16

850 20 0
                                    

"LOCIANPWEE...locianpwee Sin-liong Hap Bu kok dan Cheng Giok sian Li?"

"Ya, kamilah itu Sin Hauw. Dan kami juga sahabat mendiang ayahmu."

"Oh.." Dan Sin Hauw yang berlutut namun menangis lagi tiba-tiba dicengkram gurunya.

"Lihat.." Kakek ini gemetar. "Mereka orang-orang yang hebat, sin Hauw. Gurumu sekarang pun bukan tandingannya! Maukah kau menjadi muridnya dan mengikuti mereka?"

Sin Hauw menguguk.

"Jangan cengeng!" Hwa-liong Lo Kai membentak. "Mereka atau gurumu sama saja, sin Hauw. Aku atau Cheng Giok Sian Li akan melindungimu seperti mendiang ayahmu dulu. Sekarang katakan bahwa kau suka menjadi murid mereka!"

"Tapi... tapi suhu..."

"Aku akan mampus bocah. Racun telah mengeram di tubuhku tak dapat hilang!"

"Tidak.... jangan begitu, suhu.... aku...."

"Heh!" kakek itu tiba-tiba mendelik. "Kau mau membuat...gurumu...tak mati...meram, Sin Hauw? Kau tak segera menyebut suhu dan subo pada mereka?" dan, ketika bocah itu menangis dan tersedu-sedu kakek ini terengah dan batuk-batuk, menggigil, "Sin Hauw, tak... perlu banyak peradatan lagi. Kalau kau tak mau memenuhi permintaan ini kau akan menyesal seumur hidup. .. ugh!" kakek itu melontarkan segumpal darah, terguling dan Sin Hauw menangis megerung-gerung, Sin Hauw menjerit dan memanggil gurunya itu.

Tapi ketika Hwa-liong Lo-kai melotot dan kejang-kejang ternyata kakek ini meminta agar Sin Hauw menjalankan upacara singkat mengangkat dua orang itu sebagai gurunya yang baru, ingin mendengar anak laki-laki itu menyebut suhu dan subo (Ibu guru) kepada dua suami isteri gagah itu dan Hwa-liong Lo-kai kehabisan tenaga.

Kakek ini terbeliak dan tersendat-sendat, napasnya sudah mau putus. Dan ketika Sin Hauw mengguguk namun menjalankan juga perintah gurunya, tiba-tiba kakek itu terguling dan sempat tertawa aneh.

"Ha ha, terima dirinya, Cheng giok.... selamat tinggal.." dan begitu terguling serta menghembuskan napasnya yang penghabisan tiba-tiba kakek ini telah tewas dan menggeliat lemah, tidak bergerak lagi dan menjeritlah Sin Hauw sejadi-jadinya.

Kematian gurunya yang begitu menyedihkan membuat anak ini terguncang. Dua kali dia harus menghadapi kematian orang-orang yang disayang. dulu ibunya sekarang gurunya ini. Dan ketika anak itu mengguguk dan berteriak memanggil gurunya, tiba-tiba Sin Hauw pingsan dan roboh pula di samping kakek itu.

"Hm, bocah yang menyebalkan!" Cheng Giok marah. "Bagaimana, Hap-ko? Apakah bocah ini pantas menjadi murid kita?"

"Tiada jalan lain," sang suami menarik napas. "Lo-kai telah menyerahkannya kepada kita, Sian-li. Dan kita harus menerima."

"Tapi bocah ini rupanya terpaksa. Kalau dia tidak suka lebih baik batalkan hubungan ini!"

"Eh, tidak. Jangan, Isteriku. Dia keturunan Sin Lui! Tentu ada sesuatu yang belum kita mengerti dan sebaiknya kita urus mereka ini!"

Sin-liong Hap Bu Kok menyambar Sin Hauw, menotok dan menyadarkan anak itu sementara isterinya bergerak mengurus mayat Lo-kai, Kakek pengemis itu telah tewas dan mereka memang tak dapat menolong.

Racun dan luka yang ada di tubuh Lo-kai terlalu parah, Ang tok-coa benar-benar ular yang berbisa dan jahat. Dan ketika Sin Hauw siuman dan dua suami isteri itu mengubur mayat Lo-kai maka anak ini tersedu-sedu dimakam gurunya, masih tak dapat menahan diri dan Cheng Giok Sian-li jengkel.

Wanita itu menganggap Sin Hauw terlalu lemah dan cengeng, tak suka dia. Dan ketika seharian itu Sin Hauw menangisi gurunya dan diminta meninggalkan gunung ternyata Sin Hauw menolak.

Golok Maut - BataraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang