"SIN HAUW, menyerahlah. Kau kami tangkap!"
Sin Hauw menggereng. Dia meloncat keluar kamar dan tubuh Tang Kiok dipondongnya, mandi darah namun Sin Hauw tak perduli. Bajunya basah oleh wanita itu namun Sin Hauw membiarkannya.
Matanya tajam menatap ke depan dan tampak berapi-api, membakar siapa saja dan semua orangpun tertegun. Matanya itu rasanya sanggup menghanguskan setiap orang dengan sekali pandang saja, menelan dan melahap siapa saja yang berani beradu pandang dengannya. Dan ketika Sin Hauw tegak dengan wanita berlumuran darah di bahunya maka pemuda itu balas membentak, suaranya menyambar bagai geiedek di siang bolong.
"Kwi-goanswe, jahanam keparat kau! Majulah, tak usah banyak cakap. Kau telah menipu dan mempermainkan aku!"
"Keparat, kau yang jahanam. Sin Hauw. Kau pemberontak dan tak tahu diri, menyerahlah, atau kami semua akan menyerangmu!"
"Kenapa banyak cakap? Majulah, Kwi-goanswe, dan mari kuantar kau ke neraka jahanam!" dan Sin Hauw yang tidak kuat lagi menahan marah tiba-tiba membentak dan sudah berkelebat ke depan, menyambar pengawal yang ada di muka dan pengawal-pengawal itu terkejut.
Sin Hauw mencabut Golok Mautnya dan sinar kemerahan menyambar mereka, dari atas ke bawah. Dan ketika mereka menangkis namun tombak atau pedang putus dibabat tiba-tiba saja sinar merah itu terus menyambar mereka dan meluncur lurus ke leher Kwi-goanswe.
"Tahan dia, awas... cring-crangg!"
Pedang dan tombak mencelat entah kemana. Sebelas pengawal tiba-tiba roboh menjerit ketika golok di tangan Sin Hauw berkelebat menyambar, tak kenal ampun dan terpekiklah tujuh prang pertama ketika leher mereka tergurat panjang, mandi darah dan tentu saja orang-orang itu terjungkal. Dan ketika yang lain juga terpelanting dan terlempar ke kiri kanan maka Kwi-goanswe terkejut melihat sinar kemerahan itu menuju lehernya, cepat dan tak kenal ampun dan tentu saja jenderal ini membanting tubuh bergulingan, tak sempat mengelak karena gerakan Sin Hauw luar biasa cepatnya. Satu-satunya jalan hanya melempar tubuh bergulingan itu. Dan ketika hal itu sudah dilakukan namun masih juga pundak kirinya robek tersambar maka jenderal ini berteriak menyuruh pasukan panah melepas panahnya.
"Bunuh dia! Panah...!"
Puluhan panah tiba-tiba menyambar. Jepretan yang hampir berbareng disusul sinar-sinar hitam yang menuju Sin Hauw bergerak bukan main cepatnya. Sin Hauw memutar golok dan semua panah itupun runtuh, tak kurang dari tujuh puluh jumlahnya.
Tapi ketika pasukan kembali mementang gendewanya dan puluhan panah menjepret menuju Sin Hauw maka Sin Hauw berkelebatan mengerahkan ginkang, menangkis dan meruntuhkan panah-panah itu namun pasukan tombak mendapat aba-aba.
Seratus orang sudah menggerakkan tombaknya pula dan menyambarlah dari mana-mana senjata panjang itu. Sin Hauw sibuk dan marah, akhirnya melengking-lengking dan bergeraklah pemuda itu bagai bayang-bayang yang luar biasa cepatnya.
Betapapun dia tak boleh lengah karena lawan hendak membunuhnya. Sin Hauw marah karena dua ratus lawan menyerangnya dari jauh. Dan ketika dia berkelebatan menangkis sambaran panah atau tombak tiba-tiba delapan ratus yang lain mulai bergerak dan menyerang.
"Ha-ha, mampus kau, Sin Hauw. Mati kau sekarang!"
Sin Hauw membentak panjang. Akhirnya dia demikian sibuk menyelamatkan dirinya, lupa pada mayat Tang Kiok dan tubuh wanita itu menjadi korban. Beberapa panah atau tombak yang luput menyambar Sin Hauw mengenai tubuh wanita ini, tubuh yang sebenarnya sudah menjadi mayat.
Dan ketika suara "crap-crep" membuat Sin Hauw naik darah karena tubuh wanita itu sudah penuh oleh tombak atau panah maka Sin Hauw tiba-tiba meloncat berjungkir balik tinggi sekali, begitu tinggi hingga pasukan panah atau tombak tertegun. Sin Hauw sudah berjungkir balik begitu jauh dan tingginya hingga tahu-tahu ia sudah hinggap di wuwungan paling tinggi, turun dan lenyap di sini. Dan ketika ia keluar lagi namun sudah tidak membawa mayat Tang Kiok maka Sin Hauw terjun dan sudah menyerang pasukan di wuwungan yang lain, berkelebat dan berjungkir balik melayang kesini dan kagetlah semua orang ketika Golok Maut tiba-tiba berkelebatan meminum darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
Fiksi UmumGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...