tapi karena Im kan Siang li adalah sepasang nenek lihai dimana kepandaian mereka setingkat di atas Pek wan maka pukulan-pukulan kakek itu dapat ditahan dan Kwi-goanswe maju pula menyerbu, tak sabar karena Hwa liong Lo kai masih hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
General FictionGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...