"HA-HA!" Ci-ongya tertawa bergelak. "Kau cerdik, Coa-ko. Kau pintar! Akh, betul sekali. Kenapa tidak kuusir anakku itu ke lain tempat? Baiklah, dengan pergi ke Hek-yan-pang maka Ci Fang akan mendapatkan penggantinya, Coa-ko. Dia tak akan menggangguku lagi dan Lan Hong tetap disini!"
"Atau kalau kau tak sayang selirmu itu lebih baik bunuh dia, babat sumber penyakitnya!"
"Tidak, aku menyayangnya, Coa-ko Aku masih menghendaki Lan Hong. Dia sumber cinta dan kehangatan bagiku!"
"Hm, kalau begitu terserah. Anakmu itu segera diberangkatkan dan tulis surat kepada ketua Hek-yan-pang itu."
"Baik!" dan begitu Ci-ongya menurut nasihat kakaknya dan menulis sebuah surat maka tak lama kemudian dia sudah memanggil orang kepercayaannya untuk membawa Ci Fang keluar dari Istana, menuju Hek-yan-pang berdalih mencari perlindungan anaknya itu dari ancaman Golok Maut, yang telah datang dan menyatroni istana.
Dan karena hal ini sudah diceritakan di depan dan Ci Fang sendiri tak berani membantah karena pamannya menegur dan mengecam perbuatannya maka pemuda itu menurut meskipun diam-diam tak dapat melupakan ibu tirinya itu, Lan Hong yang molek dan yang semalam baru saja tidur bersamanya, memadu cinta dan kalau bukan pamannya yang memisah barangkali pemuda ini akan berontak.
Terhadap pamannya she Coa itu Ci Fang agak takut, dia menaruh segan dan hormat. Dan ketika dia dibawa ke Hek-yan-pang dan sudah mendengar bahwa di dalam perkumpulan itu banyak wanita-wanita yang akan menghiburnya, kalau dia dapat masuk dan berkenalan maka pemuda ini berharap seperti apa yang diam-diam diinginkan. Tapi celaka, di awal perjumpaannya ternyata anak-anak murid Hek yan-pang bersikap ketus. Mereka rata-rata galak dan sang ketua ataupun wakil ketuanya tak ramah. Dan ketika dia dikurung dan berhari-hari disitu mendapat kenyataan bahwa Impiannya buyar maka Ci Fang kecewa dan sepanjang hari menggerutu dan mengumpat.
Sampai akhirnya datang Golok Maut untuk kedua kalinya itu, marah-marah mencari Wi Hong namun tak jumpa, dikeroyok murid-murid Hek-yan-pang namun tak ada yang dapat menandingi. Dan ketika Golok Maut malah teringat padanya dan hampir dia terbunuh kalau tidak muncul pemuda baju putih yang gagah perkasa itu maka Ci Fang akhirnya melarikan diri setelah Golok Maut pergi, mempergunakan kesempatan selagi anak-anak murid Hek-yan-pang slbuk, menyaksikan pertandingan antara Beng Tan dengan Swi Cu. Dan ketika semua sedang terpusat disini dan Ci Fang menyelinap diam-diam maka pemuda itu sudah mengambil sebuah perahu dan kabur, meninggalkan Hek-yan-pang!
Tapi pemuda ini mengeluh. Sebagai putera seorang pangeran yang tak pernah melakukan pekerjaan berat ataupun latihan fisik maka dia merasa tersiksa ketika melarikan diri meninggalkan perkumpulan para wanita itu. Dia jatuh bangun ketika harus menerabas hutan, melampaui semak dan duri dan sebentar saja bajunya koyak-koyak, Dulu dia datang di atas tandu, dipikul. Kini tiba-tiba saja harus mempergunakan kedua kakinya untuk kabur, tak ayal menjadi demikian tersiksa dan pemuda ini mengeluh serta mengumpat caci, akhirnya roboh dan memaki-maki Golok Maut pula hingga didengar tiga anak murid Kim-liong-pang, yang heran melihat seorang pemuda lemah bisa bermusuhan dengan Golok Maut, tokoh yang lihai!
Tapi begitu melihat Ci Fang mulai menunjukkan tanda-tanda kepemogorannya dan pemuda ini berkesan pemuda hidung belang yang ingin mengganggu mereka maka Ci Fang ditinggal dan tiga murid cantik Kim-liong-pang itu pergi, tiba-tiba muncul Siluman Kucing Li Eng Hwa ini, yang tidak memperkenalkan julukannya kecuali namanya saja. Dan karena Siluman Kucing itu adalah wanita cabul dan sekali lihat dia tahu macam apa adanya pemuda itu maka Ci Fang terjebak dan terhanyut dalam sikap dan gerak-geriknya yang memikat, segera saja menjadi "makanan" Siluman Kucing ini dan Ci Fang mabok.
Pemuda itu tak tahu bahwa diam-diam dirinya akan diperalat wanita cabul itu, yang kini sudah menjadi kekasihnya. Dan ketika mereka berdua bersenang-senang dan sepanjang jalan Ci Fang mendapat servis dan pelajaran cinta yang bukan main hebatnya maka pemuda ini tenggelam dan segera bertekuk lutut di depan si cantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golok Maut - Batara
General FictionGIAM-TO (Golok Maut) dikenal orang pada jamannya Lima Dinasti. Waktu itu Tiongkok Utara kacau, kerajaan Tang baru saja tumbang. Dan ketika kekalutan serta pertikaian masih mendominasi suasana maka daerah ini seakan neraka bagi kebanyakan orang. Li K...