4

1.5K 22 1
                                    

"Kau she Coa?"

"Bukan."

"Kau she Ci?"

"Bukan."

"He, kalau begitu siapa namamu?"

"Ha-ha, aku Golok Maut, Kong-lian. Dan kalau kau she Coa atau Ci maka kau akan kubunuh!"

Dua anak muda bergurau di tengah jalan, tertawa-tawa dan tuding-menuding. Mereka itu membawa buntalan besar dipunggung, masing-masing ejek-mengejek dan nama Golok Maut dibuat bahan permainan. Mereka itu saling pukul dan tampar dipundak temannya. Dan ketika siang itu mereka tiba di hutan dan berteduh di bawah pohon maka Keng Han, pemuda pertama duduk membanting pantatnya.

"Hai, tak usah bergurau lagi. Suhu menyuruh kita menyelidiki si Golok Maut itu dan bukan mengolok-oloknya!"

"Ha, kau takut?"

"Siapa takut? Kita bertugas membela si teman, Su Tong. Kalau Golok Maut itu ada disini tentu kutangkap dia!"

"Dan kau gebuki pantatnya," Su Tong, pemuda, kedua tertawa. "Kau harus menghajarnya seperti anak kecil dulu, Kang Han. Baru menyerahkan kepadaku untuk kuseret menghadap suhu!!"

"Hm. masa begitu? Kalau aku yang menangkapnya maka aku pula yang membawanya, Su Tong. Kau jangan enak sendiri dan mau menonjolkan jasa!"

"Ha-ha, bukan begitu. Tapi, eh siapa itu?" Su Tong. pemuda ini berhenti dan menoleh.
Mereka tiba-tiba melihat seorang wanita muda muncul dari dalam hutan. membawa payung. Muncul seperti siluman dan dua pemuda ini bengong. Mereka itu melihat seraut wajah yang cantik dan tubuh menggaiurkan, tiba-tiba jakun mereka naik turun dan Su Tong melihat temannya melonpat bangun.

Keng Han, pemuda yang duduk tadi tiba-tiba bersinar-sinar. Dan ketika mereka tertegun dan wanita muda yang cantik itu melenggang dan akhirnya melewati mereka berdua maka, seperti disambar gunting tajam, dua pemuda ini mendapat senyum dan kerlingan maut, tajam menyambar!

"IH, numpang lewat, ji-wi kongcu. Permisi."

Dua pemuda itu mengangguk. Mereka serentak menggerakkan kepala dan memasang senyum lebar-lebar. Su Tong bahkan mengedipkan sebelah matanya, satu balasan nakal. Namun ketika wanita cantik itu lewat dan lenyap di depan mendadak dua anak muda ini mengkirik dan tertegun.

"Eh, hantukah dia?"

"Wah. silumankah itu?"

Keng Han dan temannya terbelalak. Mereka tiba-tiba hampir berbareng berkelebat. ke depan. menuju tikungan dimana wanita cantik itu lenyap. Tapi ketika mereka tiba disana dan longak-longok mendadak dibelakang terdengar seruan lirih dan wanita itu justeru di tempat mereka semula, dibawah pohon!

"Ih, semut, kongcu. Buntalan kalian penuh semut!"

Keng Han dan temannya membalik dengan cepat. Mereka tadi melihat wanita itu ada di depan, bagaimana kini tahu-tahu ada dibelakang dan di tempat mereka semula? Dan berkelebat serta hampir berbareng pula menginjakkan kakinya ditempat mereka maka dua pemuda ini tertegun melihat wanita itu mengebut-ngebut semut dibuntalan mereka.

"Maaf, batu kemalaku jatuh disini. Terpaksa aku kembali dan melihat buntalan kalian yang penuh semut."

Dua pemuda itu menjublak. Mereka melihat wanita cantik itu memungut sebuah batu kemala, entah bagaimana memang betul jatuh disitu dan kini wanita itu menyimpannya di balik baju.
Lenggang dan gerakan lengannya yang begitu halus memikat membuat dua pemuda ini berdesir, mereka tadi melihat sekilas bagian dada yang bersih dan montok, bagai bola!! Dan ketika mereka tertegun dan bengong seperti orang tersihir maka wanita itu bangkit dan mengibas-ngibaskan pakaiannya sendiri, yang dirayapi semut.

Golok Maut - BataraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang